-roku

102 27 1
                                    

Sekarang mereka berada di rumah Changbin. Engga enak juga sama yang punya cafe mereka malah berantem di sana. Hyunjin, Woojin, Jisung dan Minho juga turut ikut sama mereka supaya keadaan terkendali. Kalau engga ada mereka mungkin Changbin dan Bangchan sudah terkapar di rumah sakit.

"Bang," panggil Felix ucapan nya terhenti sebentar untuk menetralkan perasaanya saat ini, "beneran abang yang curi uang gue?"

Bangchan melihat Changbin lalu Felix, "jangan percaya sama dia." Bangchan nunjuk-nunjuk Changbin.

"Kak Changbin tau darimana?"

"Disaat ekonomi kalian lagi keganggu bisa-bisanya Bangchan dapat uang banyak padahal kerjaannya cuman leha-leha."

"DIAM LO BAJINGAN!" Bangchan mau nerkam Changbin untung aja Woojin dan Hyunjin nahan badan Bangchan.

Felix bener-bener kecewa sama Bangchan. Padahal dia kerja cari uang juga bakal ngasih ke dia. Engga perlu nyuri. Felix tau keadaan lagi engga baik-baik aja, pembelajaran terganggu, ekonomi terganggu, beraktivitas lainnya terganggu. Tapi jangan sampai jiwa dan duniawi nya ikut terganggu.

"Gue gak mau ngasih tau mama papa tentang hal ini dan kita selesaiin sekarang tengkarnya." Felix menatap lekat mata Bangchan. Dan itu membuat Bangchan menjadi merasa bersalah.

Bangchan melihat ada tatapan kecewa, dia tidak mau adiknya tidak percaya lagi sama dia. Dia ngelakukn itu cuman karena iri sama Felix. Ego membutakan diri.

"Jelasin bang atau gue gak mau ngomong lagi sama lo." ucap Felix.

Bangchan diam sebentar dan tidak lama dia menangis, "gue iri sama lo Liks, lo bisa cari uang sendiri, lo bisa ngasih papa mama uang dari kerja keras lo sendiri, lo bisa cari kebahagiaan. Gue iri Liks." Bangchan mengusap mukanya kasar, "Maafin gue Liks."

Felix memandang kakaknya, dia menundukkan kepalanya memikirkan, apa yang harus di iri kan sama dia. Felix memeluk Bangchan.

"Abang gak usah iri, gue kerja juga buat abang. Gue ngumpulin uang juga bakal bagi-bagi ke kalian. Abang bisa banyak hal kok, abang bisa bahagia dengan cara abang. Tapi bukan kek gini caranya. Sudah ya bang, gue maafin lo." Felix mengusap punggung Bangchan lembut. Bangchan makin nangis kejer.

Jisung yang ngelihat itu nangis sampai ngeluarin ingus terus ingusnya diusapin ke lengan Minho sambil gelendotan. Changbin, Hyunjin, Woojin cuman senyum ngelihat mereka berdua.

"Ternyata kita gak sampe sekarat Jin." ucap Hyunjin.

"Masih disayang Tuhan." - Woojin.

"Minho nanti kita punya anak kayak Felix aja ya, soft banget." - Jisung

"Mau buat sekarang?" - Minho. Jisung mukul manja Minho.

"Sekarang sudah baikan, Bangchan kembaliin uang Felix." suruh Changbin.

"Ya nantilah bego, uangnya di rumah." ucap Bangchan sambil menyeka air matanya. "Oiya maafin gue juga Bin." Changbin ngangguk.

Semua orang tertawa. Namanya kakak adek tidak bisa bertengkar terlalu lama, karena mereka masih tetap dalam satu lingkungan.

"Terus abang mau ngapain sekarang?" tanya Felix.

"Hmm," Bangchan berfikir, benar dia harus ngapain sekarang? Kalo cuman nge leha-leha engga ada gunanya. Jadi dia mutusin buat cari kerja juga. Hitung-hitung kuliah sambil kerja. Oiya Felix kelas tiga menengah atas by the way. "Gue bakal kerja di foodcourt."

Mereka semua tertawa, itu kan pekerjaan yang dia bilang pas ngebohongin temen-temennya.

"Awas gue gak liat lo di jalan ya Chan. Habis lo gue lapor ke Felix." ucap Woojin sambil senyum jahil. Bangchan udah mau nyabet si Woojin aja tuh.
















Beberapa hari Bangchan cari kerja dan dapat pekerjaan yang dia bilang ke mereka. Dia kerja di salah satu  foodcourt indoor yang berada di Mall.

Dia rada masih bingung mau ngapain di situ. Tapi ada satu karyawan yang bersedia ngebantu dia. Wajahnya lucu, cantik, gemesin. Itu yang pertama kali dipikiran Bangchan.

"Lo beresin meja yang di situ aja. Oh iya nama gue Seungmin." ucap Seungmin. Seungmin itu tukang masak di foodcourt itu. Tapi dia juga suka bantu-bantu yang lain kalo lagi engga ada kerjaan.

"Oh iya, nama gue Bangchan." ucap Bangchan sambil menjabat tangannya, dan Seungmin menjabat balik tangan Bangchan.

Bangchan kira hidup kayak dunia yang tidak berujung. Kesusahan selalu menimpa tanpa batas. Tapi semua salah, dunia punya ujungnya masing-masing tergantung dimana kamu menempatkan diri.




























Gila ga bisa mikir.

selfi pertama mereka nih abis slesai kerja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

selfi pertama mereka nih abis slesai kerja.

EKONOMI || ChangLix ✔Where stories live. Discover now