25. dua puluh lima

3.8K 634 221
                                    

Tumben banget aku up jam segini :)


Selama perjalanan pulang keduanya sama sekali tidak berbicara karena Jay tahu kalau Ara sedang tidak baik-baik saja sekarang jadi lebih baik dia diam.

Tapi Jay mulai merasa ada yang aneh saat sudah berada di dalam kamar Ara, kesunyian ini berubah jadi ketegangan setelah dia mendengar suara isakan.

Ara menangis?

Entah kenapa setiap Ara menangis hati Jay akan sangat-sangat terasa perih.

"Jangan nangis, Ra."

Kalimat itu justru membuat tangis Ara makin menjadi-jadi. Rasanya campur aduk hatinya sangat sakit karena Jake memakinya dan juga penyesalan telah mendorong Lami.

Dan satu lagi..

Dia telah membuat Jay menjadi sosok yang kasar. Jay tidak pernah memukul orang tapi karena dirinya Jay melakukan itu.

Ara makin frustasi dengan semua kejadian tadi.

"Tinggalin gue Jay. Gue lagi pengen sendiri." Ucap Ara.

Walau Jay tahu kalau kalimat itu hanya dusta semata karena faktanya Ara selalu meminta Jay untuk tetap menemani di saat dia sedih.

"Gue bakal pulang. Tapi nunggu lo tidur dan janji dulu sama gue, jangan nangis lagi." Jay menggerakan ibu jarinya mengusap lembut air mata yang membasahi pipi Ara.

"Iya." Ucap Ara, kini dia mulai berbaring di kasur.

Tidak butuh waktu lama gadis itu sudah tertidur tentu akibat usapan-usapan lembut yang Jay berikan pada kepalanya.

"Mimpi indah, Ra." Gumam Jay sambil mengecup singkat kening Ara.

" Gumam Jay sambil mengecup singkat kening Ara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ternyata Jay tidak benar-benar pulang. Dia masih di rumah Ara dan kini malah sedang ada di depan televisi, menonton acara bola bersama Sunghoon.

Sepertinya Jay akan menginap di sini saja. Kebetulan juga besok hari minggu.

"Selesai ujian gue mau bakal pergi, Hoon. Lo jaga Ara pas gue gaada ya."

"Hmm." Jawab Sunghoon sambil mengangguk, dirinya masih fokus dengan pertandingan bola di televisi.

"Kalau Ara mau kemana-mana lo anterin. Jangan biarin dia sendirian. Sekalipun itu deket."

"Terus misal Ara keliatan bad mood lo kabarin gue."

"Oh iya sama kalau Ar-"

"Bacot lo, Jay. Kaya mau pergi selamanya aja." Sunghoon menatap Jay sinis.

"Loh Jay, masih di sini?" Tanya Ara.

Saat hendak berjalan mengambil minum di dapur Ara malah melihat Jay sedang menonton televisi bersama Sunghoon.

Padahal Ara melihat jam dinding di kamarnya tadi sudah menunjukan pukul 02.15 malam.

"Iya nih." Jay beranjak dari sofa lalu mengikuti Ara yang masuk ke dalam dapur.

Sunghoon bersyukur Jay mengikuti Ara, akhirnya bisa menonton bola dengan tenang tanpa mendengar bacotan dari lelaki itu.

"Lo kenapa bangun tengah malem gini?" Tanya Jay.

"Haus Jay, gue pengen minum."

"Laper juga gak? Gue masakin ramen mau?"

Ara diam seperti menimang-nimang tawaran Jay yang menggiyurkan. Tapi ini sudah malam sebenarnya tidak baik makan mie.

"Boleh deh. Gue tunggu di sini ya." Ara mulai duduk menyaksikan Jay memasak ramen.

Sungguh ini pemandangan yang sudah lama tidak Ara lihat. Terakhir kali Jay memasak sesuatu untuknya ketika dirinya ulang tahun di bulan Oktober lalu.

Jay pada saat itu memasak pancake. Walau ada yang gosong tapi Ara tetap memakannnya untuk menghargai usaha Jay.

"Kesambet apa lo senyum-senyum sendiri." Tanya Jay.

"Terpesona sama ketampanan gue?" Lanjutnya.

Ara segera tersadar dia langsung melempar sendok untuk ucapan tidak jelas Jay barusan.

"Gaada sejarah ya gue terpesona sama lo."

"Terus kenapa senyum-senyum. Eh tapi bagus sih soalnya lo itu lebih cantik kalau senyum dari pada nangis kaya tadi."

"Apaan sih gajelas, udah deh gausah bahas yang tadi."

Jay hanya terkekeh lalu mulai menaruh ke meja makan dua mangkuk kosong dan panci berisi ramen lengkap dengan komponen lain di dalamnya.

"Pokoknya besok lo harus minta maaf sama Jake."

Tidak sinkron, baru saja kan Ara bilang sendiri untuk tidak membahas soal tadi.

"Gue mau minta maaf ke dia, tapi..." Jay sengaja menggantung ucapannya.

"Tapi apa?" Tanya Ara.

"Lo jangan lagi deket-deket sama Jake apalagi ngejar dia."










Tbc

Ya gambarannya gini lah kalau jay sama sunghoon nobar bola

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ya gambarannya gini lah kalau jay sama sunghoon nobar bola.

Sunghoonnya kek patung jaynya kek emak" nonton sinetron azab.

Problem • Jay Park | EnhypenWhere stories live. Discover now