09

197 36 12
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

[kokoronashi - majiko]

0:00━━━━━━━━━04:33

◅◅  ▷  ▻▻

Ps. Tidak ada hubungannya dengan lagu.

♫♪.ılılıll|̲̅̅●̲̅̅|̲̅̅=̲̅̅|̲̅̅●̲̅̅|llılılı.♫♪

A

kaashi kira, perasaan itu hanya semu. Tapi nyatanya ia salah.

Sampai usianya menginjak 23 tahunpun perasaan itu selalu ada di hati terdalamnya. Seakan akan manusia lain tidak bisa membuang perasaan itu. Perasaan itu sudah terkunci rapi di sudut hatinya. Hanya bersiap kapan perasaan itu akan di keluarkan.

Semenjak perginya Athena, Hidup Akaashi seakan akan ada yang berbeda. Biasanya ia di ganggu oleh dua pengganggu. Ya, Athena dan senpainya, Bokuto. Ia sempat kehilangan fokus seminggu lamanya. Fokus belajar, hingga bermain voli buyar hanya karena surat itu.

Pernah suatu ketika, saat pertandingan voli berlangsung. Dengan tidak sopannya, memori kembali datang. Memori saat Athena mendukungnya bertanding. Beruntung saat itu kondisi Bokuto sangat prima, ia bisa menetralkan diri dan kembali fokus bertanding.

Akaashi sekarang adalah seorang editor manga shounen. Manga dari salah satu senpai rivalnya saat voli, Karasuno.

Siang hari pukul 12 siang. Waktu para pekerja istirahat makan siang. Begitu pula dengan Akaashi. Ia dengan  manga artistnya Udai Tenma, berniat untuk makan siang di sekitar kantor. 

Cuaca hari ini sedikit mendung. Ya, memang kalau menurut ramalan cuaca di televisi yang tadi pagi Akaashi sempat tonton, akan ada hujan lebat sore ini. Jadi untuk berjaga jaga, Ia dan Udai hanya makan siang restoran dekat kantor. Tepatnya restoran tradisional.

Memasuki restoran, Akaashi di sambut dengan lumayan banyak para pekerja kantoran sedang istirahat makan siang disini. Udai segera memilih tempat dekat jendela yang lumayan besar menampakkan hiruk pikuk luar.

Sembari menunggu pesanan, Akaashi hanya sesekali menyahuti ucapan Udai. Fokusnya terbagi dengan pembicaraan dan pemandangan luar.

"Akaashi-san, kau mendengarku?" suara itu membuyarkan fokus Akaashi ke pemandangan luar.

"maaf, aku tidak fokus mendengarkanmu. Ada apa?" ucap Akaashi.

"ah tidak si, aku hanya penasaran saja. Siapa gadis yang pernah kau ceritakan itu," ucap Udai. Otak Akaashi kembali memungut memori lama, mengenang peristiwa peristiwa yang dilalu bersama sang Gadis.

"bukan siapa siapa," jawab Akaashi singkat.

"yakin? Dari ceritamu, sepertinya gadis itu penting bagimu. Benar bukan?" ucap Udai lagi. Udai penasaran dengan gadis yang dapat membuat Akaashi kehilangan fokus setiap ia menyebut gadis itu. Gadis yang bernama Athena.

"tidak benar." Pandangan Akaashi beralih dari Udai menunu luar jendela. Matanya mengamati satu satu pejalan kaki. Hingga matanya fokus kepada satu postur tubuh yang sedikit familiar, jantungnya tiba tiba berdetak lebih kencang dari biasanya.

Mata biru kehijauan itu membesar kala melihat wajah dari postur tubuh yang tak asing. Garis wajah yang tegas, mata yang tajam tidak pernah berubah dari dulu. Mata mereka bertemu, gadis itu tersenyum kecil, dan langsung berlari meninggalkan Akaashi yang masih memasang wajah terkejut.

"Udai-san." panggil Akaashi.

"kenapa?" jawab Udai sambil menikmati makanannya.

"sepertinya aku melihat gadis itu tadi," ucap Akaashi.

"oh-" hening beberapa saat, mata Udai tiba tiba membola. Sumpit yang di pegangnya jatuh, "KENAPA TIDAK KAU KEJAR?!" teriaknya. Beruntung tidak terlalu keras, jadi tidak mengganggu pelanggan lain.

"dia kabur duluan," jawab Akaashi.

"astaga. Kalian seperti main kucing kucingan saja. Padahal punya hubungan saja tidak," ucap Udai tepat sasaran.

Memang benar Akaashi seharusnya tidak memperdulikan. Tapi entah kenapa hatinya berkata, 'ayo cari dia' entahlah sekarang Akaashi akan sulit fokus pada pekerjaannya lagi.

Haruskah ia mencari, atau menyerah begitu saja?

♫♪.ılılıll|̲̅̅●̲̅̅|̲̅̅=̲̅̅|̲̅̅●̲̅̅|llılılı.♫♪

Sudut penulis :

Timeskip yang memaksakan sekali. Maafkan aku. Hikd

Sugarhmhm.

Metanoia | Akaashi KeijiWhere stories live. Discover now