|WARNING: MEMBACA CERITA INI MEMBUATMU SUSAH MOVE ON|
GENRE: ACTION-ROMANCE [Story 12]
"Blood Roses" orang-orang memanggilnya begitu. Layaknya sebuah mawar yang indah dan menarik perhatian mata, tapi jangan lupa bahwa mawar pun memiliki duri...
Cuma mau mengingatkan, sejak awal gue bilang kalau cerita ini ranahnya 🔞 Jadi kalau ada adegan kissing atau kalimat kasar dan pervert mohon ambil hal positifnya aja yaa
Sebelum baca tarik nafas dulu, jangan lupa buang lewat mulut, fyuhh...
Sudah?
YAUDAH YOK BACA!
EH ABSEN JANGAN LUPA! KUDU WAJIB
Ada yang nyadar gak sih setiap Gatra ngeliatin Milkita, si Milkita malah ngacangin wkkw bucin oh bucin
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jadi pen berendam bareng 🌚
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GATRA bisa berkata seperti ini pada perempuan? Sulit di percaya, Gatra yang ku tau adalah seorang pria super soft pada wanita terutama. Namun malam ini, detik ini juga dia memberitahuku bahwa air yang terlihat tenang pun bukan berarti tidak berbahaya.
Sudah melihat sendiri bagaimana dia dengan begitu bar-bar menyerangku, sepertinya ini saatnya aku menghentikan permainan, sebelum Gatra menjadi terbawa emosi lalu berlanjut ke adegan lebih mengilukan.
"Sudah ya sudah, gue nyerah." Ucapku, aku mengangkat tangan pasrah, sedangkan kedua kakinya masih mengapit tubuhku. "Tadi gue cuma nantangin lo aja."
"Nantangin?"
"Yup. Memang apa lagi? Lo pikir gue sungguh mau bercinta sama lo?" aku masih berusaha tersenyum meski keadaan sedikit mendebarkan, reaksinya tidak seperti yang aku duga. Di luar skenarioku.
"Apa saya terlihat seperti mainan untuk kamu?"
"Lo yang bilang sendiri bukan gue." Aku mencoba bangun, namun sia-sia, Gatra mendorong tubuhku hanya dengan satu tangannya hingga aku kembali harus terbaring di sofa. "Gatra, udah gue bilang. Main-mainnya sudah selesai."
