" Masih mau balapan lagi? " tanya Ali mulai membuka suara. 

" Nggak lagi..  "

" nggak apa-apa kalo masih mau balapan "

" Nggak mau "

" halahh! "

" jangan gitu dong..  Iya aku salah.  Minta maaf ya " Ujar Prilly menyodorkan tanganya. 

" Ngapain? "

" Minta maaf "

" Nggak aku maafin! "

" ih kok gitu sih "

" Aku nggak main-main ya..  Sekali aku tau kamu balapan lagi aku bakal buang kamu kelaut "

" aku bilangin Mama lho "

" Mama kamu udah ngasih ijin "

Prilly memilih diam.  Melawan kata Ali nanti dibilang bandel lagi.  Syukur-syukur Ali nggak ngamuk macam Singa. Masalah motor biarlah dibakar Ali.  Nanti dia bisa minta papanya lagi.   Prilly jadi terkekeh sendiri dengan rencananya. 

" Nggak usah senyum . Nggak bakalan kamu dapet motor baru " pernyataan Ali seperti tau isi pikiran Prilly.

" Nggak kok "

" Padahal tadi aku hampir menang lho " Gerutunya pelan.

Ali mengerem mobilnya mendadak.  Menatap Prilly tajam.  Prilly sadar apa yang dia katakan berakibat fatal. Segera dia menepuk mulutnya keras. 

Mulut sialan!

Kita balik aja.  Males gue sama lo "

" Ali jangan dong..  Iya maaf..  Alii ayo pulang..  "

" nggak!  Capek gue ngasih tau lo "

" Ali jangan lo gue dong " rengeknya hampir menangis.

" sekarang gue tanya ya..  Buat apa ikut balapan kayak tadi?  Mau mati konyol? "

Prilly segera memeluk Ali erat ketika dilihat ada kilatan amarah dalam matanya.

" Lepas!  Nggak usah peluk!  Gue nggak mau dipeluk cewek bar-bar kayak lo! "

Prilly menangis kencang! 

" Ali..  Jangan bilang gitu.  Aku nggak bar-bar lho "

" kalo nggak bar-bar terus apa?  Malem-malem keluyuran!  Balapan liar "

" iya iya..  Aku salah.  Jangan marah-marah.  Aku takut "

Ali melajukan mobilnya kembali.  Dirasa malam sudah semakin larut.  Tidak baik juga buat kesehatan Prilly.  Mau bagaimanapun marahnya Ali,  dia tetap memikirkan kesehatan Prilly.  Karna bagi dia Prilly yang utama. 

" minggir dulu..  Gue lagi nyetir! "

" Nggak mau..  Nanti kamu marah lagi "

" gue malah tambah marah kalo sampe mobil gue nabrak! "

" jadi lebih pentingkan mobil dari pada aku " Gas Prilly dengan melepas pelukannya. 

" iya lah..  Ngapain juga mentingin lo.  Lo aja nggak mentingin diri sendiri kok "

Prilly diam.  Hanya isakan kecil yang kini terdengar didalam mobil.

" Nggak usah cengeng bisa? "

Prilly mengangguk dan mulai menghapus air matanya.

" Ali aku laper "

" Dari tadi belum makan? "

Prilly menggeleng.

" Ck " decak Ali dengan keras. 

Dillajukanya dengan kecepatan tinggi mencari rumah makan yang sekiranya masih buka dijam maling seperti ini.

Setelah makan malam kini Prilly berada dirumah Ali.  Katanya Prilly nggak mau pulang.  Takut dibuang kelaut beneran sama Mama.

" Cuci muka dulu,  gosok gigi dulu baru tidur " tegur Ali karna dilihatnya Prilly ingin merebahkan tubuhnya dikasur milik Ali.

" Males ahh "

Tanpa diduga Ali menyeret tubuh Prilly hingga berada disisi ranjang.  Digendongnya Prilly kearah kamar mandi. 

" Gue nggak mau sampe kasur gue kotor !" terang Ali dengan nada yang masih judes.

Prilly membuang nafasnya kasar.  Menatap Ali tajam dan berjalan melewati Ali begitu saja. 

" Mau kemana? "

" Pergi!  "

Ali menyekal tangan Prilly ketika Prilly ingin keluar dari kamarnya. 

" Lepas nggak!  Aku nggak mau disini sama orang yang udah nggak sayang sama aku lagi "

" Siapa yang bilang " tanya Ali dengan masih menyekal tangan Prilly. 

" lo gue itu artinya udah nggak sayang.  Udah sana minggir..  Lepasin tangan Aku.   Aku mau pergi aja " cerocos Prilly dengan mata yang mulai berair. 

Tak tega melihat Prilly menangis,  ditariknya Prilly dalam rengkuhan Ali.  Diusapnya lembut punggung Prilly. 

" Udah nggak usah nangis.  Tambah jelek lho " Godanya hingga membuat Prilly berhenti menangis. 

Digoyang-goyangkan tubuh Prilly kekanan dan kekiri sambi Ali menciumi rambut Prilly. 

" maaf ya.. "

Prilly mengangguk dalam pelukannya. 

Calla LilyWhere stories live. Discover now