"Wajah tante itu, mirip seseorang," jawaban yang selalu menggantung menurutku.

"Boleh aku tau itu siapa?" aku terus mengusap punggung tangannya.

"Belum saatnya kamu tau, dek," jawaban itu lagi yang diberikan.

Dan tumben sekali dia memanggilku dengan sebutan 'dek'. Itu sangat jarang.

Kak Seonghwa meletakkan tangannya yang satunya lagi di atas punggung tanganku yang sedang mengusap punggung tangannya.

"Kenapa kakak tidak memberitahu rahasia itu?" Kak Seonghwa diam karena kalimatku.

"Maafkan kakak, sekarang belum waktunya kamu untuk tau,"

"Baiklah."

Kami berdua memutuskan pulang ke hotel. Di hotel, kami langsung disambut dengan pertanyaan dari ayah dan ibu.

"Lain kali kalau kalian mau pergi, bilang sama ayah atau ibu," ujar ibu mengingatkan.

"Iya, bu. Maafin Seonghwa dan Selena," kata Kak Seonghwa.

"Ayah sama ibu tadi keluar lama banget, Selena sama Kak Seonghwa bosen dong di hotel aja. Jadi kami keluar dan cuma duduk di bangku taman dekat hotel," jelasku.

"Iya, ayah minta maaf. Lain kali kalau mau pergi bilang-bilang dulu," kata ayah, "sekarang kalian istirahat, besok kita akan pulang ke Indonesia,"

Kami menurut perkataan ayah. Di kamar hotel itu terdapat 2 ranjang. Ukurannya sedang, cukup untuk 2 orang. Aku tidur dengan ibu, Kak Seonghwa dengan ayah.

"Bu, tante Hyerin gimana?" aku bertanya dengan suara pelan pada ibu saat ayah dan Kak Seonghwa sudah terlelap.

"Dia akan tetap dirawat di rumah sakit," jawab ibu yang masih terjaga. Ibu juga memelankan suara, takut yang lain terbangun.

"Sama siapa?"

"Suaminya,"

"Suaminya? Beneran, bu?"

"Iya,"

"Ibu gak bohong?"

"Iya. Sekarang kamu tidur,"

"Baiklah, bu."

●●●

Kami ke rumah sakit untuk menjenguk tante Hyerin sekaligus izin untuk pulang. Kami semua masuk ke ruangan tante Hyerin.

"Terima kasih, kalian sudah menemaniku," tutur tante Hyerin.

"Sama-sama. Kamu jaga diri baik-baik," sahut ibu.

"Selena sayang, terima kasih sudah menemani tante," kata tante Hyerin tersenyum ke padaku. Dia sudah agak membaik. Walaupun tersenyum, wajahnya terlihat sedih.

"I-ya, tante," jawabku terbata-bata.

"Tante harap, kamu mau melakukan permintaan tante," ujar tante Hyerin.

Aku mengangguk. "Aku akan berusaha, tante,"

"Terima kasih, nak,"

"Hyerin, kami pamit. Kami akan kembali ke Indonesia," kata ibu.

"Iya, terima kasih banyak Vira dan keluarga. Maaf aku merepotkan. Aku sudah mengganggu liburan kalian," ucap tante Hyerin dengan wajah yang menyesal.

gadis yang merindukan cahaya rembulan Where stories live. Discover now