Chapter 01

987 113 17
                                    

Bagaimana perasaan kalian jika ayah dari kekasihmu adalah mantan Sugar Daddy kalian dulu?

Rasa nya pasti campur aduk.

Itulah yang kini Gun Atthaphan rasakan. Semenjak beberapa menit yang lalu, lebih tepatnya ketika seorang pria paruh baya dengan usia berkisar 40 tahun mendudukkan diri di sebuah sofa yang berseberangan dengan nya.

Gun meneguk saliva nya susah payah, tubuh nya melemas bahkan detak jantungnya pun seakan ikut terhenti. Bahkan saat pria mungil itu mengetahui ayah kekasih nya adalah mantan kekasih Gun dulu, rasanya Gun ingin berlari keluar dan meninggalkan rumah itu secepat mungkin. Beruntunglah, Gun masih ingat alasan mengapa ia pergi ke rumah ini, tentu saja untuk melamar kekasih cantiknya, Jane Ramida.

Gun masih ingat, awal mereka bertemu dan memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih adalah disaat keduanya baru memasuki dunia perkuliahan. Seorang gadis bertubuh mungil dan memiliki paras menawan nan anggun. Tidak hanya itu, tutur kata gadis itu pun sangat halus, dia ramah kepada siapapun. Hal itulah yang membuat Gun berakhir jatuh cinta dengan sosok itu. Dan kedatangan nya kerumah ini adalah ingin meminta restu kepada orang tua gadis itu untuk meneruskan hubungan ke jenjang yang lebih serius seperti pertunangan. Namun siapa sangka jika ayah dari gadis itu adalah Off Jumpol, mantan Sugar Daddy Gun semasa sekolah menengah pertama dulu.

Meskipun terkejut, Gun berhasil mengutarakan maksud dan tujuan nya datang ke rumah ini. Akan tetapi melihat raut wajah Off, Gun yakin jika lamaran nya tidak akan di terima dengan mudah oleh pria itu.

"Kalian tidak bisa bertunangan." Ucap Off dengan suara tegas nan dingin, ekspresi wajah nya datar, seakan menunjukkan ia tidak menyukai kedatangan Gun di rumah ini. "Karena aku tidak akan pernah memberikan restu. Jadi urungkan niat kalian."

Seperti yang Gun duga sebelumnya, Off memang tidak akan memberikan restu dengan mudah. Jadi ia tidak perlu terkejut dengan hal itu. Meskipun di detik yang sama, ia merasakan tubuh seorang gadis yang duduk di sampingnya menegang, kaget dengan pernyataan yang di berikan oleh Off.

"Pho!" Pekik Jane, ia menatap sang ayah dengan mata berkaca-kaca, menahan tangis nya. Suara gadis itu bergetar hebat. Sampai sebuah tangan menepuk punggung tangan nya dan menggenggam nya erat. Jane menoleh kesamping, ia tersenyum pahit ketika Gun mencoba menenangkan nya. Setelah itu ia kembali memusatkan perhatian nya pada Off, "Berikan alasan yang masuk akal, Pho. Kau tidak bisa memisahkan kami begitu saja."

"Kau masih punya banyak waktu untuk belajar Jane, kau baru berada di tahun kedua di Universitas tapi kau sudah memikirkan untuk menikah."

"Tapi kami akan menikah setelah lulus, Pho. Tidak sekarang, saat ini kami hanya ingin bertunangan."

"Tidak ada jaminan setelah lulus, dia akan mendapatkan pekerjaan yang layak, Jane. Bagaimana dia bisa membahagiakanmu?"

Gun mendecih pelan mendengar perkataan Off, "Tapi aku mencintainya." Jawab Gun.

Off menyeringai, meledek apa yang Gun ucapkan. "Cinta saja tidak akan cukup, bukankah kau tau itu?" Tanya Off sarkastik, melihat Gun yang hanya bisa terdiam. Off kembali bersua dan menatap sang putri. "Lepaskan dia Jane, Pho bisa mencarikan seseorang yang jauh lebih baik dari dia setelah kau lulus nanti."

Jane menggeleng, airmata tak lagi bisa ia bendung, membuat bening-bening kristal mulai berjatuhan ke permukaan pipinya. "Aku tidak mau dan tidak akan pernah mau." Pekik Jane seraya bangkit dari sofa, berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya dengan air mata berderai, meninggalkan dua sosok pria yang saling melemparkan tatapan tajam di ruang tamu.

Gun bisa melihat, jika Off mulai bangkit dari sofa dan berjalan pelan kearahnya. Tanpa Gun sadari, pria paruh baya itu sudah berdiri di depan nya. Ia sedikit merunduk dengan kedua tangan yang bertumpu di sandaran sofa. Mengukung Gun di bawah nya dengan pandangan penuh intimidasi, Gun mendongak, tak ingin kalah dari sosok itu. Namun seketika itu juga Gun menyesali tindakan nya. Tak ada perubahan spesifik dari pria paruh baya tersebut sejak terakhir kali mereka bertemu lima tahun silam, pria itu masih terlihat awet muda. Bahkan jika di lihat sekilas, Off tampak seumuran dengan Gun. Indera penciuman Gun menangkap aroma parfum pohon Pinus. Masih terekam jelas di ingatan Gun, jika dulu ia lah yang memilihkan merk parfum itu pada Off. Ia tidak menyangka, kalau Off masih memakai parfum yang sama hingga sekarang.

Love AffairWhere stories live. Discover now