Chapter 3

282 44 8
                                    

Aku terharu ada yang minta cerita ini lanjut, terus tanya ini lanjut apa enggak ;-; lanjut kok gais hehe, cuma lama aja update nya

So here we go!!

.

.

.

"Kageyama o'on, bodoh, bego wajah kamu masih pucat begitu keukeuh juga mau pergi sekolah?! Otak kamu beneran di lutut apa gimana sih?!" Hinata misuh misuh sambil lamat lamat memperhatikan Kageyama yang sedang duduk di kursi meja makan dan mengunyah roti telur-- sarapan paginya.

Melihat Kageyama yang biasanya membalas perkataannya kini hanya terdiam memakan sarapannya dengan khidmat nyatanya membuat Hinata seratus persen lebih kesal lagi, di tatapnya ibu kesayangan yang sedang memangku adiknya. "IBU! SI KAGEYAMA INI KENAPA IBU BIARKAN PERGI KE SEKOLAH?"

Wanita cantik tersebut menghela nafas, "Mau bagaimana lagi, ia sama sekali tidak mau mendengarkan ibu. Cukup jaga dia baik baik saja ya Hinata?" Tanya sang ibu sambil tersenyum tipis, menghiraukan gerutuan anak tertuanya.

"Aku sudah selesai sarapan, terimakasih makanannya. Ayo pergi." Kageyama berjalan pergi sambil menarik kerah baju Hinata yang otomatis berontak tak terima diperlakukan seperti kucing "KAGEYAMA O'ON LEPASINNN!" Kageyama balas mendesah lelah, diliriknya Hinata dengan tatapan tajam. "Bisa diam tidak?"

Bibir Hinata di maju majukan, mengeskpresikan kekesalannya. "HIH! POKOKNYA YA KALAU KAMU PINGSAN, AKU GAK MAU ANGKUT KAMU. BIAR SAJA PINGSAN DI TENGAH JALAN, AKU TAK PEDULI! KAGEYAMA O'ON!"

"SHOYO, BERHENTI TERIAK TERIAK!" tak diduga justru ibunya yang menyahut teriakan Hinata sambil menatap nya nyalang tepat di mata, membuat laki laki bersurai jingga tersebut meneguk ludahnya susah payah akibat takut-- perlu diketahui, terkadang ibunya lebih menyeramkan daripada Kageyama.

Pagi itu langit tak terlihat cerah seperti biasanya. Awan berwarna abu abu menutupi hampir seisi kota, ditambah kabut tipis dan udara dingin yang membuat Hinata ingin kembali bergelung di kasur saja rasanya.

Dengan mengabaikan fakta bahwa ia hampir bergelut dengan Kageyama di rumah tadi, Hinata memutuskan untuk memulai percakapan dikarenakan orang yang bernama Kageyama Tobio diam saja. "Kageyama, pagi ini dingin sekali gak sih?" Hinata menggosokan kedua telapak tangannya berulang kali, berusaha mencari lebih banyak kehangatan.

"Lumayan, mungkin akan ada hujan deras?"

Hinata bergidik kedinginan, "Semoga saja latihan voli tidak dibatalkan."

Sambil melangkahkan kaki beriringan bersama Hinata, Kageyama melirik sekitarnya-- jujur saja, ia punya firasat tidak enak sejak tadi pagi. Dan ia rasa datang ke sekolah saat keadaannya sendiri masih belum total membaik juga sebenarnya merupakan hal bodoh, tapi entah mengapa pikirannya seakan mengatakan bahwa ia harus datang ke sekolah hari ini.

"Hinata, hari ini ada kegiatan penting apa di klub voli?" Tanya Kageyama

Hinata menelengkan kepalanya ke arah kanan dan berpikir, "Kurasa tidak ada yang penting penting amat. Mungkin akan latihan seperti biasa. Kenapa?" Kageyama tak menjawab pertanyaan Hinata dan tersebut dan kembali tertegun

Hinata yang terabaikan mencebik kesal dan mengalihkan pandangan ke arah kanannya, tepat sekitar dua ratus meter dari tempat ia berjalan sekarang, Hinata dapat melihat sebuah stan kecil bertuliskan 'Fortune Teller' di depannya. Dengan manik berbinar cerah Hinata tersenyum lebar dan menyeret Kageyama ke tempat stan tersebut berada

"Oi oi Hinata! Mau kemana sih? Kita bisa telat ke sekolah, bodoh!" Sambil berjalan terseok karena mengikuti langkah kaki cepat Hinata, Kageyama memprotes tingkah makhluk oranye tersebut secara blak blak an.

Dear Tobio, My Hybrid Child | Kage•Hinaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें