"Dasar anak tak tau diuntung! Jadi selama ini kau selingkuh dari tunanganmu!"teriak Tuan Jeon tak kalah nyaring.

Jungkook mendecih. "Aku tidak pernah berselingkuh! Karena aku memang belum punya kekasih!"ucap Jungkook tak kalah dari sang ayah.

"Anak sialan! Pernikahanmu dengan Mirae akan tetap dilaksanakan dan akan di percepat menjadi dua minggu lagi!"teriaknya tegas. Setelah itu Tuan Jeon pergi menuju kamarnya tanpa memperdulikan makian dari sang anak.

Setelah sang ayah benar-benar menghilang dari hadapannya. Lantas Jungkook menatap sang ibu sambung dengan tatapan penuh dengan kebencian.

"Aku kira kau akan menjadi pengganti ibuku, tapi nyatanya aku salah. Ibu tak akan pernah bisa digantikan posisinya oleh siapapun. Tak tekecuali oleh wanita egois seperti dirimu!"ucapnya setelah itu Jungkook beranjak dari sana dan memasuki kamarnya.

Yoora, kau tau aku sangat mencintaimu dan aku yakin kisah kita tak akan berakhir begitu saja. Tunggu aku Shin Yoora.

---

Yoora melangkahkan kakinya memasuki rumah besar yang selama ini menjadi tempatnya berteduh.

Kali ini datang bukan untuk menetap dan meminta bantuan serta belaskasih. Tapi kali ini ia datang untuk mengucapkan terimakasih juga sebagai perpisahan karena ia akan pergi dari seoul. Menuju tempat yang tak akan pernah bisa diketahui oleh semua orang.

"Yoora, akhirnya kau pulang nak. Ibu sangat khawatir padamu"ucap wanita parubaya itu yang kini tengah berdiri didepan pintu rumahnya sendiri.

Ibu Junae membawanya masuk dengan Yoora yang masih menutup mulutnya, berjalan mengikuti langkah kaki sang ibu.

"Ya ampun Yoora, syukurlah kau mau pulang, ayah sangat khawatir padamu nak"ucapnya saat melihat presensi Yoora yang berada tak jauh dari tempatnya berdiam sekarang.

Berbeda dengan Junae, saat semua orang menyambutnya dengan suka cita lantas pria itu terdiam dan mengingat percakapannya dengan gadis itu beberapa waktu lalu.

"Aku akan pulang tapi tidak untuk tinggal, aku akan pulang karena ingin berpamitan"

Junae menggelengkan kepalanya, mengeyahkan pemikirannya tentang perkataan gadis itu beberapa waktu lalu.

Kini Yoora duduk tepat di depannya. Dengan ekspresi gugup dan juga tangan yang ia kepal satu sama lain. Menambah ritme jantung Junae menjadi tak terkendali.

"Ibu, ayah"ucapnya membuka suara. Lantas kedua orang itu menatap Yoora dengan tatapan bertanya, tak lupa juga dengan Junae yang sudah berkomat-kamit dalam hatinya.

Tidak Yoora, tolong jangan katakan hal itu.

Yoora meneguk air liurnya susah, hingga membuat kurva naik turun pada tenggorokannya. "Sebenarnya--"wanita itu kini mengantungkan perkataannya, "sebenarnya aku kemari karena ingin berterimakasih sekaligus berpamitan pada kalian berdua"ucapnya sontak membuat rahang Junae mengeras juga ekspresi terkejut yang kedua orangtuanya tampilkan.

Brak!

Pria itu mengebrak meja dan bangkit dari tempat duduknya, "aku sudah selesai"ucapnya lalu beranjak meninggalkan ketiga manusia disana dengan ketegangan yang masih sama.

Junae menjadi benci pada keadaan ini, ia benci Yoora dan ia juga menjadi benci ibu Yoora jangan lupakan Si Jeon pelukis kebangaan ibunya sendiri.

Jika Yoora benar-benar pergi, aku akan menerormu Jungkook!

"Maaf Ra-ya, akhir-akhir ini Junae sedang banyak tugas jadi begitu"ucap sang ibu disertai helaan nafas beratnya.

Yoora mengangguk, "biar nanti aku bicara padanya bu"

"Jadi kau berpamitan pada kami? Lalu kau akan pergi kemana Ra-ya"tanya sang ayah menatap Yoora khawatir

"Aku akan pergi ke Jerman, malam ini lebih tepatnya, aku minta ibu dan ayah jangan beritahu siapapun termasuk Junae"

Lantas ayah dan ibunya terkejut bukan main, "Jerman? Nak kau kenapa pergi sejauh itu? Lalu kau disana dengan siapa? Kuliahmu bagaimana?"tanya sang ibu bertubi-tubi

"Jangan khawatirkan itu bu, aku pergi karena seseorang membutuhkan bantuanku. Tentang kuliah aku sudah mendaftar disana, tenang saja"

Perbincangan itu tak berhenti, sebelum Yoora berkata bahwa ia harus menemui Junae dan berbicara dengannya. Hingga akhirnya kedua orangtuanya mengiyakan dan disinilah Yoora sekarang.

Dikamar Junae.

"Jun-ah"ucapnya dari balik pintu.

Junae mengehela nafas kasar, "mau apa kau kemari! Jika nyatanya kau akan pergi!"ucapnya ketus tanpa menatap Yoora.

Lantas Yoora berjalan menghampiri pria itu lalu memeluknya dari arah belakang. "Maafkan aku Jun-ah, aku harap kau mengerti keadaanku sekarang"ucapnya tanpa sadar kini menitikan air mata.

"Pergi saja sana! Cepat pergi! Dan kau harus tau satu hal, jika kau benar-benar pergi maka aku akan membencimu, selamanya!"ucapnya tegas. Seraya menekankan kalimat terkahir.

Bukan, bukan itu yang sebenarnya Junae akan sampaikan. Namun disatu sisi ia juga tak bisa mengunggapkannya. hatinya juga mendadak hancur manakala mendengar isakan dari wanita yang kini tengah memeluknya dan menenggelamkan wajahnya.

"Maaf, maaf. Benci saja aku Jun-ah, karena kali ini aku akan benar-benar pergi. Sebelum aku pergi bisakah kau sampaikan surat ini untuk keluarga Jeon dan Juga Jungkook"ucapnya seraya menyodorkan secarik kertas yang ia simpan dimeja Junae.

Terdengar helaan nafas lagi yang keluar dari pria itu. "Baiklah, sekarang kau bisa pergi dari kamarku jangan pernah datang lagi kesini"ucap pria itu menahan sejuta air mata yang sudah akan keluar dari kedua matanya.

Saat itu juga Yoora melangkah mundur menjauh dari Junae beranjak menggapai gagang pintu, sebelum ia benar-benar kelaur dari sana. Ia mengucapkan sesuatu untuk pria itu dan membuatnya menangis kala Yoora sudah benar-benar tak ada.

"Jun-ah terimakasih dan Jun-ah aku menyayangimu"

Junae kini tak bisa menahan lagi air matanya, pertahanannya runtuh. "Yoora, aku juga menyayangimu, sangat."ucapnya dengan kedua mata yang terus menatap pintu.

Setelah urusannya selesai dengan Junae lantas ia berpamitan pada kedua orangtuanya, karena tepat satu jam lagi penerbangannya akan lepas landas.

"Baik-baiklah disana, jangan lupa untuk memberi kabar pada kami"ucap sang ibu yang kini memeluk tubuhnya.

Yoora mengangguk, "aku berjanji pada ibu dan ayah akan baik-baik disana dan akan sering mengabari"ucapnya sumringah.

"Benar tak ingin diantar kebandara?"imbuh sang ayah yang tepat berada disamping sang ibu.

Yoora lagi-lagi mengangguk, "tidak usah, aku akan ke flat dulu untuk mengambil koper setelah itu langsung pergi"

"Baiklah, kabari kami jika kau sudah berada disana, dan sampaikan salamku pada Kim Namjoon itu"ucap sang ayah lagi.

Yoora tersenyum, "baik, kalau begitu aku pergi dulu, terimakasih sekali lagi, ibu ayah"

Kedua orang itu megangguk lalu melambaikan tangannya pada Yoora yang kini sudah pergi menggunakan taksi.

Jungkook, Jun-ah maaf jika keputusanku akan membuat kalian membenciku. Dan Jungkook aku sangat mencintaimu aku juga tak pernah menyangka bahwa kisah cinta kita hanya sampai disini. Semoga kau bahagia dan semoga kita bisa bertemu lagi suatu saat dengan keadaan yang berbeda namun tetap dengan perasaan yang sama.

Jungkook kau akan tetap menjadi cahayaku sampai kapanpun, terimakasih karena sudah membagi kisah sedihmu padaku dan terimakasih sudah sempat memberiku kebahagiaan. Walaupun belum terbalaskan.

Bersambung

LIGHT : Your My LightWhere stories live. Discover now