Mafia 40 (2)

45.7K 5.5K 347
                                    

Semua mata yang bisa melihat seolah terpaku menatap kearah rombongan kecil yang lewat didepan mereka.

Apalagi saat rombongan itu melintas, suasana ributnya bandara yang sibuk akan manusia yang harusnya berpergian seketika berubah menjadi lebih tenang.

Jaehyun terlihat berjalan angkuh dengan tangan yang melingkar manis dipinggang Taeyong yang ikut terlihat tak kalah angkuh dari sang dominan.

Aura mereka yang berada dalam rombongan itu benar-benar bisa membius orang-orang yang mereka lewati dan mengikuti langkah mereka dengan tatapan lekat.

Tokyo, Jepang.

Yeah. Disinilah mereka berada. Setelah Jaehyun menjelaskan semua yang terjadi Taeyong bersikeras ingin menyusul kedua putranya dengan dalih, juga ingin mencincang orang yang menyebabkan keluarganya hancur.

Karena tak mampu menolak keinginan sang belahan jiwa, Jaehyun langsung meminta Johnny untuk menerbangkan sebuah pesawat pribadi untuk mengantar mereka ke negara tetangga.

Sementara semua acara yang akan dilaksanakan besok malamnya terpaksa akan di tangani oleh sang Phoenix bersama si cantik Baixian. Owh, tenang saja-- tidak dibatalkan hanya ditunda sampai mereka kembali. Taeyong bahkan meminta Ten untuk membawa suit yang akan dia dan Jaehyun pakai nanti saat pemberkatan tiba.

Bahkan dengan seenaknya Taeyong meminta mengatur waktu kapan para tamu boleh datang atau kapan mereka boleh pergi.

Dia bahkan tidak peduli dengan pergantian hari jika seandainya mereka terlambat, semua akan tetap berjalan seperti semestinya.

Tanpa dirubah sedikitpun.

Terniat? Memang.

Tapi biarlah, Taeyong bebas melakukan yang dia ingin.

Karena jika menolak?

Silahkan coba berbincang-bincang dengan senjata para dominan pelindungnya?

Tanya pada Jeno, kau akan bicara dengan deretan koleksi barunya.

Percayalah--- Jepang penuh dengan koleksi yang seksi.

Pada Mark, siap untuk bermain dengan peliharaannya? Atau ingin mencoba permainan baru? Kuyakin akan seru.

Jaehyun? Owh. Bahkan kau akan mati sebelum bertanya.

dan---

Aku tidak ingin bicara soal kedua mertuanya. Kita bisa membayangkan sendiri.

Okey, back to topic.

"Dimana kedua putraku sekarang John?"

"Mereka sudah mengumpulkan pasukan Boss dan sedang dalam tahap pembagian misi" jawab Johnny yang membuat Jaehyun tersenyum tipis.

"Apasaja yang kalian ajarkan pada putraku selama ini?" tanya Taeyong yang membuat Johnny menoleh melirik kearah Jaehyun.

"Sebanyak yang bisa kami ajarkan Yongie. Mereka cerdas dan memang sangat berbakat. Apa yang mungkin dikuasai oleh orang lain dalam waktu lama bisa mereka kuasai dalam waktu relatif singkat" jawab Jaehyun.

"Yeah. Mereka masih muda Boss. Jiwa dan semangatnya masih berkobar" imbuh Johnny yang membuat keduanya tertawa, sementara Taeyong terlihat menghela napas panjang.

"Apa semua yang mereka pelajari berbahaya?" tanya Taeyong lagi saat mereka baru saja duduk didalam mobil.

"Berbahaya? Hmmm. Tidak, karena sejak mengenalku maka bahaya adalah teman baik mereka. Begitu juga denganmu, kau harus terbiasa"

"Ck. Hidup denganmu seperti sedang syuting sebuah film laga" decak Taeyong yang membuat Jaehyun tertawa.

"Yeah. Tapi kau harus memasukan genre romance-nya juga. Karena karakter prianya adalah seseorang yang penuh cinta" ucap Jaehyun yang membuat Taeyong ikut tertawa.

"Dasar aneh. Kau yakin, kau mafia?" ejek Taeyong.

"Aku sudah bilang sebelumnya, kalau aku memang bukan mafia" balas Jaehyun enteng.

"Baiklah-baiklah. Kau menang" ucap Taeyong yang memasang wajah kesal membuat Jaehyun semakin gemas.

"Aku mencintaimu" bisiknya seraya membawa si cantik dalam rengkuhannya.

Setelah melalui perjalanan yang lumayan panjang, mereka akhirnya tiba di sebuah gedung layaknya hotel yang dijaga lumayan ketat.

Pengawal dengan jas hitam rapi terlihat berjaga hampir disetiap sudut, namun terlihat serentak menunduk hormat saat melihat Jaehyun yang baru saja turun dari mobil.

"Selamat datang di Tokyo Boss. Setelah sekian lama, anda baru berkunjung kemari" ucap salah seorang yang terlihat berwibawa.

Taeyong tebak-- dia pasti salah seorang pemimpin disini.

"Terimakasih sambutannya Ken, dimana putraku?"

"Aaaa. Kedua pangeran? Mereka baru kembali dan sekarang sedang diruang pertemuan. Biar aku menunjukan jalan untuk anda dan juga nyonya. Nyonya-- selamat datang di Black Tigers" ucap Ken seraya menunduk hormat kearah Taeyong yang masih memasang wajah dingin.

"Mari lewat sini" ajak Ken yang berjalan lebih dulu memimpin jalan.

"Kedua Boss muda sangat hebat Boss. Mereka hanya butuh waktu sebentar untuk mengerahkan semua orang menyisir Tokyo" ucap Ken dengan nada memuji yang tak bisa ditutupinya.

"Didikan Ayahku memang tidak perlu diragukan" jawab Jaehyun.

"Yeah. Mereka belajar dari ahlinya" setuju Ken sebelum membuka semua pintu ruangan dan langsung disambut dengan sebuah rapat yang tengah berlangsung.

"Ayah?" ucap Jeno sedikit kaget

"Papa?" ucap Mark juga dengan nada bingung.

"Jadi sampai dimana permainannya berlangsung?" tanya Jaehyun.

"Kami sedang memikirkan cara eksekusi Ayah. Kami sudah tau dimana pak tua itu bersembunyi" jawab Mark.

"Jika sudah tau kenapa tidak langsung serang saja?" tanya Taeyong yang melangkah masuk masih dengan langkah angkuh dan ketukan sepatu yang bernada.

"Jika begitu, permainan tidak akan seru. Dia akan mati dengan mudah" balas Jeno masih dengan posisi duduknya yang nyaman, dan tolong abaikan kakinya yang bergoyang diatas meja.

"Lalu--- apa yang kalian rencanakan boy's?" tanya Taeyong yang menatap tajam foto dari target mereka.

"Membuatnya merasakan bagaimana rasanya diburu" jawab Mark santai yang membuat Jisung yang memang sejak awal hanya diam disampingnya bergidik ngeri.

Duak!

"Dia juga harus merasakan bagaimana rasanya diintai kematian, bahkan sekalipun itu dalam mimpi" ucap Jeno setelah melempar sebuah pisau tepat mengenai leher foto dari pria paling dibencinya.

Sim Changmin.




.
.
.

.
.
Mrs.Oh

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang