Chapter 1

6.1K 341 54
                                    

Muzan POV

"ada apa anda memanggil saya, tuan?" ucap Daichi

"aku mendapat kabar bahwa kau sering terlihat bersama dengan seorang pemburu iblis, apa kau tau apa yang kau lakukan itu hah?!" jawab muzan dengan raut wajah datar tapi mengeluarkan aura membunuh.

'Bagaimana dia bisa tau? Apa yang harus kukatakan, kalau aku berbohong dia juga pasti tau' batin Daichi

"anda benar, tuan" ucapnya sambil menelan ludah gugup

"apa alasanmu bersama dengan pemburu iblis itu? Kau tau bukan kalau mereka itu menjadi musuh kita para iblis? Bagaimana bisa kau bersamanya?!"

"karena dia sudah membuat saya merakasan apa itu jatuh cinta. Dia yang membuat aku merasakan kasih sayang. Senyuman dia yang dapat menghangatkan dadaku dan terasa debaran disana" jelas Daichi sambil mengingat wajah seseorang yang dia cintai

"kasih sayang? Berdebar? Jatuh cinta? Omong kosong!!"

"apakah anda pernah merasakan debaran di dada apabila anda melihat istri ataupun anak anda, tuan?" tanya Daichi

'debaran dan hangat di dada? Walaupun aku sudah memiliki istri dan seorang putri yang selalu menyambutku pulang dengan senyuman, tapi aku tidak pernah merakan hal itu sakalipun' batin Muzan sambil terus menatap Daichi

"berarti cinta tersebut bukan cinta sejati tuan, mereka tidak benar-benar mencintai anda. Karena itulah anda tidak mera—" tiba-tiba leher Daichi sudah terpotong dari tubuhnya. Daichi begitu kaget saat kepalanya sudah berada ditanah.

'kurasa aku tidak bisa bertemu lagi denganmu, melihat senyumanmu, hidup bahagia denganmu. Semoga kau hidup bahagia saying...' batin Daichi sebelum dia berubah menjadi abu.

"beraninya kau mengatakan hal itu kepadaku" geram Muzan sambil berlalu meninggalkan tempat tersebut

.

.

.

Muzan berjalan menuju rumahnya dimana dia tinggal bersama dengan istri dan anaknya. Ketika masuk kedalam gerbang dan berjalan menuju rumahnya, dia mendengar teriakan anak perempuan yang berlari menuju kearahnya.

"aaayaaaahh... akhirnya ayah pulang. Ayah kemana aja selama ini?" tanya gadis kecil tersebut setelah berada digendongan Muzan.

"ara... sepertinya putri ayah sangat merindukan ayah, maafkan ayah karena pulang terlambat" jawab Muzan sambil menggendong putrinya.

'sampah itu pasti salah. Lihat, putriku selalu menyambutku dengan antusias ketika aku pulang. Juga seorang istri yang selalu menurut kepadaku. Itu sudah cukup untukku' batin Muzan

"hhuummp.. ayah selalu begitu, kan aku sendirian dirumah karena ayah datang terlambat" keluh sang putri

"sendirian? Lalu kemana ibumu?"

"ibu pergi sedari pagi tadi, jadinya aku sendirian dirumah... tapi ayah jangan marah pada ibu ya" pinta putrinya

"apa? Dia meninggalkanmu sendirian?! Kemana saja dia hah? Menjagamu saja tidak bisa" geram Muzan

" ayah.. aku ingin bertanya ini sejak lama, tapi..." ucap putrinya ragu-ragu

"ada apa?"

"apakah benar aku putri ayah? Karena sejak lama ibu selalu memperkenalkan seorang pria dan menyuruhku memanggil dia ayah. Katanya laki-laki itu adalah ayah kandungku. Apakah itu benar ayah? Aku tidak mau orang lain menjadi ayahku" rengek sang putri

'Apa?! Dia berkata begitu? Berani-beraninya dia selingkuh, dan anak ini berarti hasil selingkuhannya?? Dasar wanita tidak tau diuntung' geram Muzan

"apakah ayah akan marah pada ibu dan aku?" tanya putrinya takut-takut

"tidak, kau adalah putri ayah. Kenapa harus marah? Sekarang pergilah tidur, ini sudah malam" jawab Muzan sambil menahan amarahnya

'pantas saja selama aku berada bersama mereka aku tidak merasakan apa yang dikatakan sampah itu tadi. Akan kubalas kau wanita licik, liat saja nanti' Muzan masuk kerumahnya dengan amarah yang masih menumpuk.

Keesokannya Muzan menghabisi istri dan anaknya, kemudian dia menyuruh bawahannya untuk menyingkirkan mayat mereka. Dia tidak berselera untuk memakan mayat tersebut. Dia lalu pergi meninggalkan rumah untuk menciptakan iblis baru dengan harapan iblis tersebut bisa bertahan dibawah sinar matahari.

Disaat dia sedang berjalan disebuah bukit untuk mencari korban, tidak sengaja dia melihat seorang gadis berambut merah dengan luka didahi dan mengenakan anting hanafuda ditelinganya. Dia melihat bagaimana gadis tersebut begitu menyayangi keluarganya, senyuman dia yang entah mengapa menimbulkan rasa hangat didadanya.

Deg..

'apa ini? Kenapa tiba-tiba aku merasakan debaran didadaku. Dan kenapa melihat dia tersenyum seperti itu membuatku hangat' batin Muzan sambil terus menatap gadis tersebut.

Sang gadis yang merasakan ditatap pun mengalihkan pandangannya kehutan dimana Muzan berdiri. Sebelum gadis tersebut menatap dirinya, Muzan sudah berpindah tempat.

"Nee-chan, ada apa kau melihat kesana" ujar gadis berambut hitam oren yang heran melihat kakaknya terus menatap kearah hutan yang gelap.

"tidak ada apa-apa, ayo kita masuk untuk makan malam" jawab gadis berhanafuda tersebut sambil tersenyum.

"hm, gadis yang menarik. Aku jadi ingin memilikinya, senyumannya, tubuhnya, semuanya" ujar Muzan sambil menampilkan seringai kecilnya

"Bunuh keluarganya.. dengan begitu dia akan memandangmu, dan kau bisa mendapatkan gadis itu untuk dirimu sendiri" ucap sisi gelap Muzan ketika merasa ketertarikan pada gadis itu. Muzan kemudian pergi dari kediaman gadis tersebut.

.

.

.

Tanjirou POV

Setelah seharian mencari kayu bakar, aku melihat adik-adikku menyambut aku pulang. Rasa lelah setelah menjual arang dan mencari kayu bakar seakan sirna setelah melihat senyuman mereka. Sebagai anak pertama dari keluarga ini, aku menjadi satu-satunya tulang punggung dikeluargaku. Ibu yang kerepotan menjaga adik-adikku yang masih kecil terpaksa tidak punya waktu untuk mencari uang. Kusempatkan waktuku sebentar untuk bermain bersama mereka. Kulihat ibu dan Nezuko yang baru keluar dari dapur untuk mengajak kami makan malam.

'entah kenapa aku merasa ada yang memperhatikanku dari tadi' batin Tanjirou kemudian mengalihkan pandangannya kedalam hutan

'aneh.. aku yakin tadi mencium bau seseorang disana. Tapi tak ada siapapun..'

"Nee-chan, ada apa kau melihat kesana" tanya Nezuko yang menyadari kakaknya masih berdiam diri dari tadi.

"tidak ada apa-apa, ayo kita masuk untuk makan malam" jawab Tanjirou masuk kedalam rumah bersama Nezuko.

'mungkin tadi hanya perasaanku saja'batin Tanjirou

Possesive demon (muzanxtanjirou)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora