08. Belum Siap

170 35 11
                                    

Ting ting ting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ting ting ting

Bel sepeda itu berulangkali berbunyi. Ryuzna pelakunya. Ia menuntun sepedanya sembari tangannya refleks memainkan bel. Sedangkan laki-laki disebelahnya diam saja memperhatikan jalanan yang cukup ramai, tentu saja ia Bryan.

Sekarang sudah sore, sekolah baru saja usai. Tidak mau berlama-lama di sekolah, mereka berdua langsung pulang. Tapi adanya sepeda tidak mereka fungsikan, keduanya hanya menuntunnya.

"Zel, lo ada acara nggak sore ini?"

Ryuzna yang menoleh ke kanan kemudian mengangguk.

"Acara apa?"

"Nggak acara, gue mau kerumahnya Nara doang."

Bryan mengangguk paham. "Zel?"

"Hmm?"

"Lo masih badmood ya?"

Ryuzna terkekeh mendengarkan pertanyaan Bryan. "Idih, gausah sok peduli."

"Lupa siapa yang semalem beliin es krim?"

Ryuzna tampak berpikir, "Lupa nih, gimana dong?"

"Lo tuhㅡ"

"RYUZNA!"

Ryuzna dan Bryan segera mengangkat pandangan dan mencari sumber suara.

"OLIIIV!!"

Yang diteriaki Ryuzna mendekat. Olivia memeluk erat tubuh Ryuzna sembari melompat kecil. Si 'korban' tampak kebingungan.

"Liv, ada Bryan. Jaim dikit napa," ucap Ryuzna pelan tepat di telinga Olivia.

"Hehehe," Olivia melepaskan pelukan itu. Ekspresi wajahnya kembali ke Olivia yang asli. Datar.

"Kenapa heboh?" tanya Ryuzna.

Olivia menatap Ryuzna dan Bryan bergantian kemudian tersenyum. "Halo Bryan," sapanya.

"Ha-halo Oliv," jawab Bryan kemudian menggigit bibir dalamnya.

Astaga, kenapa sih harus manis banget. Batin Bryan.

"Ini kabar baik!" Olivia memekik semangat.

"Kabar baik apa?" tanya Bryan.

"Gue ...."

Ryuzna berdecak kesal, Olivia sangat bertele-tele. "Buruan napa, gue mau pulang!"

"Yeu, gue bela-belain nyegat lo kesini. Eh lo nya nggak menghargai gue,"

Bryan terkekeh setelah mendengarkan ucapan Olivia. Olivia memasang wajah cemberut, tetapi wajahnya tidak mendukung untuk itu.

"Gue, dikonfirmasi ikut kompetisi violin tingkat nasional. Wah, gila nggak tuh?" ucap Olivia dengan nada bersemangat. Tentu saja, saat keahlian menjadi prestasi, siapa yang tidak merasa bangga?

Tak Sanggup Melupa #TerlanjurMencintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang