thirteen

620 58 8
                                    

DIKELAS XI IPA 1 telah disesaki ramainya manusia. Ini dikarenakan kehadiran tiga kakak kelas-minus Bara-yang memiliki tampang malaikat yang dipuja bagai dewa berhasil mengundang para manusia-kebanyakan perempuan-untuk mengintip ketampanan lewat jendela, ada juga yang masuk dan berpura-pura untuk menemui teman mereka yang padahal hanya alibi untuk melihat tiga malaikat dari jarak dekat.

Seperti biasa, Reon berada disana untuk pacaran dengan Adara. Gavin tidak usah ditanyakan, meski benci, namun dia harus mengakui bahwa membuat kesal seorang Alexa Florenza Giovanny adalah kesenangannya. Dan seperti biasa, Elvano hanyalah penonton dari drama 'benci cinta' yang Gavin dan Alexa perankan.

Reon memperhatikan Adara yang tengah sibuk dengan novel ditangannya, pada akhirnya lelaki itu memilih berseru lantaran bosan dicueki. "Sayang?"

"Hm?" Sahut Adara dengan dehaman meski fokusnya masih tidak teralih dari novel.

Reon berdecak. "Lo nggak ada bosen-bosennya ya cuekin gue, Pul."

Sontak Adara mengangkat wajahnya, mengernyit kearah Reon. "Pul?"

"Iya, Ipul maksudnya" Reon menjelaskan namun Adara tetap tidak mengerti.

"Ipul itu siapa?"

"Kamu itu Ipul. Byutipul hehe" Reon mencolek pipi Adara membuat gadis itu seketika merona. Berdeham pelan sambil menaikan buku novel tepat didepan wajah-berlagak membaca-untuk menutupi rona merah dipipinya.

Disisi lain, Alexa yang saling adu bacot dengan Gavin menoleh ketika seseorang teman sekelasnya menyeru.

"ALEXA, ADA YANG NYARIIN LO TUH!"

Wajah Alexa langsung memerah malu tatkala tahu bahwa Robin sedang berdiri diluar menunggunya. Gavin yang menyadari itu kontan dibuat meringis ketika melihatnya, meski ada rasa aneh didadanya ketika Alexa memerah karena orang lain. Biasanya Gavin lah yang sering membuat wajah Alexa memerah walaupun bedanya, kali ini perempuan itu memerah merona sedangkan Gavin sering membuatnya memerah karena amarah.

" Kok muka lo merah? Dia siapa lo?" Alin bertanya to the point. Agatha juga tampaknya penasaran karena setahunya Alexa tidak pernah berbicara apapun tentang lelaki, bahkan Adara yang membaca novel, langsung mengangkat kepalanya-ikut penasaran.

"Ehm...bentar aja nanyanya, gue mau samperin dia dulu" Alexa masih tersenyum malu, ketika menoleh pada Gavin, wajahnya langsung berubah drastis dan dia buat sedatar-datarnya. Mengangkat tangan menunjukan kepalan tinjunya yang siap mendarat dirahang lelaki itu sewaktu-waktu jika lelaki itu membuatnya kesal.

Lalu Alexa menoleh pada Agatha dan Alin. "Gue cabut bentar, guys."

"Lex, lo hutang penjelasan sama kita" Alinza mengatakan itu dengan wajah kurang suka. Entahlah, dia sendiri memiliki feel yang tidak bagus tentang Robin.

"Iya, nanti gue bakal jelasin! Lo pada tagih aja kalo mau tau, soalnya gue gampang lupa" Alexa langsung melenggang pergi. Sebelum itu sempat mempelototi Gavin hingga lelaki itu membuang muka sambil mendengus.

Alinza melirik Gavin yang memandang punggung Alexa dengan raut sukar dibaca. "Cemburu lo?"

Gavin terkejut. "Dih, emangnya gue udah gila sampe cemburu sama cewe modelan dia?! Ya enggak lah."

Elvano mendekat kearahnya, memberi pelukan untuk menyemangatinya, tidak lupa dengan tepukan dibahunya. "Sabar, Bro. Cinta beda perasaan itu memang sekejam ini"

Elvano melirik Alin diam-diam, lalu kembali menoleh pada Gavin seraya tersenyum pahit, yang malah Gavin kira Elvano sedang meledeknya, maka dari itu Gavin memberi sebuah geplakan dikepalanya.

Harmony ; family relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang