" heh!!  Masuk masuk " Ali mendorong pelan tubuh Prilly untuk masuk kembali kedalam kamar. 

" BIK TOLONG BERSIHIN KACA YANG PECAH DAN BUANG BUNGA SIALAN ITU !! " teriak Ali dari lantai atas sambil masih mendorong Prilly .

Bik Mar yang sedari menyaksikan kedua majikannya dari bawah hanya menggelengkan kepala. 

" Dasar anak muda "

🌷🌷

" Aduhhh..  Jangan dorong dorong dong "

" Kamu ini.  Kalo keluar jangan pake kayak gini " Ali menyentil pelan kening Prilly. 

" Tadi aku reflek aja pas denger ada suara bantingan kaca.  Aku kira kamu kenapa-kenapa "

" Iya..  Tapi lain kali lihat penampilan kamu dulu!  Untung cuma aku yang lihat! "

" Kenapa sih! Kenapa dibanting?  Sayang kan! "

" Nanti aku ganti!  Udah sana ganti baju! "

Setelah memastikan Prilly masuk kembali kedalam kamar mandi,  Ali berjalan ke luar rumah. Mencoba mencari tau siapa pengirim paket tersebut. 

" Tadi yang ngirim paket siapa pak? "

Satpam yang tadi pagi terkena amukan Ali terkaget ketika mendengar suara Ali yang tiba tiba. 

" Ehh anu den,  tadi paketnya saya temuin didepan gerbang den "

" Jadi bapak nggak tau siapa pengirimnya? "

Joko hanya menggeleng. 

🌷🌷

Malam menjelang,  kini Prilly benar benar menginap dirumah Ali.  Kedua orang tua mereka melakukan perjalanan bisnis keluar negeri. 

Kedua keluarga tersebut selain menjalin persahabatan juga memang sama sama menjalin kerjasama di masing-masing perusahaan yang mereka miliki. 

"Hallo papa..  " sapa Prilly ketika handphone sudah menampilkan wajah sang papa.

"Hallo sayang.."

"Papa pulang kapan sih " Prilly bertanya dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin. 

" Sabar dong..  Baru juga ditinggal beberapa hari " Dari sebrang layar sana Tomi memberi pengertian kepada putrinya. 

" Prilly takut dirumah sendiri "

Tomi menatap putrinya selidik.  Tidak biasanya putrinya mengeluh takut jika ditinggal pergi. 

Ali yang berada disebalahnya mengelus pelan rambut Prilly. 

" Kok tumben sih!  Apa ada masalah? "

Ali menatap layar handpone yang Prilly pegang. 

" Nggak ada pah..  Prilly aman sama Ali " Ali ikut berkomentar ketika dilihat kekasihnya hanya terdiam.

" Papa nitip Prilly ya li.  . Kami belum tau bisa kembali ke Indonesia kapan "

Ali mengangguk. 

" Yaudah sayang.   Papa sudahi ya.. Mama juga sudah tidur tuh dari tadi.. Kabari kalau ada sesuatu ya "

" Iyaa. . Daaa "

Prilly menutup panggilan Vidionya. 

" Nanti aku tidurnya sama kamu ya "

" Emang biasanya enggak? "

" hehe. . Jangan ditinggalin tapi "

" Iyaa! Mau tidur sekarang? "

" Nggak deh. . "

Ali masih sibuk dengan benda di depanya.  Sedari Prilly melakukan panggilan dengan Tomi,  Ali juga sedang bekerja dengan laptopnya. 

Ya..  Diusia Ali yang masih terbilang muda  Ali sudah mulai belajar bisnis yang tentunya dibantu oleh sang papa . Meskipun belum sepenuhnya memegang perusahaan besar milik Papanya,  Ali sudah terbilang menjadi pembisnis muda.  Jadi wajar saja jika semua keinginan Prilly dapat Ali penuhi. 
Karena gaji yang Ali terima dari sang papa tidak bisa dikatan sedikit. 

Prilly memilih memakan buah jeruk yang memang disediakan oleh Ali .  Dengan bersandar dibahu Ali, Prilly mengunyah jeruk miliknya.  Sesekali Ali mencium rambut Prilly.

Ali yang memang terlalu peka menyodorkan tanganya kedepan mulut Prilly ketika dirasa Prilly sedang kebingungan. 

" Kenapa ?" tanya Prilly heran. 

" Isi jeruknya buang sini "  seolah mengerti kebingungan Prilly

Prilly tersenyum dan mengeluarkan beberapa isi jeruk dimulutnya ketelapak tangan Ali.

" Makasih "

Ali tersenyum dan mengangguk ,kemudian fokus ke lyaar laptopnya lagi . 

" Tidur gih! "

" Kamu masih lama kerjaanya? "

" Emangnya kenapa? "

" Aku nunggu kamu " Sambil memainkan rambut Ali.

Ali menutup layar laptopnya dan berdiri menarik tangan Prilly. 

" Ayok tidur "

" kerjaan kamu? "

" gampang "

Prilly tersenyum dan memeluk lengan Ali. 

" Udah tidur sana! " Perintah Ali ketika mereka sudah berada didalam kamar.

" kamu mau kemana? "

" Nggak kemana kemana! "

" Yaudah sini deketan "

" Iya iya "

Prilly terlihat bergerak gerak didalam selimut.  Membuat Ali yang sudah ingin memasuki alam mimipinya menjadi terusik. 

" Tidur sayang! "

" Nggak bisa " Ujarnya manja

Ali membuka matanya " kenapa? "

" Takut "

Ali mengeratkan dekapanya dan menarik kepala Prilly agar tenggelam dalam dadanya. 
" Udah merem!  " Ali mengelus punggung Prilly.

Tak lama kemudian terdengar nafas Prilly yang mulai teratur.  Ali meraih ponsel yang tergeletak dinakas kamarnya dengan sebelah tangan masih merengkuh tubuh Prilly.  Dilihatnya Prilly sudah nyaman dengan tidurnya, Ali mulai mencoba memulai panggilan kepada seseorang. 

" Bagaimana?  Ada yang mencurigakan? "

" Terus pantau rumah mertua saya! Jangan sampai kalian lengah! "

" Baik! "

Ali kembali melihat wajah pujaan hatinya,  senyum kecil terbit dari bibir Ali ketika merasakan pelukan Prilly yang semakin erat. 






Calla LilyWhere stories live. Discover now