Selamat tinggal Elle yang cantik, anggun, beretika, sopan, baik, dan tentunya sukses. Semoga kau tenang dialam sana, bye-bye.... Aku sebenarnya belum ikhlas merelakan diriku sebagai seorang Elle, putri yayasan Theater Ballet and Rosemary philharmonic yang akan mewarisi seluruh harta keluarga, seorang ballerina jenius abad ini, tapi mengingat persaingan diantara sanak saudara dalam keluarga, terimakasih, aku masih sayang nyawa, semoga kalian bahagia dengan harta warisan itu.
Tertanda Elle...
"N... nona, jangan salah paham, tolong, aku masih memiliki tugas yang harus aku selesai, aku bahkan belum menikah dengan pujaan hatiku."
"Aku tidak peduli."
"Nonaa...tolonglah, aku bisa melihat sisi baik hati seperti malaikat didalam dirimu itu, nonaa."
Aku menghela nafas pelan, baru saja aku mengorek telingaku yang mendengar kata-kata menjijikkan daku-dikau dari Loys Albrect tadi.
"Aku melepaskan mu....hanya kali ini, jadi, cepat ucapkan segala hal yang ingin tuan katakan padaku."
Wajah sumringah terlihat dirona kebahagiaan wajah tampan miliknya tersebut, ekhm... maksudku, pria didepan ku ini lebih tampan dari keparat sialan Albrect itu, hilarion juga tampan, tapi sayang, dia lebih suka membicarakan ember ketimbang masa depan cerahnya.
Tipikal pria idaman wanita itu, ala kadarnya memenuhi kriteria ketampanan pria manhwa isekai yang biasa kubaca ketika maskeran malam: Claude De Alger obelia, Felix, Lucas magician, Aleandro Bellavitti, Duke Noah Winnight, Allendis de Verita, Carsein de Las, Erden Halstead, Derrick Eckart, Rennald Ekcart, Calisto Regulus, Vinter Vernandi, Eclise, Duke Cassius Chade, Marquis Helio Tropium a.k.a Halley, Cessar, Jeremy Nuweinstein, Raynard, Roan a.k.a Xei, Erwin si penyihir menara, Lancelot, Nine, Hexion, Athaleas, Asher, Dan Monte, Jeffrey, Euradian... Siapa lagi?
Kalo sifat, jangan ditanya lagi, nama-nama pria diatas adalah kemustahilan yang mustahil ada didunia:'(( kalaupun ada, mungkin presentasi nya 1:100000 dari total milyaran pria didunia ini.
"Baiklah, ekhm, astaga. karena harga diriku sudah terlanjur memalukan Dimata nona, izinkan aku perkenalkan diri."
"Cepat saja."
"Nama ku adalah Orion. Nona?"
"Giselle, panggil sesuka hati, asal jangan panggil aku kenari, purnama, atau semacamnya, itu menjijikkan."
Aku mendecak lidah ketika panggilan menggelikan itu terngiang-ngiang ditelinga ku seperti radio usang, ugh...
"Baiklah, nona Giselle, senang bertemu denganmu uhm...didalam hutan ini, maaf karena aku tidak mengirim surat untuk menyiapkan pertemuan kita."
Baik dia, dan aku melihat bagian sekeliling kami, selain danau kecil yang indah, hanya ada hutan gelap layaknya dunia lain, hawa mistis Wilis juga terasa meski matahari tengah berada diatas kepala kami. Ini masih siang, tentu saja wilis-roh hantu para gadis yang belum menikah-tidak bergentayangan disana sini bagian hutan.
"Itu menakutkan...." Aku bergumam, pelan, ia menyetujui ucapan ku, meski dilihat dari sisi kiri tubuhnya ada pedang tetap saja, yang namanya manusia kalau melihat hantu pasti langsung lari kocar-kacir keluar dari hutan. Bukan?
Haha...
Keinget mba Kunti dipohon mangga dekat komplek perumahan nenekTT
"Aku lihat tadi, nona cukup kesulitan menghadapi Duke Albrect didesa."
"Kau melihat nya? Yah, dia cukup menyebalkan, padahal sudah punya tunangan sehebat seperti nona Bathilde tapi masih mendekati wanita lain."
"Wajar saja, nona juga tidak kalah cantik dengannya. Meski dia seorang bangsawan."
YOU ARE READING
I'm Giselle but I'm not Giselle
Fantasy[ Renaître Series #3 ] Siapa yang tidak mengenal sosok Giselle? tokoh seorang gadis dalam drama theater ballet 'Giselle'. seorang gadis desa naif yang menjalin hubungan cinta dengan seorang bangsawan. kisah cinta bak cerita negeri dongeng, semuanya...
Chapter 4
Start from the beginning
