Chapter 02

824 107 19
                                    

Gun memukul-mukulkan kepala ke atas bantal, mengutuk kebodohannya. Bagaimana tidak, Gun harusnya membenci Off atas perbuatan pria paruh baya itu tempo hari atau setidaknya Gun bisa melupakan kejadian itu. Tetapi mengapa sekarang yang terjadi malah sebaliknya?

Gun menyentuh bibir dan memejamkan mata nya. Ia selalu bisa merasakan hangat nya bibir Off kala itu. Sebelah tangan Gun terangkat, menyentuh permukaan dadanya yang selalu berdetak cepat ketika mengingat hal tersebut.

Ini salah.

Seharusnya Gun bisa melupakan Off dan khawatir karena semenjak hari itu. Gun tak pernah lagi melihat Jane dimanapun. Ini sudah hari ketujuh dimana mereka tak bertemu baik di Universitas ataupun di luar rumah. Tak ada kabar apapun dari sang kekasih. Meskipun Gun berusaha menemui Jane ke rumahnya, para pekerja disana selalu mengatakan jika Jane tidak ada di rumah. Lalu dimana gadis itu berada? Gun akui, ia merindukan kekasihnya, walaupun di setiap kali ia memikirkan Jane, selalu ada bayang-bayang Off disana.

Gun menghembuskan nafas. Entah berapa kali ia menghela dan menarik nafas panjang nan berat.

Lamunan Gun buyar tatkala mendengar  suara berisik yang berasal dari arah ponselnya. Di layar memampangkan sebuah nomor tak di kenal. Gun menaikkan sebelah alisnya, merasa bingung. Lantas segera mengangkat panggilan telpon tersebut. Sampai suara seseorang yang sangat amat ia kenal terdengar dari seberang sana, berbicara dengan nada lirih.

Tanpa menjawab apapun, Gun langsung mematikan sambungan telpon. Kemudian berlari menuju mobilnya untuk pergi ke suatu tempat.

 Kemudian berlari menuju mobilnya untuk pergi ke suatu tempat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika ada hal yang paling Off benci di dunia ini. Maka hal tersebut adalah hubungan asmara yang di jalin oleh Gun dan puteri nya.

Awalnya Off berpikir ia bisa memisahkan  sepasang kekasih tersebut dengan mudah. Itu sebabnya sejak Minggu lalu, Off memutuskan untuk mengurung Jane di dalam kamar nya. Tidak membiarkan gadis itu keluar sedikit pun sebelum berjanji menjauhi Gun.

Namun bukan nya menuruti Off, Jane justru kabur dari rumah hingga menimbulkan sebuah insiden kecelakaan yang membuat hati Off merasakan sakit luar biasa daripada harus melihat putri nya bersama dengan orang yang Off cintai, Gun Atthaphan.

Off memejamkan mata nya dengan kepala menengadah ke atas. Kedua telapak tangan nya saling menangkup, menghantarkan doa pada semesta agar Puteri nya bisa kembali seperti sedia kala.

Off membuka mata, ia mengintip dari kaca persegi yang ada di pintu ruang operasi. Disana, ada sesosok gadis bertubuh mungil tengah terbaring tak sadarkan diri. Off kembali terpejam, berharap bahwa apa yang ia lihat hanya lah mimpi semata. Tidak sanggup melihat kondisi Jane yang cukup mengenaskan.

Off tidak tahu bagaimana cerita nya. Pagi ini, tiba-tiba saja ia mendapatkan telpon dari salah satu asisten di rumah nya yang mengabarkan jika Puteri nya tidak ada di dalam kamar. Off yang awalnya ingin pulang kerumah, justru lebih di kejutkan lagi dengan berita jika putri nya menabrak pembatas jalan hingga mobil yang ia kendarai hampir masuk ke dalam jurang.

Love AffairWhere stories live. Discover now