Mafia 35

48.7K 5.6K 493
                                    

Berantakan.

Adalah satu hal yang tertangkap mata Jeno dan Mark saat keduanya baru saja memasuki kafe milik Jaehyun.

"Panggil Jung Jaehyun kesini! Dia harus bertanggung jawab!" teriak seorang wanita berpakaian glamour namun dengan make up yang terlihat berantakan.

"Tolong tenang nona. Letakkan pisaunya, itu berbahaya" bujuk beberapa pengunjung kafe yang masih ada disana.

"Kami sudah menghubungi tuan Jung untuk kesini" ucap salah seorang pegawai.

"Ada apa ini?" tanya Mark seolah bingung dengan apa yang sedang terjadi.

"Mundur! Jangan mendekat!" seru wanita itu seraya mengarahkan pisaunya kearah Mark yang berjalan mendekatinya.

"Beraninya kau membuat kekacauan dan mengganggu pelanggan disini Bibi" kesal Mark sementara Jeno terlihat memilih melangkah melalui sisi lain ruangan.

"Aku tidak akan pergi kemanapun sebelum Jung Jaehyun kesini! Dia harus bertanggung jawab"

"Bertanggung jawab?" tanya Mark dengan nada heran.

"Yeah. Aku tengah mengandung anaknya" jawab wanita itu yang mengundang tawa dari Jeno yang sudah berdiri dibelakangnya.

"Lucu sekali. Bahkan Ayahku saja mungkin tidak mengenalmu" sarkas Jeno yang menahan pisau yang dipegang wanita itu dengan tangannya sendiri.

"Kenapa kau harus mempermalukan dirimu sendiri Bibi?" tanya Jeno kemudian sedikit menunduk untuk berbisik ditelinga wanita itu.

"Bahkan jika kau mati sekalipun, Ayahku tidak akan peduli" lanjut Jeno dengan nada dingin yang membuat wanita itu seketika mendorong tubuh Jeno kasar hingga pisau yang tadi dipakainya terjatuh sementara dia terlihat melangkah mundur dengan takut-takut.

"Siapa kau!" teriak wanita itu histeris seraya menatap bergantian kearah Mark dan Jeno yang kompak menyeringai sementara orang-orang yang ada disana hanya diam tanpa berani mendekat.

"Harusnya kami yang tanya Bibi. Siapa kau yang sudah berani membuat kekacauan untuk meminta pertanggung jawaban Ayahku yang bahkan tidak mengenalmu" balas Mark sedikit meninggikan suaranya dan menatap tajam wanita didepannya itu.

"Aku tidak punya urusan dengan kalian! Aku hanya ingin Jung Jaehyun!" teriak wanita itu seraya mengacak rambutnya hingga membuat keadaannya semakin kacau.

"Ck. Memalukan sekali. Asal tau saja-- aku benci sekali dengan penyihir sepertimu" kesal Jeno yang menunduk mengambil pisau yang tadi di pakai wanita itu.

Jeno tersenyum tipis melihat darah dari luka ditangannya dan kembali menatap wanita didepannya.

"Kau sudah salah jika ingin main-main dengan kami Bibi. Jika kulihat dari besarnya perutmu kurasa itu paling tidak berusia lima atau empat bulan. Ck. Bahkan Ayahku tidak punya waktu hanya untuk sekedar jalan-jalan karena kesibukan kami. Hamil? Anak Jung Jaehyun? Jangan bercanda. Ayahku tidak tertarik dengan wanita sepertimu. Kutebak-- kau itu hanya seseorang yang kebetulan kenal dengan Ayahku dan jatuh cinta dengan wajah tampannya"

"Adikku benar. Karena itu kau berencana menjebak Ayah kami dengan anak yang kau kandung? Begitu. Alasanmu terlalu klasik. Kami sudah sering menangani beberapa orang yang sepertimu sebelumnya" imbuh Mark dengan tatapan merendahkan.

"Kau harusnya senang Bibi kali ini kami akan memperlakukanmu dengan baik. Kasihan bayimu. Dia tidak tau apa-apa dengan rencana gila ibunya" lanjut Mark lagi yang membuat Jeno tersenyum miring.

"Apa yang kalian lakukan!" teriak wanita itu lagi berusaha melangkah mundur.

"Menurutmu apa lagi? Kami akan membantumu" ucap Jeno yang bergerak cepat menahan lengan wanita itu dan mengikatnya dengan tali hoodie miliknya yang entah sejak kapan dia lepas.

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Where stories live. Discover now