1. Kacau

137 3 0
                                    

Harry pov
Aku benar-benar merasa kacau. Aku merasa depresi pasca perang. Belum lagi aku putus dengan pacarku Cho chang.

Aku merasa buruk. Karena aku, banyak orang meninggal. Aku merasa buruk tentang meninggalnya patner Turnamen Triwizardku, Cedric Diggory.

Belum lagi, semenjak Quidditch Gryffindor kalah beberapa bulan lalu, anak Slytherin mulai mengejekku. Memang tak ada Gryffindor yang menyalahkanku. Tapi, Slytherin benar-benar membuatku gila.

Mereka mengejekku lemah tak seperti ayah dan ibuku yang hebat. Mereka mengirimkan surat berisi cacian yang benar-benar menyinggung.

Sejak libur musim panas kemarin, aku keluar dari rumah pamanku. Dan tebak saja, tentu mereka tak peduli. Aku tinggal di sebuah apartemen kecil di pinggir kota yang kebetulan dekat dengan sebuah Bar.

Awalnya, aku hanya iseng datang. Lalu aku bertemu banyak orang yang mulai menawarkan alkohol. Dan sekarang aku benar-benar kecanduan.

Aku juga mulai merokok dan membuat tato di dadaku

Aku juga mulai merokok dan membuat tato di dadaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan di lenganku

Aku juga mengecat ujung rambutku menjadi warna pirang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku juga mengecat ujung rambutku menjadi warna pirang. Supaya terlihat seperti gradasi antara cokelat dan pirang.

************************************

Sirius pov
Aku sedang duduk dimeja makan dirumahku grimmauld place 12.
Aku memikirkan Harry yang sudah sebulan ini tidak mengirimkan surat apapun kepadaku. Bahkan aku sudah mengirimkan puluhan surat kepadanya. Namun tak satupun surat balasan yang kuterima.

"HEI." ucap Remus menepuk pundakku.

"Ah, bikin kaget saja." Kataku kesal. Remus hanya tertawa melihat reaksiku.

"Apa yang kau pikirkan? Tak biasanya kau diam seperti ini." Tanya Remus dengan nada khawatir.

"Harry," Jawabku singkat.

Remus hanya mengangkat alisnya.
"Ada apa dengan Harry?" Tanyanya bingung.

"Dia sama sekali tidak menuliskan surat kepadaku. Aku mengirimkannya puluhan surat tapi tak satupun balasan darinya." Jawabku masih melamun.

"Jangan khawatir, Sirius. Dia remaja. Setiap remaja mempunyai masalah." Jawab Remus terkekeh.

"Tetap saja aku khawatir. Bagaimana jika kita menjemputnya ke Priver Drive? Aku punya perasaan tak enak sejak kemarin." Tanyaku penuh harap,

"Bagaimana jika kita tanyakan dulu pada Dumbledore?" Usul Remus.

"Um, baiklah. Kapan ia datang?" Tanyaku.

"Kalau tidak salah, malam ini Dumbledore dan Severus akan datang." Jawab Remus. Aku seketika kesal.

"Untuk apa snivellus ikut?" Tanyaku sebal.

"Urusan orde. Walau perang sudah selesai, bukan berarti semua urusan selesai." Jawab Remus tersenyum.

************************************

Makasih yang udah baca.
Jangan lupa vote yaaa.
Makasiii❤

depressionWhere stories live. Discover now