"Don't lie to make me happy, Alinza." Bara menyahut pelan.

Alin menghembuskan nafasnya kasar, lalu berbicara pelan. "Oke, aku nggak akan bilang gitu lagi. Percuma soalnya. "

Alin berbicara aku-kamu dengan Bara hanya untuk menjaga kesopanannya. Lagipula dia sering mendengar bahwa Bara lebih suka dengan perempuan yang menggunakan aku-kamu. Tidak! Alin sedang tidak mencoba merebut hati Bara. Hanya saja, dia memang merasa agak sungkan dengan Bara.

Bara merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah liontin dari sana. Memberikannya kepada Alin lalu berkata, "Kasih ke dia. Jangan bilang dari gue."

Alinza menerima benda itu. "Oke"

***

Gavin dan Alexa tengah beradu mulut ketika Reon yang sibuk menggoda Adara. Sedangkan Elvano hanya menjadi penonton keduanya.

Sementara Agatha lebih tertarik membaca buku novel daripada mencie-ciekan Gavin dan Alexa yang sedang beradu mulut maupun Reon yang menggoda temannya.

Dia sebenarnya bukan cewek kutu buku. Hanya saja disaat senggang, dia lebih memilih membaca buku pelajaran untuk kembali mempelajari yang tidak dia mengerti.

Namanya Adelle Agatha Valerie, mempunyai sifat yang dewasa—salah satu hal yang membuat Bara menyukainya. Selain itu, dia juga baik hati jika dibandingkan dengan Alexa yang lebih suka menyerocos galak dan mulut tanpa filternya, ataupun Adara yang lebih banyak diam karena terlalu polos.

Bangku sebelahnya diduduki seseorang yang membuat Agatha tertoleh.

Alin menyodorkan benda yang ternyata sebuah liontin. Agatha membelalak ketika melihat liontin incarannya yang baru saja Alin berikan. Seminggu yang lalu dia sempat melirik liontin itu disalah satu toko perhiasan terkenal, hanya saja uangnya sudah ia gunakan untuk shoping. Tak disangka Alin memberikan itu kepadanya.

"Dari lo?" Agatha menatap Alin tidak percaya, rasanya aneh bila Alin yang memberikannya. Jika pun iya, tidak mungkin hanya kepadanya. Tentu saja Alin juga harus memberikan untuk Alexa dan Adara.

"Bukan. Dari seseorang. Rahasia" Ujar Alin sebelum kemudian dia berangkat dan memilih duduk tepat disebelah Elvano yang sedang menonton serial drama: Benci jadi Cinta yang diperankan oleh Gavin Hafran Laudree dan Alexa Florenza Giovanny.

***

Seorang laki-laki berjalan dengan airpods yang tersumbat ditelinganya. Memasukan tangannya disaku celana agar mendapatkan kesan cool. Berjalan dengan penuh karisma fakboi yang melekat dalam dirinya.

Dia, Beltran Danial Zeth

Pangeran sekolah yang menjadi siswa paling tampan diangkatannya.

Banyak tatapan kagum yang dilayangkan untuknya, Beltran hanya membalas dengan senyum terbaiknya membuat para penggilanya hampir kehabisan nafas hanya dengan melihatnya.

Dia merasa ialah yang paling tampan sedunia. Tidak heran, jiwa narsisme nya memang separah itu.

"Hai, boleh pinjem cerminnya?" Tanya Beltran pada salah satu siswi populer yang setahunya bernama Mona.

"Bo-boleh" Mona memberikan cerminnya dengan tangan yang gemetar saking tak percayanya bisa berbicara dengan Beltran.

Beltran menatap pantulan dirinya dicermin, ia menata rambutnya keatas, wajahnya juga sudah oke, ganteng banget malah. Setelah selesai melihat penampilan wajahnya dicermin ia mengembalikan kepada Mona.

"Thank you, cantik." Beltram mengedipkan matanya singkat membuat gadis itu menahan pekikannya.

"Bro!" Daren datang menepuk bahunya pelan, lalu tidak sengaja melirik gadis yang baru saja Beltran pinjam cerminnya. Daren mengedipkan matanya singkat membuat gadis itu cepat-cepat pergi lantaran tidak ingin mati konyol gara-gara kedipan maut dua pangeran sekolah.

"Apaan, njing?" Beltran mengangkat alisnya.

"Manggil doang, bangsat." Daren mendengus.

"Lo liat Gama?" Dengan gerakan slow motion, Beltran mengangkat tangannya berlagak menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Nyangkut dibatang kali, itu kan tempat tongkrongannya!" Sahut Daren.

Beltran berdecak. "Ah, lo nggak pekaan. Gue lagi pamer, njir. Nih, liat!" Beltran mengangkat tangannya memperlihatkan jam seharga 375 juta yang Daren tatap dengan wajah tak percaya.

"Asli apa kw nih?" Daren mencoba menyentuh benda itu namun tangannya ditepis kasar oleh Beltran.

"Jangan pegang-pegang, mahal. Sori sori nih ya, gue nggak bisa makek barang kw " sombongnya.

"Alah, tai lo!" Desis Daren.

"Ini punya Bara, njir. Lecet dikit bisa mati gue." Ungkap Beltran.

"Tumben diijin pinjem?"

Beltran tersenyum smirk. "Kata siapa gue minjem? maling dong hahaha!"

"Stres. Gue doain ilang, mampus lo sama Bang Bara." desisnya membuat Beltran mengeluarkan sumpah serapah serta mengabsen berbagai macam binatang dimulutnya.

***

TBC


Harmony ; family relationshipWhere stories live. Discover now