Bagian 17: Cemburu?

Start from the beginning
                                    

"Maafkan Bintang, Tari! Kadang dia itu suka manja,"

"Tidak apa-apa, Tante! Benar apa yang dikatakan Bintang, saya harus terbiasa," Mentari tersenyum malu.

"Kenapa dari tadi kamu diam saja?" Bintang bertanya pada Ravi.

Ravi yang sibuk dengan makanannya, tak langsung mendongak. Dia terdiam dan menghela nafasnya. Rasanya hatinya sedikit bermasalah, antara cemburu atau tak rela. Tapi yang pasti dia merasakan panas di hatinya.

"Aku tak komentar. Aku cemburu lihat kemesraan dua pasangan di hadapanku. Tahu begini, aku paksa Natasha datang kemari," senyum Ravi yang seolah dipaksakan.

"Memangnya Natasha kemana?"

"Dia pulang menjenguk ibunya. Sudah kangen katanya. Tadinya mau aku antar, tapi dia menolak,"

Mentari menyimak pembicaraan sepasang ibu dan anak di hadapannya. Dia menyimpulkan bahwa Natasha sudah pernah atau sering datang ke rumah ini. Bahkan Luna terlihat peduli dengan Natasha.

Tapi dia tak bisa membayangkan bila suatu saat nanti dia berada satu meja makan dengan Natasha. Akankah ada persaingan dalam meraih hati sang mertua? Mengingat Natasha pandai sekali bermuka dua.

"Malam ini, kamu menginap di sini saja! Tante sudah izin sama ibu kamu. Dia tidak keberatan. Tante ingin sekali ngobrol denganmu,"

"Ta-tapi Tari tidak bawa baju ganti,"

"Tenang saja! Kamu pakai baju tante. Sudah tante siapkan di kamar tamu. Tak boleh menolak!" Tegas Luna dengan nada bercanda.

"Padahal tidur di kamar Bintang saja," polos Bintang.

"Barteran?" Tanya Surya.

"Enggak,"

"Lalu?" Luna memicingkan matanya hingga muncul di dalam pikirannya. "Tidak boleh! Kalian belum sah jadi suami istri. Kamu mau dapat jeweran di telingamu sekarang?" Mata Luna melotot hampir keluar.

"Bercanda doang, Ma!" Kekeh Bintang.

Mentari menepuk lengan Bintang. Pikirannya sudah tak menentu. Bahkan sampai membayangkan dirinya sekamar dengan Bintang.

Makam malam mereka diselingi canda tawa. Tapi berbeda dengan Ravi yang terdiam tak bersuara dan acuh dengan gurauan mereka. Matanya sesekali melirik Mentari yang tertawa di samping Bintang dan kadang menyuapi kakaknya dengan penuh perhatian.

Hingga acara makan malam itu pun selesai. Luna mengajak Mentari untuk berbicara di ruang keluarga. Surya langsung menuju ruang kerja karena ada panggilan dari koleganya. Bintang pun sama. Dia izin untuk mengurus sedikit pekerjaannya. Berbeda dengan Ravi yang melenggang pergi tanpa berbicara.

🌞🌞🌞

Luna dan Mentari menikmati obrolan mereka. Mentari duduk persis di samping Luna. Mereka sudah seperti pasangan ibu dan anak perempuannya yang sedang curhat.

"Tante harap kamu bisa maklum dapat suami seperti Bintang, dia sangat sibuk. Tante juga sering diacuhkan oleh Om Surya karena lebih mementingkan pekerjaannya. Tapi percayalah, itu semua mereka lakukan demi kita juga," Luna merangkul erat pundak Mentari.

"I-iya, Tante,"

"Mulai sekarang, kamu jangan panggil tante lagi! Panggil saja mama, seperti Bintang!"

"Baik tante. Eh! Ma-ma," ragu Mentari.

Luna tertawa kecil dan memeluk Mentari. "Mama dulu ingin sekali punya anak perempuan, tapi tidak kesampaian. Jadi sekarang mama sudah anggap kamu itu seperti anak mama sendiri,"

Siapa Merebut Siapa [TAMAT]Where stories live. Discover now