Ikut?

210 40 1
                                    


Yujin menuju bangkunya yang berada di baris ke dua. Bisa dibilang posisi duduk Yujin ini strategis. Mau ke depan dekat. Ke belakang juga dekat. Apalagi ke kanan kiri. Kalau ada guru yang menunjuk pasti yang dituju adalah deretan belakang. Semisal ada pengecekan pr, yang di cek dulu adalah barisan belakang. Jadi yang tengah ada peluang untuk menyalin pr sejenak. Namanya juga anak sekolah.

Bel masuk tinggal lima belas menit lagi. Yujin mengeluarkan buku pelajaran pertama milik Minhee dan meletakkannya di bangku lelaki itu yang berada di pojok belakang.

Minhee tengah berada di bangku lain bersama teman-temannya. Terlihat mereka bercanda ria.

"Yujin! Anjir! Deg-degan gue!"

Yujin menoleh mendapati perempuan berambut hitam kecoklatan dengan nafas terengah-engah menghampirinya.

"Kenapa? Lo kenapa?" ucap Yujin mencoba menenangkan perempuan itu.

"Gue.. tadi-i.."

Yujin menarik perempuan itu supaya duduk di bangku, entah bangku siapa. Lalu menyodorkan botol minumnya.

"Eh Minju kenapa?" Yuri datang dengan hebohnya. Yujin hanya menggeleng tidak tau.

"Ternyata Hyunjin ikut main dong. Bukan cadangan" ucap Minju dengan mata melotot khas nya setelah minum air.

Yujin dan Yuri menghela nafas. Ternyata tentang Hyunjin, teman seangkatannya. Sewaktu kelas 10, Minju sempat sekelas dengan Hyunjin dan sekarang terpisah.

"Gue kira apaan" balas Yuri lalu duduk di bangkunya. Kemudian menenggelamkan wajahnya dipangkuan tangannya.

Minju masih mengatur nafasnya, entah karena jantungan atau karena lelah berlari. Yujin beralih ke bangkunya.

"Heh balik sono. Ini bangku gue" ujar lelaki bertubuh tinggi bak tiang bendera, Guanlin seraya mengibaskan tangannya supaya menyingkir.

"Iya iya Gantar" Minju menyingkir dan duduk di samping Yujin. Ya, mereka teman sebangku.

Para siswa yang diluar berhamburan masuk kedalam kelas. Berarti seorang guru tengah otw ke kelas.

Benar saja, seorang guru lelaki masuk dengan tatanan rambutnya yang klimis. Sontak suasana di kelas menjadi mencekam. Tatapan mata guru itu mengintimidasi para siswa satu persatu. Terlebih siswa yang berada di barisan belakang.

"Selamat pagi" sapa guru mata pelajaran Matematika, Pak Suga.

:::::

Bel istirahat berbunyi. Para siswa tidak bisa menahan gelak tawa. Hari ini ada lima siswa yang menjadi korban lukisan pak Suga, yaitu Minhee, Guanlin, Asahi, Eric, dan Felix. Ya, mereka itu 5/8 siswa yang berada di barisan belakang. Tiga orang siswa lainnya yang menjadi langganan, kebetulan ikut turnamen antarkota itu sebagai cadangan. Hari ini mereka bertiga selamat.

"Yujin, Lo bawa tisu gak?" ucap Minhee yang wajahnya penuh dengan lukisan indah pak Suga dengan spidol hitam. Yujin tidak menyahut karena masih tertawa.

"Ketawa mulu"

"Gue minta sabun muka woy, yang cewek" teriak Asahi yang menggelegar di kelas.

"Gue juga" sahut Eric dengan menutup wajahnya dengan buku.

"Minju. Minju bawa" cetus Guanlin lalu menghampiri Minju dan hampir menggeledah tasnya namun ditahan oleh si pemilik tas.

"Eh gak sopan Lo Gantar. Minta baik-baik coba"

Felix menarik mundur Guanlin lalu menghadap Minju, "Minju Angel. Minta sabun muka dong" ucapnya dengan suara bayinya. Benar-benar memalukan namun menyenangkan. Bagaimana tidak, Felix yang terkenal dengan deep voice nya tiba-tiba merengek dengan suara bayi.

Love Yourself | Ahn YujinWhere stories live. Discover now