08. An Advice From Lisa

Start from the beginning
                                    

Rose terkekeh seraya mengangguk. "He is a good person, dia gak akan ngelakuin itu Lisa. Slow down oke."

"Ya, i'm just telling you about it. Siapa yang tau kan?"

"Iya Lisa ku."

Lisa selalu menganggap dirinya seperti bayi polos yang harus selalu dijaga. Terkadang itu menyebalkan bagi Rose, tapi ia tahu.. Itu karena Lisa sayang padanya. Mereka sudah seperti saudara kandung yang saling menjaga.

♥♥♥

Jeffrey kembali menenggak wine di gelas keduanya. Hari ini timnya sedang melakukan sedikit perayaan kecil, karena rating acara variety shownya berhasil mencetak rating tinggi sekaligus rekor pribadi di stasiun televisi bersangkutan.

"Hei, sabtu malam nanti ada perayaan ulang tahun direktur kita kan?" tanya Christoper.

Vernon mengangguk. "Ya, semuanya diundang."

"Woaw, acara ulang tahun direktur selalu meriah setiap tahunnya. Tentu gak akan ada orang yang melewatkannya." sahut yang lainnya.

"Direktur itu sudah tua, tapi selalu buang-buang uang."

"Yap, orang kaya itu bebas. Selama mereka punya uang dan gak ada tempat penampungan yang cukup lagi. Lebih baik digunakan untuk pesta dan membuat senang semua orang, right?"

"Julia memang paling suka dengan pesta."

"Karena itu menyenangkan!" jawabnya semangat.

Semua asik mengobrol tentang pesta, tapi Jeffrey sama sekali tak tertarik pada hal tersebut. Sekarang yang ada dipikirannya hanyalah Rose. Ini sudah dini hari, apakah Rose sudah makan malam atau belum? Apakah gadis itu sudah tidur?

Tadi saat Jeffrey mau memberitahu pada Rose bahwa ia akan pulang telat, ia baru menyadari bahwa ia tak memiliki nomor ponsel Rose, begitupun sebaliknya. Setelah ini ia akan memastikan untuk memasukan kontak Rose di ponselnya.

"Dude, kenapa?" tanya Vernon yang menyadari sikap Jeffrey.

Jeffrey menggeleng. "Gue kayaknya mau pulang sekarang aja deh." kata Jeffrey.

"Cepat banget."

"Apa yang kalian bicarain? Jeffrey mau kemana?" tanya Julia, gadis Italia berwajah manis itu menatap Jeffrey dan Vernon.

"Aku harus pulang sekarang, terimakasih atas perayaan kecil yang menyenangkan ini." kata Jeffrey pada timnya.

"Cepat sekali."

"Harusnya kamu lebih lama lagi."

"Hati-hati, Jeffrey."

Jeffrey mengangguk, setelah berpamitan ia pulang ke flatnya. Saat membuka pintu flat. Hal pertama yang ia lihat adalah Rose yang tengah tertidur di sofa dengan televisi yang masih menyala.

Jeffrey tersenyum tipis, matanya menatap pada makanan di atas meja yang sudah dingin.

"Harusnya lo makan duluan aja, ngapain coba nungguin gue sampe ketiduran gitu." monolog Jeffrey.

Rose menggerakan tubuhnya seraya sedikit melenguh.

Jeffrey tahu posisi tidur seperti itu pasti tidak nyaman. Ia mendekat pada tubuh Rose. Perlahan kedua tangannya mengangkat tubuh Rose ke dalam gendongannya. Lalu membawa Rose ke dalam kamar.

Jeffrey meletakan Rose secara perlahan ke ranjang. Sejenak, ia terpesona pada wajah tidur nan cantik gadis polos tersebut. Kedua sudut bibir Jeffrey tak dapat menahan lengkungannya.

"Have a nice dream, Roseanne Belle."

Ia menarik selimut hingga menutupi tubuh Rose sebatas dada. Lalu keluar dari kamar dan merebahkan tubuhnya di sofa. Ia melonggarkan sedikit dasi yang masih terpasang di bajunya.

"Bella," guman Jeffrey dengan senyum yang masih setia bertengger di bibirya dan mata yang terpejam.

[11] Bella: cantik

Seperkian detik kemudian, senyum di bibir Jeffrey menghilang. Kemudian matanya membuka lebar.

"NO JEFFREY! apa yang udah lo bilang tadi?!"

♥♥♥

Ada yang malam mingguan sama pacar?

Ada yang malam mingguan di rumah aja? Ngurung diri di kamar, bolak-balik refresh timeline, buka wa tapi gak ada yang chat?

Kalau kebanyakan opsi kedua, fix kita sama gengs! Oleh karena itu CDG update di malam minggu kelabu nan sepi tanpa kehadiran kekasih hati ini. Hope you enjoy this story.

See yaa in next chapter..

Juliet's House Where stories live. Discover now