present : IV

610 89 32
                                    

"Siap melaksanakan misi pertama, kak Allen?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Siap melaksanakan misi pertama, kak Allen?"

Allen hanya tersenyum menanggapi ucapan Seongmin. "Tentu."

Wonjin yang melirik ke layar komputer Seongmin mengangkat alis dan tersenyum lebar sebelum menoleh pada Allen. "Apakah kau penganut kapitalisme?"

"Uh...?" Allen mengerjap. "Maksudku—ya, aku bisa mengorbankan apapun demi menjamin hidupku dan orang yang kupedulikan aman dan nyaman, mungkin bukan kapitalisme, hanya egoisme. Kenapa?"

"Apa kau seorang idealis? Apa idealismemu?"

"Tetap hidup hingga besok."

Wonjin terbahak sementara Seongmin tersenyum. "Aku suka jawaban itu."

"Apa itu moral bagimu?" Kali ini Seongmin yang bertanya.

Allen mengernyit. "Kau mau jawaban anak SD atau jawaban filsuf?" Kemudian melanjutkan saat Seongmin mengendikkan bahu. "Moral untukku semacam filter? Pembatas antara manusia dan bukan."

"Oh?" Seongmin tertawa. "Kau terdengar idealis. Tolong jabarkan."

"Tak ada satupun yang dilakukan hewan bisa disebut tak bermoral, karena mereka tidak mengerti konsep nilai moral. Tapi sebagai manusia, yang mengerti nilai moral, bisa secara sadar memilih melakukan hal yang bertentangan dengannya."

"Wow." Seongmin mendesis. "Itu indah sekali."

Wonjin mendengus. "Tentu saja. Itu adalah kata-kata terkenal dari Mark Twain."

Allen hanya tertawa dan mengangguk. "Ada apa tiba-tiba bicara soal moral? Moral itu omong kosong paling besar yang aku tahu. Siapa yang peduli soal moral saat merasa dirinya termarjinalkan?"

"Baguslah kalau begitu. Karena misi untuk kita kali ini—"

"Melenyapkan mereka yang menentang orang berkuasa di pemerintahan."

"Lalu?" Allen kali ini mendekat ke monitor sang peretas. "Bukankah itu sudah biasa?"

"Bedanya kali ini... Mereka punya alasan yang benar untuk menentang, mereka...menuntut keadilan. Dan kita akan berada di sisi yang...menekan. Tapi hei, untuk itulah kita dibayar, kan?"

"Aku sejujurnya tidak suka ini." Wonjin berdecak. "Dan kak Serim juga takkan suka ini."

"Betul. Dia akan berusaha sekuat tenaga untuk menolaknya. Tapi slip gaji ratusan juta itu akan mengikatnya. Jadi kurasa tak perlu tarik urat." Seongmin terbahak.

"Kita akan melenyapkan...rakyat sipil?" Allen mengerjap. "Yang tidak punya kuasa apapun? Yang hanya mengharapkan sesuatu yang memang sudah seharusnya menjadi hak mereka?"

"Mayor Jenderal Ma Shi Quan." Allen berjengit saat Seongmin mengejakan nama dan pangkatnya. "Kita dibayar untuk ini. Slip gajimu masih hangat setelah dicetak, kurasa. Ratusan juta, kan? Itu hargamu. Harga kita. Prinsip kita adalah patuh pada mereka yang membayar."

Serendipity +SellenWhere stories live. Discover now