[HTMO] 10 - Nagging Boy!

Começar do início
                                    

Jam delapan pagi Biya harus udah sampai di kantor karena jam masuknya tepat pukul delapan pas. Biya sendiri sudah menyelesaikan sesi santap menyantapnya setengah jam yang lalu, walaupun hanya dengan 2 butir telur mata sapi.

Hari ini Biya berbalut kemeja mentereng dengan warna kuningnya, dilengkapi dengan rok span selutut yang menunjang penampilan ngantornya hari ini. Rambut yang hampir menyentuh pinggulnya dia rapihkan dan ditata sedemikian rupa.

Karakteristik orang bisa dilihat dari penampilan dan cara berpakaiannya bukan? Biya nggak pernah asal kalau mau ke kantor, pakaian terbaiknya menunjukan sebegitu profesional Biya di tempat kerjanya.

Biya masih mengandalkan ojek online untuk sampai ke tempat kerjanya. Biya baru tau bahwa kantor tidak memfasilitasi kendaraan untuknya, terpaksa dia harus menggunakan kendaraan umum dan membayarnya selama dua kali dalam sehari.

"Selamat pagi Ren, Chandra, Jisung!"

Sapa Biya saat udah menemukan Renja Chandra dan Jisung sudah di lokasi, mereka juga sampa seperti Biya yang baru datang dan menempatkan tasnya di meja kerja masing masing.

"Pagi" sahut Renja datar. Lelaki itu memang tidak ada aura ramah - ramahnya menurut Biya. Tipe - tipe cowok yang kena senggol dikit bacok. Biya jadi rada ngeri buat berani akrab sama Renja, belum lagi perihal persoalan kemarin.

Berbeda dengan Jisung dan Chandra yang langsung menyahuti kedatangan Biya dengan antusias. Jisung menawarkan Biya sepotong roti yang sedang dia santap sebagai menu sarapan, sedangkan Chandra memberi Biya sekotak pancake yang masih hangat.

"Loh? Ini buat aku?" Tanya Biya sambil menelusuri sebuah kotak bekal kecil yang Chandra taruh di mejanya.

"Iya buat Kak Biya, mamah aku masak tadi,"

"Makasih Chandra!" Biya langsung membuka isi kotak bekal itu dan mengendus harum wangi pancake vanilla yang baunya sangat mengundang segala indra penciuman beralih kesana.

"Loh kak, roti gue nggak diambil?" Cebik Jisung, dia masih tampak menggemaskan seperti anak SD jika sedang ngambek menurut Biya.

Biya dengan sigap langsung mengambil roti yang ditawari Jisung, walaupun perutnya tidak begitu lapar, tapi justru relasi yang seperti ini yang akan membuat mereka lebih cepat akrab. Belum lagi Biya belum punya kerabat dekat disana.

"Loh kak Jeno mana?" Sahut Perempuan yang datang dari balik pintu di ruangannya. Gadis itu cantik bermata bulat dan mempunyai kulit yang cerah.

"Waaahh! Ini Kak Biya yaa?" Gadis itu menghampiri Biya dan Biya langsung menyimpan cepat makanan makanan yang ada di mejanya. Dia tidak mau dianggap tidak profesional jika harus makan di saat waktu bekerja

"Kenalin.. Aku Nirmala" ucap wanita yang rambutnya lurus dan mengikal di bagian bawah, Biya taksir dia habis menggunakan catokan rambut, soalnya bau panasnya masih sangat menyengat.

"Panggil aja Lala kak!" Biya menyambut tangan mungil Lala dan menyapanya dengan ramah. Lala adalah salah satu asistennya Pak Haechan yang harus bergeral kesana dan kesini sesuai perintah pak Bosnya itu.

"Lala, makan siang bareng yuk? Gue baru kan disini. Jadi nggak punya temen" ujar Biya sambil menyibirkan sedikit bibirnya memohon.

How to Move on ─ TaeyongOnde histórias criam vida. Descubra agora