3. LoveChat

226K 1K 46
                                    

Sudah satu bulan sejak pesta seks Naisa dengan teman-temanya, setiap berangkat sekolah Naisa harus memakai syal yang ia kalungkan di leher untuk menutupi bercak-bercak merah di leher Naisa.

Bekas cupangan yang membuat Naisa jengkel dengan aktifitas Mark setiap malam, dia tidak pernah puas menggagahi tubuh mungil Naisa.

Rasanya badan Naisa remuk setelah bercinta hingga subuh bersama Mark, sedangkan Rai dia sibuk berbulan madu.

Yap, Rai harus menikah dengan calon yang dipilihkan orang tuanya, sebenarnya Rai ogah menikah, tetapi, tuntutan dari orang tua Rai membuat Rai jengah.

Sebuah pesan masuk membuat getar ponsel Naisa berdering, sebuah foto Rai sedang telanjang bulat dengan batang kelakiannya yang tegak mencuat.

Dengan iseng Naisa membalas pesan itu, meski, dirinya kesal kepada Rai yang menitipkannya pada Mark.

"Itu kok tegang? Gak, dikasih jatah"

Balasan itu membuat Naisa tersenyum, membayangkan wajah merengut Rai yang di olok-olok oleh Naisa.

Pelajaran hari ini sungguh membosankan, apalagi dengan chat-chat dari guru-guru mesum yang pernah tidur dengan Naisa.

Sesekali Naisa membuka sebuah aplikasi bernama LoveChat, itu adalah sebuah aplikasi untuk mencari pasangan. Naisa yang tidak tertarik dengan pelajaran bermain hp yang di sembunyikan di kolong meja.

Naisa mendesah kesal, saran lelaki dari aplikasi tersebut hanya untuk cowo seumurannya, padahal Naisa ingin mencari pria seusia Rai atau Mark yang tentunya jago diranjang.

Bel istirahat berbunyi, setelah guru keluar dari ruangannya, Naisa dengan bahagia mengeluarkan hp model terbaru yang di belikan Mark beberapa minggu lalu.

Setelah lama mencari akhirnya Naisa menemuksn pria sesuai dengan tipenya, dari foto pria itu dia adalah WNA yang bekerja di Indonesia, wajahnya terbilang tampan dan tentunya kaya, mungkin uangnya cukup untuk menambah jajan Naisa.

Setelah chat dengan pria itu Naisa memutuskan untuk bertemu dengannya jam 1 siang.

"Eh, tapi, om gak kerja?"

"Hari ini aku cuti Nay, kita ketemuan di Mall dekat sekolah kamu ya,"

"Oke deh om, jam 1 siang ya, om nunggu aku di mana?"

"Cafe no. 3 dari kiri,"

"Om pasti lupa nama Cafe itu kan?"

"Benar, masih susah untuk ingat nama-nama Cafe di sini."

Obrolan itu berlangsung cukup lama, pelajaran setelah istirahat terasa begitu menyenangkan. Tak terasa bel pulang telah berbunyi, sebelum itu Naisa mampir ke ruang olahraga, menemui guru olahraga yang dari tadi meminta jatah dari Naisa.

Ciuman panas antara Naisa dan Gurunya berubah menjadi desahan-desahan halus, memang ruang olahraga adalah ruangan yangg paling cocok untuk memadu kasih.

"Pakhh..." Desah Naisa saat batang kejantanan gurunya menembus liang peranakan Naisa.

Desahan keduanya membahana di seluruh ruangan, ruangan bercat putih itu menjadi saksi bisu perbuatan gurunya dengan Naisa.

"Janganhhh keluarinhhh di dalam akh... Ah... Naisa lagi subur aaaah," tentu saja itu hanya alasan Naisa, Naisa tidak ingin air mani guru olahraganya membanjiri rahim Naisa.

Setengah jam mereka bercinta, Naisa membersihkan diri di kamar mandi, Naisa juga berganti dengan pakaian sekolah yang baru, Yap, Naisa selalu membawa baju cadangan ke sekolah.

MomentWhere stories live. Discover now