Hinata Shoyo

4.1K 492 107
                                    

Hinata x Son (Hinata Mikasa) x Reader

1391 words

Warn TIMESKIP Spoiler!

🍊🍊🍊

"Mau kemana?" Tanya Hinata tiba-tiba nongol.

"Ke konbini sebentar. Beli bahan kan?"

Hinata terus mengekor istrinya dari kamar hingga ambang pintu, terus bertanya apakah ia perlu ditemani.

"Sayang, aku bisa sendiri kok. Kamu jaga Mikasa aja ya."

"Entar kalau barang-barangnya berat--"

"Shoyo... Kamu lupa ya? Istrimu ini kan mantan atlit," Wanita itu mengelevasi tangannya, bak mengangkat barbel kemudian mengecup pipi sang suami yang tampaknya masih kekeh ingin menemaninya, "Aku gak bakal lama kok."

"Dah sayang.." Pintu pun menutup.

Hinata masih diam, menatap kepergian istrinya yang menolak ia temani, "Hati-hati..." Gumamnya.

Dari balik punggung kekar seorang Hinata Shoyo, bayi berusia 18 bulan tengah tertatih melangkahkan kaki kecilnya menuju sang ayah yang membatu di depan pintu.

"Dada!" Serunya, "Dada!!!" Pekiknya lebih keras.

"A- ah.. Mikasa!!" Ia mengangkat sang putra dan menaruhnya di pundak, "Maaf tadi papa gak dengar hehe."

"Dada! Phesssh phesssh!!"

"Hah? Kamu mau pipis? Kan udah pake popok."

"Phessshhh!!! Kamalll!"

Otak Hinata langsung korslet dengan bahasa putranya. Mengerti? Tentu tidak. Apalagi ia jarang pulang mengingat kandangnya kini di Brazil.

Phesh? Kamal?

Kamal siapa lagi???

Nama lain Kenma kah?

Apa (y/n) pernah bertemu keluarga Kenma belakangan ini?

Ah, lupakan overthinking tak penting.

"Yosh! Mari tanya Suga- san!"

Hinata mendudukkan putranya di atas karpet wol bergambar voli di kamar anak itu kemudian meraih ponselnya, menekan kontak Sugawara-senpai.

Nada dering pun merambat ke telinganya sejenak sebelum suara Suga akhirnya masuk.

"Moshimoshi, Hinata? Ada apa?"

"Moshimoshi Suga-san, bolehkah aku menanyakan sesuatu?? Apa senpai sibuk?"

"Tidak, aku sedang tidak sibuk. Ada apa? Tanyakan saja."

Hinata mengelus tengkuknya, "Bahasa bayi, " Ucapnya to the point, "Aku tidak mengerti Mikasa berkata apaaa."

Sang bayi yang mendapati ayahnya terlihat menyedihkan langsung meninggalkan mainannya dan memberi Hinata sebuah bola voli bermerk sama dengan namanya, "Dada nyan nangiisshh.." Ucapnya melengkung bibir ke bawah.

"Hee.. Haha," Sugawara tertawa dari seberang sana, "Mikasa sangat perasa seperti (y/n) ya.."

Hinata ikut tertawa kemudian menepuk-nepuk kepala putranya, "Papa gak nangis kok Mika, liat nih." Ia memasang senyum terbaiknya.

PAPAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt