Aku memasang senyum kecil dan kembali meringkuk didalam selimut sembari memegangi perutku yang sangat-sangat-sangat sakit! Mana disini gak ada yang namanya obat pereda nyeri, aku bisa apa?

"Haruskah saya memberitahu tuan?"

"Jangan!" Ntar berabe nantinya. Jason terlihat sedih atas penolakan yang kuberikan, mungkin dia merasa tidak berguna karena hanya diam dan membantu beberapa pekerjaan kecil dirumah...

Aha! Aku punya ide!

"Aku baik-baik saja, lebih baik kau bantu ibuku diladang dan katakan pada ibu ku "putri tercinta tersayang paling cantik sedunia ini sedang dilanda 'itu' jadi dia tidak bisa ikut turun tangan ke ladang", paham?"

Wajahnya sedikit sumringah, ia lalu mengangguk dan memberi hormat seolah aku ini adalah bangsawan dan keluar dari kamarku, baiklah, wahai perut dan pinggang yang sakit tolong jangan ikuti langkah ku ke negeri dongeng impian dialam bawah sadarku oke? Aku ingin tidur, aku lelah dengan seluruh ketidaknyamanan yang aku rasakan saat ini.

Mari hitung ratusan domba dan melangkah kedalam mimpi indah.

Saatnya tidur.

"Zzz....Zzz...."

***

"Berapa lama dia tertidur?"

"Saat saya disuruh keluar dan membantu Nyonya Berthe, nona masih melambaikan tangan."

"Begitu, baiklah."

Edwin menutup pintu kayu berdecit itu dengan hati-hati agar empunya kamar tidak terganggu ia lalu memasang senyum (terpaksa) ramah kepada Berthe yang masih membekap mulutnya tak percaya.

"Salam nyonya Berthe, atau haruskah saya memanggil anda....ibu mertua?"

***

"Uhmm..."

Kenapa panas sekali? Biasanya hawa pegunungan dekat sini dinginnya minta ampun, mana perut masih nyeri tak terkira. Astaga, rasanya benar-benar menyiksa! Kenapa wanita harus menderita Seperti ini tiap bulannya? Huhu....

"Ah! Kenapa sesak sekali!"

Aku menggeliat kesana kemari dan membuka selimut secara asal karena udara panas yang menerpa tubuhku, heh, padahal ini hampir musim dingin! Kenapa suhunya semengerikan ini hah? Dan kenapa tiba-tiba kasur nyaman ini terasa begitu sempit? Aku tidak bisa bergerak dengan nyaman ditambah dengan keadaan fisik ku yang benar-benar drop saat ini.

"Sudah bangun?"

"Hush!"

"Ini sudah malam loh, kenapa kau bilang panas sedari tadi? Aku sendiri malah kedinginan disini. Mana kasurnya sempit juga."

"Diamlah! Aku ingin tidur!"

"Aku juga ingin tidur, tapi kasur ini benar-benar tidak nyaman."

"Kalau begitu turun dari sini!"

Siapa yang mengajakku berbicara tengah malam begini hah?! Mana suaranya serak gitu, gak mungkin makhluk halus kan? Disini ngga ada genderuwo kan? Memikirkan segala kemungkinan yang ada, aku memutar kepala ku kebelakang dengan mata terbuka lebar, karena gelap jadi tidak terlalu jelas tapi aku dapat melihat tubuh besar pria yang menutup matanya dan memasang senyum mengerikan.

Astaga....!

SIAPA ORANG MESUM INI HAH?!

"AAAAAA—!"

I'm Giselle but I'm not Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang