Pak Seungyeon termaksud guru yang serba bisa, selain menguasai tentang perhitungan, pak Seungyeon juga bisa membuat lagu, bernyanyi, melalukan rapp, menguasai dance dan banyak hal lainnya.

"Hai anak-anak murid bapak, yo.. Selamat kalian udah naik kelas, mantul lah kalian semua."

Lihat, tidak mungkin ada wali kelas yang akan sesantai ini pada muridnya, pak Seungyeon ini memang seru sekali, seolah berbicara pada teman sendiri. Definisi menolak tua.

"Yoi pak.." semua bersorak.

"Hari ini kalian kedatangan teman baru di kelas kita," pak Seungyeon menoleh ke arah pintu, "mari sini masuk."

Lelaki yang dipanggil mulai memasuki ruang kelas dengan langkah goyah, dia menunduk menatap ke bawah.

"Kamu bisa lihat ke arah teman-teman kamu dan memperkenalkan diri," pak Seungyeon mempersilahkan.

Diam beberapa saat, lelaki itu belum juga berbicara apapun, bahkan kepalanya masih tetap menunduk, seolah enggan menatap ke arah yang lainnya.

Pak Seungyeon berdehem kecil, "kamu boleh mulai memperkenalkan diri, tenang aja saya gak gigit kok," pak Seungyeon mempersilahkan lagi.

"Saya, Junho."

"Em.. oke Junho, kamu bisa memperkenalkan diri kamu lebih jelas?"

"Nama saya, Cha Junho."

Pak Seungyeon menghela napas samar, pria itu kemudian tersenyum, bertepuk tangan, disusul oleh murid lainnya yang dia suruh untuk mengikutinya bertepuk tangan, "oke, kamu boleh duduk, terimakasih, tadi perkenalan yang sangat bagus."

Cha Junho berjalan, tanpa mengucapkan apapun lagi, dia menuju kursi yang berada di pojok belakang dekat jendela, kursi kosong yang tersisa satu-satunya.

Yuna menoleh ke belakang, menatap bingung ke arah lelaki yang terus menunduk tadi. Lelaki bernama Cha Junho itu sekarang sedang menatap ke luar jendela, raut wajahnya tidak menampakkan ekspresi sama sekali.

"Kaku banget, kaya robot," Yuna bergumam.

***

Pak Seungyeon keluar kelas setelah mengakhiri materi pembelajarannya. Waktu sudah menunjukkan saatnya istirahat.

"Huaaaa.. akhirnya selesai, pala udah pusing banget hadeh.." keluh Yuna, sembari merenggangkan tubuhnya.

"Banyak ngeluhnya, belajar tuh yang niat makannya!" Lia yang duduk di belakang Yuna menimpali.

"Iya iyaa, masih ada hari esok elah, ntar gua belajar yang bener kapan-kapan."

"Keburu kiamat ege," Ryujin menyeletuk.

"Kalo ngomong suka gak difilter! Lu ngomong ke jauhan!"

"Udah jangan gelud, kantin aja hayu," Yeji melarai.

Lee Chaeryeon berdiri dari duduknya, dia langsung tersenyum antusias mendengar Yeji mengajak ke kantin, "kuylah, ya kali gak kuy."

"Kalian duluan aja gih, nanti gua nyusul."

Chaeryeong menatap Yuna bingung, "kenapa? Tumbenan amat."

"Gua mau ngerjain tugas yang belum selesai."

"Hah?! Kok lu jadi rajin?!" Chaeryeong kaget.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'm not a robot. [ONESHOOT]Where stories live. Discover now