Dia yang Bermahkota
Dia yang bermahkota
Terlihat kecil dan tak berbahaya
Walau membantai semua orang
Tanpa ampun di hatinya
Bagai psikopat
Meluncurkan serangan diam-diam
Menyiksa dari dalam
Hampir tak terelakkan
Jutaan korbannya
Merintih kesakitan
Dibawah pengaruh mematikan
Yang ia keluarkan
Para penyintas
Menceritakan kekejaman dalam sandera
Lainnya meremehkan
Berakhir kesakitan di tangannya
Aku katakan padamu,
Jangan remehkan
Jangan abaikan
Pun jangan dekati diaKarena dia yang bermahkota
Akan datang kepadamu
Dengan segala kekejamannya
Dia, si corona virus
YOU ARE READING
Potret Masa Lalu
PoetryPotret masa lalu, dengan kenangan yang pilu. Potret masa lalu, dengan senyuman sembilu. Sekarang saatnya kita keluar, sekarang saatnya kita pergi. Dari potret masa lalu, tentang dia yang telah pergi. Ini adalah kumpulan puisi lanjutan dari "Bagai...