🌷Bye Bye

Mulai dari awal
                                    

Beberapa hari di Puncak mampu membuat Ali bisa menemukan titik dimana Prilly berada.  Semua terasa begitu sulit.  Jejak Prilly yang awalnya hilang tak meninggalkan petunjuk apapun. 

Hingga,,  Ali mengingat jika ada satu orang yang bisa sangat membantu.  Yaitu Clara.. 
Nomer telpon yang ditinggalkan Clara hampir Ali lupakan,  hingga Anak buah Ali yaitu Pram dengan pintarnya bergerak menghubungi Clara. 

" Bagaimana tuan?  Apa kita masuk sekarang?  Semua sudah berada disetiap sudut lokasi! " Pram datang dengan mengikuti arah pandang Ali. 

Jauh didepan nya sana,  terlihat meja makan kecil berhias bunga dan lampu . Ali tau apa yang akan dilakukan Dimas nanti.  Maka dengan gelengan kepala mampu menjadi jawaban atas pertanya yang diberikan Pram tadi.

Tak lama berselang Prilly terlihat keluar dari rumah tersebut.  Ali menegang ketika mendapati tubuh kurus Prilly.  Meskipun dia kini terlihat cantik dengan riasan dan gaun hitamnya,  tak dapat Ali pungkuri jika diwajah ayunya kekasihnya itu menyimpan banyak tekanan dan kesedihan. 

Tunggu sebentar sayang.. 

Mata Ali masih tak berkedip ketika melihat Dimas datang dengan warna baju senada dengan Prilly.  Nafas Ali mulai memburu,  melihat wajah Dimas emosi Ali tiba tiba datang.  Ingin sekali dia berlari menerjang kearah Dimas,  menghabisinya sekarang juga.  Tapi jika Ali gegabah,  semua rencana yang telah tersusun matang akan berakhir sia sia. 

Ali masih menatap kegiatan yang dilakukan Dimas,  mulai dari menarik paksa Prilly hingga sebuah pelukan yang mampu membuat Jiwa tempramennya keluar. 

Mata Ali menatap seseorang yang berdiri tak jauh dari Prilly.  Clara!!  Clara menatap Ali dengan sedikit tersenyum.  Ali tau maksud dari senyuman Clara. 

Alis ali tertarik keatas,  ada yang tidak beres.  Meskipun Ali tak mendengar percakapan mereka,  tapi Ali masih bisa melihat jika Prilly dalam keadaan marah. 

" bersiap siap!! " perintah Ali kepada Pram

🌷🌷

" Kamu terlihat cantik " Dimas memuji Prilly yang begitu terlihat menawan. 

" Dan aku jijik melihatmu Dim! "

Dimas terkekeh,  dia mulai mendekat kearah Prilly,  menarik tanganya sedikit kasar hingga tubuh kecil Prilly kini terjatuh dipelukanya. 

" Tapi sayangnya Lelaki ini yang akan menjadi suamimu "

Prilly mendorong kasar tubuh Dimas " Jangan pernah bermimpi Brengsek!!! Aku yakin Ali akan menemukanku! "

" Lelaki Brengsekmu itu begitu bodoh!!!  Dia amat bodoh karna sampai sekarang belum bisa menemukanmu!  Atau bahkan dia memang tidak pernah mencarimu!! "

" Jaga mulutmu!!!  Aku pastikan jika Ali disini aku akan memintanya untuk melenyapkanmu Dim!!  Kau tau kamu akan mati!! " Prilly berbicara tanpa takut,  hingga Clara yang berada dibelakangnya sedikit kaget dengan perubahan Sifat Prilly. 

" Sudahlah..  Aku tidak ingin membuat makan malam kita berakhir dengan emosi!  Lebih baik kita makan! "

" Aku tak sudi!! "

" Jangan  membuatku marah!!  Ayo duduk! "

Prilly berbalik dan ingin mencoba kabur tapi dengan sigap Dimas menarik tangan Prilly dengan kasar.

" Jangan coba kabur,  atau aku bertindak kasar! " Dimas menarik rambut Prilly hingga mampu membuat Prilly berteriak. 

" Dim Dim lepaskan Prilly! "

" Diam kau Clara!!  Jangan ikut campur! "

" lepasss bajingan. " Prilly memaki Dimas .

" Ini bukan yang kamu mau!  Kamu senang sekali memancing emosiku! "

" Ali...  Kamu dimanaa..  Tolong aku..  " Prilly merintih dalam kesakitanya,  karna kini Dimas tak hanya menarik rambutnya,  tapi juga mencengkeram pipi Prilly hingga memerah. 

" Panggil!!!  Panggil lelaki Brengsek itu!!  HAHAAHA!! "

BRENGSEK!!!

BUKK!!!

BUKK!!!

Ali menerjang Dimas dari belakang dengan tendangan seribu bayangan.  Tendangan Ali mampu membuat Dimas tersungkur jatuh. 

Ali Buru Buru menarik Prilly dan memeluknya.  Menatap Prilly yang kini juga sedang menatapnya. 

" kamu dateng?!"

" Iyaa sayang..  Aku datang..  Maaf membuatmu menunggu lama " Mata Ali berkaca kaca melihat keadaan Prilly. 

" Oh..  Si brengsek ini rupanya telah datang!!!  Baguslah..  Biar aku lenyapkan sekalian! " Dimas bangkit dan ingin menarik tangan Prilly.  Namun sebelum tanganya menyentuh Prilly, tendangan kembali ia dapatkan. 

Anak buah Ali datang dari belakang menendang kaki Dimas.  Hingga dia kembali tersungkur. 

" Pengecut!!  Berani kroyokan rupanya! "

" Ali..  Aku aku mau dia mati!!  Aku selalu disiksa! " Prilly berbicara dengan nada yang terdengar manja. 

" Pasti sayang!!  Pasti.   Aku pasti membalasnya! " Lirih Ali dengan menciumi semua sisi wajah Prilly.

" Clara. . Bisa bantu aku membawa Prilly? "

" Ayoo Prill.. " Clara menghampiri Prilly yang sudah sedikit lemas. 

" KALIAN??? Aaarrhhhh" Dimas berteriak kesakitan karna merasa punggungnya diinjak dengan sangat keras.

" Sorry Dim!!  Bukannya sejak awal aku memang tidak pernah setuju dengan rencanamu! " Clara berbicara santai. 

Dimas perusahaan bangun ketika dilihat Ali mulai melangkah kearahnya.  " Mau kemana? " Ali sedikit menunduk agar bisa melihat wajah Dimas. 

" BANGUN!!! " Ali menarik paksa tubuh Dimas.

Buugkk!!!  Ali menghantam wajah Dimas dengan tanganya " Sebenarnya Aku masih ingin bermain main dengan mu!!  Tapi aku begitu ingin melihat kekasihku ! PRAM..   Urus dia "

Ali mulai ingin meninggalkan Dimas,  namun suara keras Dimas mampu membuat Ali menghentikan langkahnya " NANTI COBA KAU TANYAKAN PADA KEKASIHMU!!  BAGIAN TUBUH MANA YANG SUDAH AKU SENTUH! "

" BRENGSEK!!!  " Ali kembali berlari menerjang Dimas.  Tanpa ampun Ali menghantam tubuh Dimas dengan pukulan pukulan yang mampu membuat tubuh Dimas remuk.  Tak sampai disitu perut Dimas menjadi sasaran tendangan Ali yang begitu brutal. 

" Sialan!!  Aku bersumpah akan membuatmu menyesal karna berani menyentuh miliku!!! "

Ali menginjak perut Dimas,  erangan kesakitan Dimas tak mampu membuat jiwa iblis Ali hilang.  Dengan penuh penekenan,  kini giliran tangan Dimas diijak Ali dengan kuat!

" Tangan ini akan ku buat tak berfungsi! "

Krekk!!!

Arrrhhhh!!! 

Mati kau!!! 



Kasih aku masukan please!!  Udah mulai buntu.    




Calla LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang