makan malam

1.7K 142 16
                                    

seokjin keluar dari kamarnya sambil menoleh ke kiri dan ke kanan. bagus! aman! sedang tidak ada siapapun. perlahan kaki putihnya di langkahkan keluar. ia lupa menyiapkan cemilan jadi ia berharap ia bisa turun dan melihat camilan di kulkas tanpa harus bertemu siapapun.

"seokjin."

"!!!" 

seokjin sontak menoleh dan menemukan yoongi di tangga. "aish!! dasar!! mengagetkan saja... ku pikir hyung yang lain."

"kenapa?"

"aku lupa camilan.." seokjin tersenyum, sang kakak cuma menggeleng maklum.

"kurasa aku punya di kulkas. ambillah sekalian jika ingin."

"yang benar?!" seokjin memekik girang. lalu memeluk yoongi saat pemuda itu telah mencapai anak tangga terakhir. "sayang yoongi-hyung!! andai aku bisa memilih hyung sebagai suamiku.." 

Yoongi sedikit terkejut. lalu membalas pelukan seokjin lembut. "sepertinya aku masih harus banyak belajar untuk menyenangkanmu." pelukan di lepas. yoongi mengusap rambut adiknya sejenak. seokjin tertawa kecil lalu berjalan cepat menuruni tangga. 

Yoongi menatap sejenak adiknya yang tengah mengendap-endap dengan piyama kesukaannya di bawah. lalu menatap jarinya sendiri.

"perasaanku saja atau.. dadanya jadi lebih... berisi?" yoongi memperhatikan seokjin sekali lagi. "rasanya seperti ada yang melintang di dibelakangnya. mirip seperti..." di usapnya wajahnya kasar lalu berjalan ke kamarnya sendiri. "mikir apa sih aku? mana mungkin kan.."

















klap!

sip. pintu berhasil ditutup. seokjin menjejal sapu di depan pintu. sengaja, supaya si jeon sulung itu tidak bisa masuk. camilan sudah siap, kasur siap, perlindungan luar dan dalam sudah siap. seokjin benar-benar sudah siap untuk perang! sambil memantapkan hati, seookjin menarik selimutnya dan mulai menonton film kesukaannya.


tik! tik! tik!

jam berdetak tiap detiknya, ponsel seokjin terjatuh ke atas karpet, seokjin sudah tertidur dua jam lalu dengan keadaan ponsel menyala. beberapa video masih di putar karena sambungan data masih menyala






.
.
.
.




Jungkook membuka pintu dengan hati-hati. seperti yang dia duga, pintu utama masuk kamar itu dipasangi jebakan. Jungkook cuma terkekeh kecil, seokjin tidak tahu saja kalau ada pintu kecil yang terhubung langsung ke lemari dan jungkook biasa masuk lewat situ. senangnya bisa memodifikasi kamar sendiri tanpa ketahuan oleh orang lain. dengan langkah hati-hati dia menuntun kakinya ke arah ranjang.

dasi yang sedari tadi melingkari lehernya perlahan di longgarkan. ditarikturun dengan perlahan sambil menyibakkan rambutnya ke belakang. kancing atas kemejanya di buka, dan lengan kemeja di gulung hingga siku sembari menghela nafas. rupanya melakukan hal-hal tanpa di temani adiknya adalah hal yang melelahkan. kini jungkook beralih ke ikat pinggangnya.

jungkook duduk di sisi ranjang sembari mengelus surai seokjin lembut. sayang sekali, anak itu sangat tidak suka di pegang-pegang. padahal itu adalah hal yang paling menyenangkan jika seokjin juga ikut terbawa suasana. sembari perlahan naik ke atas ranjang, jungkook mulai mengungkung adiknya dalam lengan-lengan besar yang kekar. aneh sekali, ini hanya pikiran jungkook saja yang kotor, atau seokjin entah kenapa terlihat lebih menggairahkan? entah kenapa rasa-rasanya fantasi jungkook menggebu-gebu akhir-akhir ini hanya dengan melihat adiknya saja. ah, benar. dia sudah 30 tahun. sudah sewajarnya menikah. ia harus segera menyelesaikan permainan ini dan menikahi adiknya. jungkook sudah tidak bisa menunggu lagi.

family reborn! ÷ JinHaremWhere stories live. Discover now