|2| Seblak

28 2 6
                                    

Sudah jam pulang sekolah, Rara merapihkan kembali alat tulis dan bukunya. Dia memasukan semuanya ke dalam tas, begitu juga dengan Vano.

Rara beranjak dari bangkunya, menggendong tasnya. Lalu berjalan ke pojokan kelas untuk mengambil kain pel dan juga ember. Dia menghampiri Vano dan memberikan embernya.

"Nih, lo isi air embernya. Nanti yang ngepel biar gue aja." ucapnya sambil memberikan ember.

Vano mengambil embernya, "Rajin banget sih lo." ujar Vano kembali menaruh tasnya di atas meja.

"Lo mau ngeluarin duit lagi buat bayar denda, karena gak piket?" tanya Rara.

"Maulah, berapa sih? pasti gue bayar."

"Gak! lo tuh gampang banget ngeluarin duit. Udah tau sekarang lagi susah nyari duit," cibir Rara kesal.
"Udah sana isi airnya." lanjut Rara sambil mendorong Vano keluar kelas. Dan Vano langsung pergi mengisi air.

Rara menaruh kain pelnya. Dia menyapu kelas sambil menunggu Vano kembali. Tidak lama Ratu, cewek rese yang tadi siang berpapasan dengan Rara menghampiri.

Ratu mendorong tubuh Rara keras, sampai Rara jatuh dan kepalanya terbentur ujung kursi. Ratu melipatkan tangannya di dada. "Lo jangan pernah berani-beraninya ngelawan gue!". ucapnya.

Rara mendongakan kepalanya, "Mau lo apa sih?!" tanya Rara kesal dan berdiri sambil memegang jidatnya.

"Mau gue? lo jauhin Vano." jawab Ratu dengan mimik wajah rese.

"Ck, denger ya Ratu. Sampe kapanpun gue sama Vano engga akan pernah pisah."

"Vano dapet apasih dari cewek jelek kaya lo? udah gendut, jerawatan, pas-pasan. Masih mendingan juga gue."

"Iya deh yang cantik, yang body goals, yang mulus. Tapi, cewek kaya lo bukan tipe Vano, ngerti gak si lo sampe situ?"

"Liat aja, walaupun lo kaka kelas gue. Gue gak akan-akan segan-segan bikin lo jauh-jauh dari Vano." ujar Ratu dan langsung pergi. Ratu seperti itu, ketika dia kalah berbicara dengan lawannya. Dia pasti selalu memberi ancaman dan pergi begitu saja.

"Gila ya, ada cewek modelan gitu." ucap Rara sambil menggelengkan kepalanya.

Tidak lama Vano kembali ke dalam kelas, dia menaruh embernya di depan kelas. Dia menghampiri Rara.

"Airnya di depan tuh." ucap Vano.

Rara membalikan badannya, "Eh iya."

Vano menyipitkan matanya dan mendekatkan mukanya, "Jidat lo kenapa?" tanya Vano dengan tangannya yang langsung mengusap. Rara menurunkan tangan Vano.

"Gapapa, cuma tadi kena ujung sapu." jawab Rara bohong. Rara tidak mau Vano mendapatkan masalah lagi. Karena setelah Rara berucap jujur, Vano akan mencaci maki habis Ratu.

"Kepentok ujung sapu gak akan sampai kaya gini Ra."

"Udah cepet bantuin gue, biar selesai." ujar Rara mengalihkan pembicaraan.

"Iya."

Vano membawa kain pel keluar, membersihkan dengan air yang sudah di bawa tadi. Dia kembali masuk dan Rara langsung mengepel seluruh kelas.

×××

"Ra, nanti malem gue ke rumah lo ya. Biasa." ucap Vano sambil mengedipkan mata kanannya.

"Iya boleh. Tapi, jangan malem-malem banget."

"Iya bos, siap!"
"Yaudah gue balik dulu, bye."

INSECUREWhere stories live. Discover now