02

25.6K 3K 301
                                    

hari ini jadwal piket haechan bersama mark dan sahabatnya, tiba tiba mark mendatangi meja haechan dan menggerakkan mejanya membuat haechan kaget.

"haechan gantiin gue piket ya, gue ada urusan, dan kelas ini harus bersih sama lo ngerti!"

"bersihin ya chan." ucap mark dan ia menyuruh yeonjun dan lucas menuang sampah yang berada di bak sampah, membuat kelas jadi berantakan dan haechan menahan nangis karena ia harus membersihkan kelasnya dengan ekstra, sedangkan ia harus bekerja.

"cabut guys!" mark meninggalkan haechan yang sekarang mengangkat kursinya hingga ia melihat soyeon yang datang ke kelasnya.

"chan."

"kenapa yeon?"

"ini biar gue yang beresin, lo pergi kerja aja sana."

"ngga usah yeon, aku ngga mau kena masalah sama mark."

"udah ngga papa, kerjaan lo lebih penting lagian lo bisa telat."

"yaudah, maaf ya jadi ngerepotin kamu."

"ngga chan, sebagai tanda terima kasih dulu lo pernah nolongin gue."

"yaudah aku duluan."

.

.

.

haechan memasuki cafe tempat ia bekerja, ia langsung berganti baju dan siap melayani pelanggan yang datang hari ini.

haechan terpaksa harus kerja karena suruhan ayahnya, karena ayahnya selalu meminta uang dari haechan kalau haechan tidak memberikan uangnya haechan akan di pukul, atau di hukum di kunci di gudang.

jam 9 malam akhirnya haechan selesai bekerja, dan bersiap akan pulang sesampainya di rumah ia mendapati ayahnya yang duduk menunggu haechan.

"a-ayah."

"berikan aku uang haechan!"

"aku belum dapet gaji ayah, jadi aku ngga punya uang."

"jangan bohong! ini apa kamu sengaja menyembunyikan ya!"

"t-tidak ayah."

"dasar anak sialan." ayahnya langsung menampar keras pipi haechan membuat sudut bibirnya berdarah haechan berteriak kesakitan ketika ayahnya menentang perutnya, "dasar anak ngga tau diri!" ayahnya langsung meninggalkan haechan yang menangis menahan sakit di pipi dan perutnya.

.

.

.

renjun mendapati haechan wajah haechan yang memar, membuatnya ia khawatir dan langsung menghampiri haechan.

"lo di pukul ayah lagi?"

"emm."

"kenapa ngga bilang gue."

"gue ngga mau lo kena pukul sama ayah gue ren ren."

"ayo kita ke uks."

"ngga usah renjun."

"udah nurut sama gue."

di uks renjun langsung merawat luka haechan, bahkan renjun sampai menangis melihat luka baru, dan luka yang sudah mengering.

"lo kenapa bikin gue khawatir terus chan, gue ngga tega liat lo di giniin."

"sst, ren ren jangan nangis aku ngga papa."

"lo bila ngga papa terus, padahal hati lo sakit banget di giniin." haechan menangis dan langsung memeluk tubuh renjun dengan erat.

"makasih banyak, kamu selalu baik sama aku."

"jangan gini lagi chan, lo berhak bahagia."

to be continued

don't forget to vote and comment thank you see next chapter sorry for typos....

✓ bully | MarkhyuckWhere stories live. Discover now