Lima

223 34 1
                                    

"Kamu, kenal Yumi?" Doyoung terdiam sejenak. Kenapa kekasihnya tiba-tiba menanyakan hal itu?

"Doy.."

"Iya, temen adeknya Winwin kan?"

"Aku mau ketemuan. Jam delapan di tempat biasa, see u."

__

Malam ini, disini. Caffe yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Imanopie, Doyoung menyesap kopinya dengan hati yang tidak tenang.

Suara lonceng yang berbunyi saat seseorang membuka pintu, mengalihkan atensinya. Wanita cantik nan anggun itu melangkahkan kakinya sejenak setelah menemukan kekasihnya, Doyoung.

"Malam, doy.." senyumannya tercetak jelas dibibir, walaupun senyuman yang tercetak tak seperti biasanya.

Doyoung menghela nafas, "maaf ya gak jemput, aku juga baru pulang dari rumah Jaehyun."

"Iya, gapapa. Aku juga gak minta di jemput kok," Imanopie menatap Doyoung lalu beralih pada menu yang disediakan pelayan di atas meja. "Belum pesan?"

Doyoung menggeleng, "Aku pikir, barengan aja."

"Emmm, yaudah. Permisi mbak!" serunya memanggil pelayan untuk memesan.

...

Winwin sekarang sedang berada di kamar Renjun. Hanya iseng, mengambil snack yang selalu ada diruangan itu.

"Tadi kamu pulang sama Jeno?" Renjun menggeleng, "Pulang naek angkot."

"Kenapa gak sama Jeno??"

"Banyak nanya, mau apa sih?" Renjun membenarkan duduknya, menghadap Winwin yang lagi tiduran.

"Enggak,"

"Oh iya, kak Opie sama bang Doyoung itu udah berapa lama si pacarannya?" padahal, Renjun ingat Yumi. tapi entah kenapa malah bertanya tentang Doyoung dan Imanopie,

"Emm, gak tau deh. Gua lupa." Renjun mengangguk, "kakak tau Yumi?"

"Hah? Yumi temenmu kan?"

"Iya,"

"Oh, iya tau." Winwin lalu mengambil snack kembali, dia pikir pertanyaan renjun akan semakin jauh.

"Dia, suka bang Doyoung?"

Tepat sasaran, dugaan Winwin benar. Dia harus jawab apa kalau seperti ini?

Menggeleng, hanya itu yang bisa dia lakukan. "Jangan bohong, katanya bohong itu dosa. Ya kan?"

"Kepo pisan ari sia!" Winwin beranjak dari kasur Renjun sambil membawa kaleng berisi snack.

"Ih, astagfirullah kamu ini berdosa banget." Renjun memasang raut wajah yang sulit diartikan. Kesal.

"Nanti besok, berangkat sama siapa?" Winwin melirik sebentar kebelakang

"Pacarku."

"Jeno?"

"Jaemin."

Dear My Dear : NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang