Sixty || PP : Another Trip?

38.9K 2.6K 558
                                    

Ayo Vote Sebelum dan Comment Sesudah Membaca~

*****

Carissa memandang pemandangan senja dalam diam. Rasanya tidak ada perubahan berarti yang terjadi di California meski lima tahun telah berlalu. Taman bermain ini masih begitu ramai akan anak-anak atau pasangan yang tertawa riang. Suara bising teriakan dari orang-orang menaiki wahana ekstrim masih terdengar antusias.

Dan kini Nick dan Carissa berada di dalam bianglala yang sama dengan bianglala yang mereka naiki lima tahun silam. Seharusnya mereka berada di rumah sakit, menemani Brandon yang menjalani perawatan. Tetapi Nick membawanya pergi dari rumah sakit menuju taman bermain ini.

 Tetapi Nick membawanya pergi dari rumah sakit menuju taman bermain ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanpa kata, Carissa tau Nick bermaksud untuk menghiburnya. Tidak mudah bagi Carissa untuk membuka hati dan pikirannya. Membicarakan tentang keluarga terasa begitu sensitif baginya.

Sudah lama Carissa merasa bahwa dirinya baik-baik saja sendiri di dunia ini. Carissa merasa ia sudah cukup kuat. Namun ketika ia kembali membuka luka lamanya untuk di pertontonkan pada dunia, Carissa sadar ia tidak pernah baik-baik saja. Ia tidak cukup kuat. Lukanya kembali terbuka ia kembali merasakan sakit yang sama.

Hatinya berdenyut nyeri mengingat keluarganya. Ia ingin berkumpul bersama mereka, mendengar tawa dan berkelahi dengan kakak kembarnya karena memperebutkan makanan di atas meja. Seperti dulu. Tetapi semuanya jelas tidak mungkin. Carissa dipaksa untuk tetap bernapas dalam kesakitan.

Carissa masih mengingat ketika orang-orang mengatakan bahwa dirinya beruntung selamat dari kejadian naas tersebut. Tugas sekolah dan buku-buku di perpustakaan menahannya untuk ikut berlibur bersama orangtua berserta kakak kembarnya. Mereka berkata Carissa harus bersyukur. Dewi fortuna bersamanya.

Benarkah ia beruntung? Carissa bertanya kepada dirinya sendiri.

Jika ia beruntung, kenapa sebuah keberuntungan terasa sesakit ini? Jika ia harus bersyukur lalu kenapa ia menangis penuh kepedihan seperti tiada ujung yang terlihat. Jika dewi fortuna bersamanya, apa airmata adalah apa yang ia dapatkan?

Rasanya semuanya akan jauh lebih mudah dilalui jika ia ikut berlibur bersama keluarganya. Ia tidak akan di tinggal sendiri di dunia ini hanya untuk terus mengenang dan merindukan mereka dalam kesepian.

Terkadang ada saatnya Carissa merasa sangat ketakutan. Terlebih membayangkan bagaimana perasaan orangtua dan kakak kembarnya ketika berada di atas udara dengan pesawat yang mengalami turbulensi hebat. Bagaimana wajah panik mereka. Apa mereka menangis? Sebesar apa ketakutan mereka.

Dan apa yang mereka pikirkan dan rasakan ketika pesawat itu akhirnya terjun tak terkendali ke lautan luas yang dingin? Apakah mereka merasakan sesak karena air laut yang mencekik pernapasan mereka? Sesakit apa itu? Apakah sangat menderita?

Carissa merasa bersalah untuk tidak bersama mereka saat itu. Carissa juga ingin memeluk mereka, saling bergenggaman, saling menguatkan, tetap bersama walau napas tak lagi ada. Carissa ingin bersama mereka meski akan terasa menyakitkan. Namun lagi-lagi, mereka melabeli dirinya 'beruntung'.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 08, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Perfect Partner || The Truffatore #2Where stories live. Discover now