[18] Can You Tell Me...

Start from the beginning
                                    

.

.

.

.

Pemuda dengan surai biru keperakan itu menatap kepergian Rachel dengan tatapan tak mengerti. Dia tadi heran kenapa tiba-tiba saja gadis itu berhenti. Dan saat dia berbalik dia mendapati gadis itu menatap dirinya horror. Saat dirinya bertanya apa yang salah, gadis itu mengerjutkan dirinya dengan tiba-tiba berteriak dan lari begitu saja.

Khun hendak mengejar Rachel, namun dia ditahan oleh pelukan erat dari bayangan hitam yang sedari tadi tidak diperhatikan oleh Rachel keberadaannya..

"Baam! Kita harus mengerjar Rachel!" Dia tidak boleh mati disini!

"Biarkan saja, Khun, kita harus pergi segera." Kata sosok itu dengan mudah menarik Khun menuju ke tempat tertentu. Khun tidak bisa menolak saat dia menoleh kebelakang kearah tempat Rachel berlari. "Baam, kau tidak akan menyelamatkan dia? Apa kau sudah tahu?"

Sepengetahuan Khun sendiri, Baam mati dengan benar-benar tidak tahu menahu kebusukan Rachel. Kemungkinan Baam mati hanya dengan perasaan marah dan jengkel karena Rachel tidak membantunya saat dia dibully. Tentang keterlibatan Rachel di belakang semua itu, Baam mati tanpa tahu apapun.

Perlahan sosok pemuda berkuncir kuda yang panjang kembali terlihat jelas, mata emasnya berbalik menatap Khun dengan senyum sendu. "Aku tahu, aku melihat mu setelah semua."

Khun menunduk, berguman 'oh' pelan.

Baam sudah mengikuti Khun sejak kapan siapa yang tahu. Saat Khun sendiri uring-uringan mengurus tentang apa-apa saja yang sebenarnya terjadi pada Baam, keluarga Grace dan lainnya. Baam yang kehadirannya tidak disadari oleh Khun mengawasi semua itu. Dia yang dalam kematiannya dipaksa menelan kenyataan kelam yang menimpa keluarganya.

Rachel datang kekediaman Keluarga Grace adalah saat Baam masih duduk dibangku SMP. Walaupun kedua orang tua Baam sangat memanjakan putra mereka satu-satunya, tapi keduanya jarang meluangkan waktu untuk bersama dengan Baam karena sibuk dengan pekerjaan.

Baam yang masih muda mengerti hal ini. namun tentu sebagai seorang anak dia tetap saja butuh perhatian. Dan Rachel yang datang sebagai teman bermainnya benar-benar memberikan semua yang Baam butuhkan.

Rachel memberikan dia perhatian seorang ibu yang Baam inginkan. Kehadiran seorang kakak yang tidak pernah Baam miliki sebelumnya. Teman bermain yang Baam harapkan.

Rachel adalah sumber semua hal yang Baam inginkan sejak itu. Membuat pemuda yang pendidikan sosialnya sangat tidak mencukupi mengembangkan perasaan kuat yang agak menyimpang. Kedua orang tua Baam sudah mengeluhkan hal ini ketika menyadari sikap Baam yang agak tidak masuk akal terhadap Rachel, namun semua keluhan mereka masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Baam tidak mendengarkan.

Saat keduanya menyadari hal ini, sudah terlambat sudah. Sehingga mau tak mau baik Arlene dan suaminya hanya bisa pasrah saja. Terlebih keduanya juga merasa berhutang karena kurang memberi Baam perhatian yang cukup dan kehadiran Rachel memang sangat disyukuri keduanya. Rachel sendiri juga adalah rekomendasi dari seseorang yang sangat dipercayai oleh V sehingga membuat dirinya juga tidak mempermasalahkan banyak hal.

Selama putranya bahagia, ya sudahlah.

Baam selalu mengiyakan apapun perkataan Rachel. Selalu mencoba memenhui keinginan Rachel termasuk untuk memasuki Akademi Menara Dewa.

Saat dulu Baam mendengarnya, dia marah karena Rachel akan pergi meninggalkannya. Tapi kemudian menjadi senang sebab Rachel tidak bisa masuk ke Akademi bergengsi tersebut karena masalah biaya. Otak jenius yang sedikit kekurangan EQ pemuda itu kemudian dengan cepat membuat rencana untuk membawa Rachel kesana. Yakin bahwa dengan begitu Rachel akan tersentuh dan tidak akan berpikir untuk meninggalkannya lagi.

[BL] Thriller Academy ✓Where stories live. Discover now