Isak tangis Chanyeol semakin menjadi. Ji eun mengelus pelan kepala Chanyeol agar ia sedikit tenang.
"Tidak...itu tidak benar. Kau bahkan menjadi alasan ku bisa kembali ceria seperti ini." Ucap Ji eun .
"Apa kau tak takut setelah mendengar gangguan bipolar yang ku alami ini?" Tanya Chanyeol.
"Tidak. Aku sudah menyadari hal itu dari awal. Aku bisa menerimanya dan tak sedikitpun terganggu. apa kau sadar. Sudah beberapa bulan terakhir kau bahkan tak pernah seperti itu lagi. Mood mu sangat stabil belakangan ini."
Ji eun mencoba menenangkan pria itu. Selama ini ia pikir hidupnya lah yang paling menderita. Setelah mendengar apa yang di katakan Chanyeol ia sadar hidup pria ini bahkan jauh lebih berat darinya.
Chanyeol keluar dari pelukan Ji eun dan menghapus air matanya. Sebenarnya ia sangat malu harus menangis di depan seorang wanita. Apa lagi wanita itu Ji eun.
"Jadi itu alasan mu tak ingin membuat para wanita salah paham?" Tanya Ji eun.
"Kau benar. Awalnya mereka mengejarku, merasa nyaman bersamaku. Pada akhirnya mereka selalu mengeluh dan pergi meinggalkanku." Jawab Chanyeol dengan sedikit terkekeh. Ji eun pun ikut tertawa.
"Terimakasih telah hadir dihidupku Ji eun-ah." Chanyeol menatap teduh mata Ji eun.
"Terimakasih kembali." Ji eun membalas senyuman manisnya.
Lagi...Chanyeol harus melihat senyum manis Itu lagi. Jujur saja hatinya selalu berdebar setiap kali Ji eun tersenyum seperti itu padanya. Bahkan gangguan bipolar yang di alaminya membaik ketika bersama dengan Ji eun. Rasanya sangat nyaman. Ia tak tahu rasa nayaman itu hanya sebatas rasa nyaman berada di sisi seorang teman atau ia berharap lebih dari itu. Mungkin kah selama ini Chanyeol sudah menyukai Ji eun. Chanyeol pun masih bingung dengan perasaannya.
*******
"Ada apa kemari?" Tanya Jungkook yang sedang asik berolahraga sekarang.
"Pergilah." Taehyung memberi Jungkook tiket pesawat.
"Wae? Apa itu. Kau menyuruh ku berlibur sekarang?" Tanya Jungkook meraih tiket itu sembari mengusap wajahnya yang penuh keringat.
"Ya kau benar. Berliburlah ke negara itu." Taehyung tersenyum dan melangkah pergi.
Jungkook terkejut mendapati tunjuan tiket pesawat itu adalah London. Yang Jungkook tahu itu negara tempat Ji eun tinggal sekarang. Wanita yang sangat ia rindukan.
"Taehyung kau?" Jungkook heran.
"Ya Jeon Jungkook. Kejar lah dia. Pujaan hatimu." Taehyung melambaikan tangannya dengan posisi membelakangi Jungkook.
"Semoga berhasil." Ucapnya Taehyung lagi sebelum akhirnya benar-benar pergi. Jujur saja Dada nya sangat sesak saat ini. Demi kebahagiaan Ji eun harus ada yang di korbankan disini. Taehyung pun menyerahkan semuanya pada Jungkook. Ia memilih pergi walau dengan langkah tertatih.
Senyuman terukir di bibir Jungkook. Bahagia? Tentu saja. Selama ini ia sudah menyimpan perasaan cinta nya itu. Rindunya pada Ji eun sudah tak terbendung lagi. Saatnya memperbaiki kesalahan di masalalu.
"Ji eun-ah. Tunggu aku." Ucap Jungkook.
*******
"Sampai kapan kau akan tidur di kasurku Ji eun-ah!" Chanyeol memegang kepalanya pusing melihat wanita ini selalu tidur di apartemennya.
"Kau saja yang ke apartemen ku. Aku sudah pw disini." Ji eun menarik selimut menutupi wajahnya mencoba untuk tidur.
Chanyeol yang sangat kesal melangkah menuju kasur saat ini. Ia segera membuka selimut yang menutupi Ji eun saat ini. Dengan cepat Chanyeol menarik kedua kaki Ji eun mendekat padanya ke tepi ranjang.
Ji eun yang terkejut membukatkan matanya. Badannya membeku melihat jarak antara dirinya dan Chanyeol begitu dekat.
Chanyeol semakin mendekatkan tubuhnya ke arah Ji eun yang terbaring kaku saat ini.
"Yak! Kau mau apa?!!" Ji eun menutup matanya.
Chanyeol mendekat dengan tangan yang sibuk membuka satu persatu kancing bajunya.
Jieun yang penasaran mengintip apa yang sedang di lakukan Chanyeol sebenarnya.
"Wae? Apa-apan ini." Ji eun menahan dada Chanyeol yang sudah terpampang nyata di depan wajahnya dengan sekuat tenaga ia menahan.
"Apa kau lupa Ji eun-ah. Aku juga seorang pria." Chanyeol tersenyum jahil.
"Ba...baiklah aku pulang. Bye." Ji eun dengan cepat mendorong Chanyeol. Jantungnya saat ini benar-benar tak karuan. Wajahnya tanpa ia sadari memerah sejak tadi.
Chanyeol kembali mengancing bajunya. Pria itu tertawa puas. Akhirnya kasur ini kembali padanya. Wanita itu bahkan tak pernah merasa takut tinggal bersama dirinya seorang diri. Apa ia lupa Chanyeol juga seorang pria.
Chanyeol melemparkan dirinya ke atas ranjang. Senyuman di wajahnya tak kunjung pergi. Jatungnya juga saat ini benar-benar berdebar kencang tak karuan.
"Apa aku sudah gila?" Tanya Chanyeol sembari terus tersenyum.
Hey jekehey....lu mau ngapain lagi
Ga yakin gua ji eun masih mau sama lu
Hahahaha🥺
YOU ARE READING
Not For Me [End]
Fanfiction[PROSES REVISI]"Jika bicara tentang takdir. Sebenarnya semesta bisa saja merestui kita. Tapi diri ini lah yang telah membuat jarak di antara aku dan kau." Pada akhirnya semua akan kembali ke tempat di mana seharusnya mereka berada. Not for me and No...
Part 27 ( wait for me )
Start from the beginning
![Not For Me [End]](https://img.wattpad.com/cover/236916610-64-k958602.jpg)