Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"emang kumpulin tugasnya dimana?" tanya ino pada juna melalui via telepon.
"setau gue dikantor bu farah, lantaiempat. nanti tanya aja ke pak satpamnya, nanti ditunjukkin sama doi."
ino mengakhiri sambungan telepon dengan juna. kemudian segera bergegas menuju satpam untuk menunjuk ruang bu farah. lagi aneh-aneh saja, ngumpulin tugas bukan di sekolah, melainkan tempat selain sekolah.
bu farah memang ...
ino bertanya kepada pak satpam, dimana tempat ruangan bu farah. kemudian pak satpam tersebut menunjukkan jalannya agar ino bisa sampai ditempat ruangan bu farah. ino pun mengikuti kata-kata dari pak satpam tadi walaupun sedikit linglung karena tempat ini begitu asing bagi ino.
setelah mengetahui dimana letak lift, ino kemudian berlari kearah lift tersebut. mengetahui jika ada seseorang didalam lift yang sedang menekan sesuatu, ino tambah mempercepat lariannya agar bisa ikut masuk bersama orang tersebut.
"eh tunggu!"
ino berteriak agar orang yang berada di lift menoleh. untung saja orang tersebut dengan segera menekan tombol membuka pintu lift dengan segera.
ino menghembuskan nafasnya, "makasih."
perempuan tersebut tidak merespon apa-apa, perempuan itu sibuk dengan bawaannya yang terjatuh. karena perempuan tadu sudah membantu dirinya, ino segera membantu perempuan itu dengan mengambil berkas yang tergeletak di lantai.
"lain kali, kalau banyak bawaan biasain bawa tas tentengan. biar nanti nggak ribet dan nggak jatuh-jatuh."
hah?
ino tidak salah liat kan?
desya?
pas banget?
oh iya, nganter tugas ke bu farah ya ...
ino memberi berkas file berwarna kuning ke desya. bisa ino lihat bahwa desya terkejut sekali, mungkin karena pertemuan yang sangat tiba-tiba ini kali ya? ino juga kaget.
pengen peluk.
tapi sadar diri aja.
"ino? kam--- lo ngapain disini?"
ino tersenyum. desya terbiasa memanggil aku-kamu ya? ino juga mau kalau gitu.
"mau nganterin berkas yang disuruh sama bu farah nih. kamu juga disuruh kan?"
"iya, sekalian bawain punya azka juga."
hening. tidak ada lagi bahan pembicaraan yang mereka bicarakan. mungkin mereka masih canggung dan memutuskan untuk menyudahi perbincangan itu.
ino juga sangat gugup sekali, dia benar-benar tidak tau topik perbincangan apa yang harus ia buka agar tidak terjadi keheningan seperti ini. desya juga sedari tadi hanya nunduk menatap kakinya.
apa iya ino bilang, "besok mau pergi sama aku nggak?"
kalau ditolak, ino juga malu.
tapi lebih baik ino bilang kan? daripada diam dan nantinya ino menyesal?
"des."
"ya?"
"boleh aku minjem kamu seharian penuh buat besok?"
"hah?"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.