Chapter 2 Sifat Yang Sebenarnya

4.4K 734 157
                                    

Haru segera menghampiri pria dengan luka dan membantunya membalutkan perban.

Haru, "apa kamu masih bisa berjalan?"

Orang itu mengangguk.

Haru, "aku masih harus mengelilingi tempat ini, apa kamu bisa bersembunyi sebentar?"

Orang itu menggeleng, "kamu bilang, tadi kamu akan pergi ke Markas besar Tokyo?"

Haru, "itu benar."

Orang itu melanjutkan, "tidak apa, aku akan mengikutimu."

Haru, "baiklah."

Haru segera memeriksa banyak sudut, sampai ia memeriksa ke dalam reruntuhan bangunan.

Sudah mulai tengah hari.

Orang itu diam dan melipat tangannya, "apa yang sedari tadi kamu cari?"

Haru, "salah satu anggota rombongan bilang, keluarganya masih hidup, tapi dia tidak bisa ditemukan."

Orang itu mulai berpikir, "aku adalah satu-satunya orang hidup yang tersisa."

Haru membalikkan badannya dan menghadap orang itu, "huh? Bagaimana kamu bisa yakin?"

Orang itu bersender di dekat bangunan, "dilihat darimanapun, wilayah ini sudah benar-benar hancur, hanya ada puing-puing dan zombie yang berkeliaran. Lagipula, darimana anggotamu itu tahu bahwa keluarganya masih hidup? Apa dia hanya memanfaatkan feeling nya saja? Itu sangat tidak masuk akal, dia hanya bermain-main denganmu. Siapa yang tahu, itu hanya imajinasinya saja."

Haru, entah kenapa merasa kesal, "kamu tidak mengerti... Aku sudah berjanji pada anak itu."

Haru langsung berlari menuju tempat terakhir, dan hasilnya nihil.

Haru bermuka masam.

Orang itu menyeletuk, "bagaimana? Ucapanku benar, bukan?"

Haru hanya diam, dengan wajah kecewa, ia berjalan melewati puing-puing bangunan, menuju tempat para korban. Sementara orang itu mengikuti dibelakangnya.

***

Saat Haru mulai memasuki ruangan, anak remaja itu berlari dan langsung memeluk Haru, "inspektur!!! Bagaimana?! Dimana kamu menemukannya? Dia baik-baik saja kan?"

Anak remaja itu tidak mendengarkan jawaban Haru dan langsung berlari ke belakangnya, hanya untuk tidak menemukan siapapun.

Wajah anak remaja itu langsung pucat, "inspektur, dimana adikku?"

Haru hanya diam.

Anak remaja itu semakin memaksa Haru, "dimana adikku?! Dimana dia?!"

Haru, "aku sudah mencari kemana-mana, tapi, aku tidak bisa menemukannya. Maaf!"

Anak remaja itu mulai menangis, ia langsung memukul-mukul Haru, meskipun kekuatannya tidak besar, "Inspektur!! Kamu sudah berjanji! Kamu harus menemukan adik perempuanku!! Kamu harus menemukannya!! Kamu sudah berjanji!! Aku... Aku membencimu!!!"

Wajah Haru langsung syok.

Wanita di belakang langsung marah, "HEY!!! kamu remaja kurang ajar!!"

An yang sedari tadi bermain dengan bonekanya tertegun dan melihat Haru, "paman... Sedih..."

Tangis anak remaja itu pecah, "KAMU PEMBOHONG!!! INSPEKTUR!!! PEMBOHONG!!! AKU MEMBENCIMU!!!"

Sebelum anak remaja itu bisa melontarkan makiannya lebih jauh, pria yang mengikuti Haru menarik kerah anak remaja itu.

Anak remaja itu kaget, "siapa?! Lepaskan aku!!!"

Pria itu mengerutkan keningnya, "cukup sampai di situ. Jika kamu hanya bisa menurunkan semangat orang lain, maka aku akan membuangmu ke gerombolan zombie dan membiarkan mereka memakanmu."

A Life in A World With Zombie Apocalypse(HaruDai ff)Where stories live. Discover now