BAD GIRL | BAB 13

Începe de la început
                                    

"Ada apa ini?" Tanya Nathan tegas.

Tak ada yang menanggapi ucapan Nathan. Afra menatap Jessie tajam, sedangkan Jessie menatap Afra dengan penuh kebencian.

Marsel dan Alvin yang hanya diam melirik ke arah Zea yang sudah tak sadarkan diri.

"Zea," panggil Marsel mengguncang pelan bahu Zea.  Alvin membalikkan tubuh Zea. Dan ya betapa terkejutnya Alvin melihat darah segar mengalir di hidungnya Zea.

"Astaga, Vin hidungnya Zea." Alvin mulai merasakan hangat dingin di sekujur tubuhnya.

"Gu-gue ta-takut darah." Ucap Alvin memundurkan tubuhnya. Kenapa Marsel lupa kalau Alvin takut dengan darah.

"Akhg"

"Nathan! Nanti aja Lo ngurus mereka, ini si Zea ga sadar!" Teriak Marsel sambil membopong tubuh Zea.

Bagaikan petir menyambar hati Nathan,  ada rasa sedikit kekhawatiran di hatinya.

Dengan sigap Nathan menghampiri Marsel dan membantu membopong tubuh Zea yang lemah.

___________
________
____

Zea di bawa ke rumah sakit, karna UKS sekolah tidak ada perawat yang bisa membantu Zea.

Seorang dokter keluar dari ruangan tempat Zea di rawat. Dengan gercep Nathan langsung menghampiri dokter tersebut di ikuti oleh duo curut dan Afra.

Kalau kalian tanya di mana Jessie, author juga ga tau, soalnya saat Zea di bawa ke rumah sakit Jessie hilang seketika.

"Gimana keadaan temen saya dok?" Tanya Afra dengan air mata mengalir.

"Apa anda keluarga pasien?" Afra menggelengkan kepalanya.

"Begini, saya belum tau pasti gejala yang di alami pasien, untuk itu saya perlu mengetahui keluhan pasien." Ucap Dokter itu menjeda.

"Saya permisi dulu, dan satu lagi kalau pasien sudah sadar segera beri tahu saya." Ucap Dokter tersebut dan pergi meninggalkan Afra dkk.

Seorang perempuan cantik berpakaian serba putih menatap ke sekeliling.

"Aku di mana?" Tanya nya memperhatikan sekeliling yang tak berwarna selain warna putih.

"Dek!" Seru seseorang dengan pakaian serba putih dan wanita paruh baya di sebelahnya.

Zea menoleh, ia menangkap sosok yang  selama ini sangat ia sayangi. Zea mendekat,

"Kakak! Mama." Mata Zea berbinar-binar dan langsung memeluk sang mama dan kakak.

"Kamu kenapa dek?"

"Aku mau ikut kakak sama mama, aku ga mau di tinggal sendiri, aku mau ikut hiks.." ucap Zea sesegukan.

"Sayang, kamu ga boleh ikut mama sama kakak, kamu harus kembali. Kamu belum saatnya di sini sayang." Ucap sang mama sambil mengelus Surai Zea.

"Tapi Zea ga mau ma hiks.. Zea mau ikut mama sama kakak aja hikss.. ga ada yang sayang sama Zea mah..." Zea mulai terisak kembali.

"Sayang dengarkan mama, Kamu harus kembali, di sana masih ada yang nunggu kamu." Ucapnya.

"Iya dek, kakak sama mama udah bahagia di sini, kamu kan janji mau buat kakak bangga jadi kamu harus tetap semangat, kembali lah dek. Kamu ga kasian sama Afra dia lagi nangis sekarang sampe- sampe belum makan." Jelas Zafran tersenyum kecil.

"Tapi kak.."

"Sayang, ga ada tapi-tapian kamu ga boleh pergi dengan luka seperti ini, kamu harus buat ayah percaya sama kamu dan bangga sama kamu nak."

"Kamu mau kembali kan? Buat semua orang menyesal telah memperlakukan kamu seperti ini."

"Jangan putus asa dengan semua ini sayang, semua akan indah pada akhirnya."

"Ma, sudah waktunya."

"Mama pergi dulu sayang, jaga diri kamu buat mama bangga sama kakak."

"Ga ma, ga hiks.. hiks.. mama."



"Mama!"

Zea tersadar dari koma, Afra yang melihat nya langsung menghampiri nya.

"Zee, mana yang sakit? Bilangan sama gue." Tanya Afra khawatir.

"Haus" -Zea.

Dengan cepat Afra menyambar gelas yang sudah tersedia di  sebelah brankar Zea, Afra membantu Zea untuk duduk.

"Fra, kok gue bisa ada di sini?" Tanya Zea dengan nada lemah.

"Shut, Lo masih lemah mendingan Lo istirahat dulu, gue mau panggil Nathan dulu." Ucap Afra membuat Zea kaget.
Afra meninggalkan Zea sendiri.

'Nathan ada di sini? Oke, gue harus bilang yang sesungguhnya, yang udah dari kemaren gue tahan.' Batin Zea.

Ceklek

Pintu ruangan Zea terbuka memperlihatkan seorang Nathan dengan wajah datarnya.

Zea menatap Nathan datar, Nathan berjalan menghampiri Zea yang masih terbaring di brankas.

"Gimana keadaan lo?" Tanya Nathan basa basi.

"Em, udah mendingan." Jawab Zea singkat, suasana kembali hening. Zea memilih  memecah keheningan.

"Than."

"Em."

"Gue mau ngomong." Tak ada jawaban dari Nathan.

"Gue minta maaf sama lo, selama ini gue udah buat lo susah, gue buat Lo risih. Tapi itu gue lakuin karna gue suka sama Lo, mungkin Lo anggap gue becanda, tapi gue serius. kalau gue becanda ga mungkin gue bela-belain bangun pagi, cuman buat bikin nasi goreng yang akhirnya Lo buang  juga." Zea menjeda.

"Dan setelah gue pikir-pikir, gue cuman buang-buang waktu, tenaga dan nyakitin diri gue sendiri. Dan sekarang gue nyerah than,gue udah ingkar sama janji gue sendiri buat berusaha dapetin lo, bagaimana pun caranya. Gue nyerah hiks.." mata Zea berbinar-binar dan berhasil meloloskan mutiara berharga nya.

"Dan sekarang Lo bebas, gue ga akan ganggu Lo lagi, ga akan pernah hiks...hiks..." Zea berusaha menahan air matanya, tapi nihil mutiara itu terus mengalir.

Ceklek

Pintu ruangan Zea terbuka, memperlihatkan dua orang pria dengan wajah sangat khawatir dengan Zea.
Dengan cepat Zea manghapus bekas air matanya, dan mengubah ekspresi nya seperti biasa.

"Marsel, Alvin, kalian di sini juga?" Tanya Zea dengan senyum yang mengembang.

"Ya masih lah, mana mungkin kita tinggalin Lo sama Afra berdua." Ucap Marsel mendudukkan bokongnya di sofa yang tersedia.

"Oh iya kok gue bisa ada di sini ya? Bukanya tadi gue lagi di kantin." Bingung Zea.

"Panjang ceritanya Zee, mendingan Lo istirahat dulu aja." Ucap Marsel yang di anggukan oleh Zea.

TBC


Sebaik-baik membaca adalah bacaan Al Qur'an.

Jangan lupa vote dan komen, karna votkom adalah semangat buat aku dalam menulis.

BAD GIRL {END}Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum