hujan pertama

5.8K 141 4
                                    

Pikiran dira tidak tenang, bagaimana tidak? Sudah lima hari sejak kejadian mengerikan, laki-laki bermata bening itu tidak menampakkan batang hidungnya. Dulu, dira merasa terganggu saat laki-laki itu mencuri perhatian padanya, dan kini dira terganggu ketika laki-laki itu tidak terlihat olehnya sama sekali. Entah mengapa dia merasa bersalah atas apa yang dia lakukan pada laki-laki bermata bening itu. Sial. Dira mulai mengkhawatirkan laki-laki berkaca mata itu. Jika dulu, laki-laki bermata bening itu mengatakan bahwa wajah dira mengalihkan perhatiannya. Kini, Dira harus mengakui bahwa mata bening itu menjungkir-balikkan pikirannya.

"Dira..." panggilan Bu Ratna membuyarkan lamunan Dira.

"Kamu sakit? " tanya Bu Ratna, nada suaranya terdengar lembut. Dira tersenyum tipis, menggeleng.

"Tapi kamu terlihat pucat." Refleks, kedua tangan dira menyentuk kedua pipinya. Dira hanya meringis.

"Kamu pergi ke UKS, istirahat..."

"Baik Bu, terima kasih"

Dira meninggalkan kelas dengan langkah gontai menujung ruang UKS. Langkah gontai Dira lebih terlihat seperti sedang kesal daripada seperti orang sakit. Ya, Dira memang kesal ketika ada seseorang yang mengira dia sakit padahal dia tak merasa sakit sama sekali.

***

"Ini..." Lolita, teman sekelas Dira, memberikan dira beberapa makanan.

"Terima kasih, jadi merepotkan"

"Bukan apa-apa" kata Lolita, ramah. Dira membuka bungkus roti lalu kemudian memakannya.

"O..iya kenapa kau bisa ada di sini?"

"Aku petugas disini, ehm... maksudku aku ikut klub Palang Merah, jadi aku ada di sini sekarang"

"Aaa...." dira mengangguk-angguk. Dia bukanlah siswa yang aktif, tak satu pun organisasi sekolah atau kegiatan ektrakulikuler yang ia tahu, yang dilakukan hanyalah belajar di kelas kemudian pulang ke rumah.

"Sebenernya aku ga sakit sih..." Dira membuka percakapan. Lolita tersenyum.

"Hhahaha.. dari cara kamu makan sih, sudah terlihat kalau kamu ga sakit" jawaban Lolita membuat Dira meringis.

"Tapi ra, wajahmu emang benar-benar keliatan pucat tadi"

"O..iya" Dira menepuk-nepuk wajahnya. Lolita hanya mengangkat alis.

"Ya sudah, aku ke kelas dulu yaa..."

"Tunggu... Tunggu" dira mencegah lolita

"Ya?" tanya lolita, kebingungan.

"Ehm... di kelas kita ada yang tidak masuk sekola beberapa hari ini, kamu tahu siapa dia?" tanya Dira lirih, Ia takut Lolita akan berpikir yang bukan-bukan tentang hal ini.

"Di kelas kita? Leon maksudmu?"

"Hah? Mungkin...hehehehhe" Dira meringis.

"Jadi, namamu Leon, pemilik mata bening" batin Dira.

"Kenapa?" pertanyaan Lolita mengagetkan Dira.

"Kamu tahu alamat rumahnya?" tanya Dira, hati-hati. Lolita mengenyitkan dahi.

"Ada sesuatu yang harus aku kembalikan...hehehehe"

hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang