13 : Keeper of Secrets

Start from the beginning
                                    

Renjun semakin mengernyitkan keningnya, kala tetap tidak menemukan seorang gadis yang sudah ia anggap sebagai gadis-nya itu.

Seorang lelaki lain yang menjadi partner Renjun untuk melukis sedikit terherankan dengan Renjun yang tidak fokus dan malah celingak-celinguk itu, “nyari apaan lo?” tanya nya kemudian.

Renjun menoleh ke Yohan dengan tatapan yang sedikit sinis, “enggak usah kepo” acuhnya.

Mendengar jawaban yang terdengar tidak bersahabat itu, membuat Yohan  mendengus, “gue cuma nanya, sensi amat  kayak cewe aja lo” ujar Yohan kemudian yang bermaksud hanya sekedar gurauan.

Namun, Renjun menganggapnya sedikit serius. Memang untuk saat ini Renjun akan menjadi sensitif setiap kali berbicara dengan Yohan. Ada sedikit unsur ketidaksukaan yang muncul pada diri Renjun terhadap lawan bicaranya saat ini.

Tentu itu ada alasannya, tepatnya beberapa puluhan menit yang lalu.

Renjun selalu melihat pemandangan yang sangat tidak mengenakan di hatinya. Yaitu Yohan, yang terlihat selalu saja berada di dekat gadis yang belakangan ini sering membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat itu.

Yohan selalu menunjukkan sikap pedulinya pada Yuna. Seperti menggulung lengan baju gadis itu agar tidak kotor terkena cat, mengikat rambut gadis itu agar tidak menganggu aktivitasnya, memberikan Yuna sebotol aqua, bahkan banyak lagi.

Memang itu hanya hal kecil, tapi yang membuat Renjun semakin tidak suka itu adalah, sebenarnya Renjun ingin melakukan semua itu. Renjun ingin menggulung lengan baju Yuna saat melihat gadis itu tidak menggulung lengan bajunya. Renjun ingin mengikatkan rambut Yuna saat melihat gadis itu terlihat kesusahan dengan rambutnya yang selalu tertiup angin. Renjun ingin memberi Yuna sebotol aqua ketika melihat gadis itu memegangi lehernya yang mungkin terasa kering. Renjun juga ingin memberikan bentuk perhatiannya pada Yuna. Tapi, selalu saja Yohan mendahuluinya.

Memilih untuk melupakan itu sejenak, Renjun memilih pergi meninggalkan lelaki yang hampir membuatnya naik tekanan itu. Lagi pula, Renjun tidak sengaja melihat Yerin yang sedang memberi kode untuk berhenti beraktivitas dari ujung taman di sana.

Tentunya karena waktu sudah hampir menunjukkan pukul 6 sore. Membuat mereka harus menyudahi kegiatan itu, dan melanjutkannya esok hari.

Tapi sebelum benar-benar meninggalkan Yohan, Renjun membuka suaranya, “gue sinis sama lo bukan tanpa sebab”

Yohan tidak terlalu peduli dengan perkataan Renjun itu, tapi ketika melihat sang empunya mulai pergi menjauh, Yohan sedikit berteriak, “woi main pergi-pergi aja, beresin dulu ini cat! masa gue sendiri?!”

Renjun berbalik, “enggak usah kayak orang susah, beresin cat doang. Lagian di awal tadi lo nggak ikut nyiapin apa-apa, malah sibuk urus cewe” ujar Renjun dengan maksud untuk menyindir. Kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

Yohan hanya diam melihat Renjun yang sekarang tengah berjalan memunggunginya itu. Sebenarnya Yohan kaget dengan perkataan Renjun, namun sejurus kemudian  ia menukikkan senyumannya. Tau maksud di balik kalimat Renjun.

“bilang aja lo cemburu gue dekat sama Yuna”






.
.
.









“astaga!”

Pekik seorang gadis yang baru selesai membereskan alat-alat yang di gunakannya untuk melukis ketika melihat seorang pria tiba-tiba berdiri di dekatnya.

Setelah mengelus dadanya, Minju mulai bersuara, “kenapa?” tanyanya pada lelaki itu.

“Yuna kemana?” tanya Renjun tanpa babibu.

My savior & protector : Huang RenjunWhere stories live. Discover now