"Aku gak laper, bu. Bu, tolong bawain baju aku, ya,"

"Iya, kamu jagain Selena ya, sayang,"

"Iya, bu,"

Ayah dan ibu pergi dari ruangan rawatku. Kak Seonghwa kembali menoleh ke arahku.

"Selena, maafin kakak, ya. Kakak gak bisa jagain kamu. Harusnya kakak bolos aja, biar bisa jemput kamu. Kakak memang gak becus jadi kakak untuk kamu. Kakak juga ngerasa bersalah ke ayah dan ibu," Kak Seonghwa bermonolog, tapi seakan dia berbicara denganku.

Kak Seonghwa tetap menggenggam tanganku, kemudian dia menciumnya.

"Selena, cepetan sembuh, ya. Nanti kalau sudah sembuh kakak janji bakalan beliin Selena album. Album aja ya, Selena kan udah punya lighstick,"

Aku tetap tidak bergerak. Aku masih tidak sadarkan diri. Maafkan aku kala itu, kak.

"Selena, kalau kamu udah sembuh, kita jalan-jalan, ya. Nanti kita pakai motor ayah aja. Nanti kita ke Korea lagi, kita kunjungin Chaewon. Kita temuin tante Hyerin,"

Kak Seonghwa tetap menatapku sambil memegang tanganku.

"Kamu tahu Selena, sebenarnya kakak bukan saudara kandungmu. Benar kata orang-orang, kita bukan kakak adik yang sedarah. Apa kamu juga tahu, pria yang mengejar kita dan bertemu dengan kita di rumah sakit itu siapa? Itu adalah ayah kandung kakak,"

Tiba-tiba ada sesuatu yang memaksaku untuk sadar. Aku menggerakkan tanganku perlahan.

Kak Seonghwa terkejut melihat tanganku dan segera memanggil dokter. Dokter bilang aku sudah sadar, tapi perban harus tetap dipakai. Kak Seonghwa langsung menelepon ayah.

"I-bu..," kataku dengan suara pelan.

"Ini kakak," Kak Seonghwa menjawab panggilanku sambil mengusap tanganku.

"K-kak S-eonghwa?"

"Iya sayang, ini Kak Seonghwa,"

"Kepala aku sakit, kak,"

"Iya sayang, kakak tau. Kamu jangan terlalu banyak gerak dulu,"

"K-akak mata aku kenapa? Kok diperban?"

Kak Seonghwa diam.

"Kenapa diam?"

"Mmm, bentar lagi ayah dan ibu datang,"

"Ayah sama ibu kemana?"

"Tadi pulang sebentar. Tunggu, ya,"

"Kak, kenapa kakak gak jawab pertanyaan aku?"

"Selena diam dulu, ya. Selena kondisi kamu masih lemah, jadi jangan banyak bicara dulu,"

"Tapi aku mau lihat muka kakak,"

"Iya, kakak tahu. Sabar, ya,"

"Kak, tadi Selena mimpi,"

"Selena, kamu jangan terlalu banyak ngomong,"

gadis yang merindukan cahaya rembulan Kde žijí příběhy. Začni objevovat