01

24 12 1
                                    

Disinilah mereka semua. Berdiri mengelilingi sebuah mesin yang sudah karatan. Di atas nya ada tulisan "Ticket" dengan lampu yang sudah redup. Suara nya pun sudah terdengar tidak enak dan malah membuat kepala mereka pening mendengar suaranya yang sudah agak rusak itu.

"Aku masih ingin hidup, guys"

"Aku pun juga, Jeong"

"Semuanya pasti ingin tetap hidup Jisung-ah"

Ucap Woojin datar dan langsung membuat keempat adik manis nya terdiam dan menundukkan kepalanya. Sejujurnya, mereka berempat tidak mau ikut dengan ke lima kakak kelas nya ini. Tapi karna perjanjian awal, membuat mereka mau tidak mau berada disini sekarang.

Hyunjin yang sedari tadi tidak sabar langsung menekan tombol merah yang hanya satu satu nya tombol yang ada di mesin itu. Mesin tersebut sedikit mengeluarkan bunyi nyaring yang lumayan memekakkan telinga mereka semua dan-

 Mesin tersebut sedikit mengeluarkan bunyi nyaring yang lumayan memekakkan telinga mereka semua dan-

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Ting!

Sret!

Sebuah tiket keluar dari dalam mesin tersebut.

Mereka semua saling tatap. Dan akhirnya Minho mengambil tiket tersebut.

"Apa isinya?"

"Sebuah nama tempat, Chan. Coba kau liat. Sepertinya ini berada di sebuah bukit yang tak jauh dari rumah nenek mu yang di desa kan?"

Chan menarik tiket tersebut dari tangan Minho. Membaca alamat yang tertera di sana.

"Kau benar! Kalau gitu, lusa kita berangkat. Besok persiapkan semua perlengkapan kalian. Dan Felix, besok kau temani aku bertemu dengan Hoongjong"

"Oke Hyung!"

█ THE GAME █

"Hyung... Untuk apa kita kesini?"

Saat ini Felix dan Chan sudah sampai di depan rumah Hoongjong. Sebelumnya, mereka telah terlebih dahulu mempersiapkan apa yang akan mereka bawa besok.

"Ingin sedikit bertanya"

Chan menekan tombol bel yang ada di samping pagar rumah Hoongjong. Tak perlu menunggu lama, Hoongjong keluar dengan piyama yang masih terbalut di badannya.

"Ya? Eh, Felix ada apa?"

"Teman ku ingin bertanya sesuatu pada mu, Sunbae"

"Ada apa?"

"Bagaimana cara nya kalian lolos? Lolos dari permainan 'itu'?"

Tanpa basa basi, Chan langsung bertanya. Sementara Hoongjong sedikit terkejut mendengarnya.

"Hum... Hanya satu sih kuncinya... Saling percaya. Udah itu aja, kalian semua pasti akan lolos. Tapi... "

Chan dan Felix mengernyit.

"Tapi apa?"

"Jika salah satu dari kalian tidak ada yang percaya atau dari awal bermain dia sudah melakukan kebohongan... Jangan harap kalian akan lolos dengan jumlah yang lengkap. Dulu, San hampir saja tidak lolos bersama kami. Tapi di detik detik terakhir permainan, dia akhirnya jujur kepada kami semua dan yah, seperti yang kalian tau. Kami semua lolos dari permainan mengerikan itu"

"Jadi... Kunci kalian lolos dari permainan itu adalah saling percaya satu sama lain?"

Tanya Chan memastikan dan Hoongjong membalasnya dengan anggukan. Anggukan yang terlihat sangat mantap dan terlihat dari tatapan mata Hoongjong kalau dia tidak berbohong dengan jawabannya.

"Baiklah kalau begitu. Kami duluan"

"Semoga kalian berhasil! Ingat, saling percaya!"

Chan mengacungkan jempolnya. Dan setelahnya mereka berdua pergi dari kediaman Hoongjong.

"Hah... Jadi ingat saat itu... Dimana San mencoba untuk menyembunyikan kuncinya. Ku harap tidak ada yang seperti itu diantara mereka. Jika tidak, salah satu dari teman mereka akan tersesat di sana. Tapi kalau dia bisa lolos seorang diri, bisa bisa dia akan lupa dengan mereka semua"

Hoongjong kembali masuk kedalam rumahnya setelah di rasa Chan dan Felix telah menghilang dari pandangannya.

█ THE GAME █

The Game [Stray Kids]Onde histórias criam vida. Descubra agora