"o-oh! Hai Keiji, sejak kapan di situ?" ucap Athena ketika melihat seseorang yang duduk di sofa yang berada di ruangannya.

"sejak tadi." Athena cuma mengangguk dan kembali fokus kepada berkasnya, dahi Akaashi mengerut, agak kesal karena di abaikan.

"sudah makan?" tanya Akaashi.

"belum." tanpa aba aba, Akaashi segera menarik berkas yang ada di tangan Athena dan menyimpannya di laci. Ia langsung menarik Athena keluar dari kantor tersebut menuju sebuah ruko kecil yang menjual ramen dekat kantor Athena.

 Ia langsung menarik Athena keluar dari kantor tersebut menuju sebuah ruko kecil yang menjual ramen dekat kantor Athena

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Tugas matahari sudah sepenuhnya di ganti oleh bulan, tanda malam tiba. Suhu semakin dingin, kala angin berhembus menembus kulit. Memang seharusnya musim gugur, jika malam seperti ini menghangatkan diri di dalam selimut sembari meminum coklat panas ataupun teh hangat.

Tidak berlaku bagi Akaashi dan Athena. Mereka menembus angin malam hanya untuk berjalan santai. Sehabis dari kedai ramen, mereka memilih untuk mengistirahatkan pikiran dengan memutari kota.

Dikarenakan suasana dingin, tangan Athena sedari tadi tidak henti hentinya ia gosokkan, mencari kehangatan dari gesekan dari tangannya. Akaashi yang mengetahui itu langsung meraih tangan kiri Athena langsung ia genggam dan ia tenggelamkan dalam kantung mantel coklatnya.

Athena hendak bertanya tetapi di potong oleh ucapan Akaashi.

"apa sebaiknya kita menikah saja?" langkah Athena tiba tiba terhenti. Wajahnya berubah menjadi merah, sungguh. Ia tidak menyangka seorang Akaashi mengatakan sesuatu kata yang bisa dikatakan sakral untuk hubungan tanpa status mereka.

"tidak menjawab?" ucap Akaashi lagi.

"ngajak nikah udah kayak ngajak main," ucap Athena tentu dengan wajahnya tetap merah.

"tidak serius. Jika kau mau, besok akanku temui orang tuamu," ucap Akaashi.

"dih?! Serius?!" ucap Athena tak menyangka.

Tidak menjawab, Akaashi memilih menarik tangan Athena menuju sebuah kursi panjang, mengistirahatkan dirinya dengan duduk disana.

"sumpah, Keiji. Kau tidak bercandakan?" ucap Athena.

"wajahku terlihat bercanda?" Athena menelisik wajah Akaashi. Tatapan itu terlihat serius, juga dengan senyum kecilnya yang berhasil membuatnya jatuh kembali.

"bodoh." ucap Akaashi sambil menyentil pelan dahi Athena. Athena mengeluh sakit, padahal sebenarnya tidak.

"intinya, mau tidak?" tanya Akaashi menyakinkan.

"tidak mungkin aku tolak bukan?" jawab Athena sambil tersenyum. Akaashi mendekat mendekap tubuh Athena, sembarimengusap rambut hitam yang sudah memanjang tersebut.

"lihat bulan malam ini, cantik sekali," ucap Athena menunjuk bulan yang bersinar terang di langit.

"ya."

♫♪.ılılıll|̲̅̅●̲̅̅|̲̅̅=̲̅̅|̲̅̅●̲̅̅|llılılı.♫♪

u know what i mean right?

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

u know what i mean right?

Akhirnya selesai buku ini ☺💘.

Terimakasih, kepada yang sudah membaca dan memberi vote, maupun yang menjadi pembaca gelap, terimakasih.

see you other book.

Sugarhmhm.

Metanoia | Akaashi KeijiOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz