bagian 10 ✨

1.4K 178 31
                                    

"bisa bisa nya gue baper padahal gue yang nyium! Sialan"

Kevin menghela nafasnya sambil sesekali menaikkan sedikit sudut bibirnya keatas "misuh terus sampe mati, lagian apa tadi apa? Aku gak mau naik sama kevin?", Kevin berjalan kemudian memberikan sedikit pukulan dikepala juyeon

"Anjing!"

"Apa? Apa! Awas lu ye kalo ada apa apa manggil gue! Gak sudi cuih!"

Juyeon menjulurkan lidahnya kemudian menendang bagian kaki kevin dengan pelan, karna kalau kencang bahaya ini bukan permukiman mereka. Kasian juga dengan yang lagi sakit. Cih

"Kenapa jadi lu yang sensi?"

"Kenapa lu jadi nanya?"

"Berhenti omong kosong kevin"

Kevin tertawa , " juyeon gak boleh baper" jawabnya santai kemudian menyalakan rokok. Yup kevin mungkin lagi stres ngadapin ujiannya akhir akhir ini karna ya itu dosen kadang sesuka hati mereka untuk membolak balikkan kelemahan mahasiswanya

"Why?"

Kevin menoleh, sedangkan juyeon menatap keatas " anu, maksud gue tu kenapa? Kok lu bisa kek cenayang ?"

"Nothing. Kayaknya bayi kayak lu cukup dipantau aja lah selagi gak nyakitin elu kan?"

Juyeon mencekik kevin. Kenapa jadi kevin yang ngesalin sekarang, apa tadi? Cukup dipantau.

"Dengar ya bangsat, gue bukan anak lu dih ogah"

"KENAPA LU MISUH MULU SIH DIHADAPAN GUE?" teriak kevin saat juyeon mematakan rokoknya

"YA KARNA BEGOK"

Kevin berdecih, jawaban macam apa itu. "Gak nyambung anjing, sana sana masuk" usirnya

Juyeon mendelik, dengan smirk kecil dibibirnya dia memeluk kevin, menggoyangkan badannya kekanan dan kiri sampe buat kevin benar benar ingin membunuh juyeon saat ini juga

"Lee-pp-paass bang-sa-aat"

Juyeon tertawa keras, kemudian melepas pelukkan kasar yang dia beri ke kevin. " Tell me now" ucapnya

Kevin menghela nafas, menatap juyeon dengan lembut walau dalam hati sama sekali berdoa agar juyeon cepat mati.  " Juyeon"

"Hm?"

"Apapun kejadiannya nanti, bilang ke gue. do you feel something?" Tanya nya kemudian menyisir rambut juyeon keatas

Juyeon diam, kalo kevin kayak gini pasti dia lagi benar benar dalam masa serius. Juyeon paham kevin itu layaknya ayah bagi juyeon, memberitahukan semuanya walau juyeon sendiri ngerti dan tau bagaimana caranya mempelajarinya esok hari.

Misuh, umpatan,kata kata kotor yang melayang di bagian mulut mereka itu cuma taktik juga benteng agar mereka tetap kuat dalam menjalin persahabatan. Iya sahabat. Dan juyeon lebih menganggap kevin itu dari itu. Semacam keluarga tepatnya.

"Mungkin gue gak bakal pernah selalu disamping lu, tapi juyeon, satu hal yang harus lu lakuin untuk kedepan adalah jaga diri. Jangan jatuh, jangan goyah. Gue ngerti lu anak periang, manja meskipun lu dewasa. Tapi gak dipungkiri"

"Tapi juyeon, but again. Jangan pandang manusia itu dari sebelah mata doang." Ucap kevin kemudian berlalu saat jacob meneriaki dia untuk membantu jacob menyalakan api dibelakang rumah itu.

Juyeon menghela nafas. Kevin bilang apa? Dia gak paham.








✨✨




Anyeong!!💚🎉🌻🌼🍁🌼🍁🌼🍁

Ada yang merindukan ini? Kayaknya gak ada? Oh ada kah?

Aku mau memberikan ucapan terimakasih untuk yang pernah memberikan katakata bahwa dia merindukan cerita ku ini.

Terima kasih juga untuk yang pernah komen, dan juga yang membaca ini dengan memberikan votenya . GOMAWO 💙💙🖤

DO YOU WANNA ASK?;(

Sweet || JUBBANGWhere stories live. Discover now