"Dengar penyihir. Aku masih berbaik hati denganmu sekarang karena aku kasihan dengan bayimu. Tapi--jika kau masih berani mengganggu keluargaku, bukan hal yang sulit untukku melenyapkanmu" bisik Jeno ditelinga wanita itu bersamaan dengan datangnya beberapa orang berpakaian medis.

"Bawa saja dia. Sepertinya dia terguncang akan sesuatu, hati-hati jangan sampai dia melukai bayinya" ucap Mark yang berakting kasihan dan memasang wajah iba melihat keadaan wanita yang tengah diseret menuju mobil ambulance itu.

"Tuan. Ada apa? Kemana mereka akan membawanya?" tanya salah satu pelanggan pada Mark.

"Owh. Mereka akan membawanya kembali ke rumah sakit jiwa. Dia kabur dari sana kemarin" bohong Mark yang membuat semua orang akhirnya mengangguk paham.

"Kasihan tuan Jung. Karena terlalu tampan sampai sangat banyak orang-orang yang mengaku-ngaku seperti tadi" ucap salah seorang karyawan pada temannya.

"Kau benar" setuju temannya itu.

"Kita kemana setelah ini? Pertunjukannya cukup singkat ternyata" ucap Mark seraya menyisir rambut hitamnya dengan jari.

"Hyung lupa ini hari apa? Kita kembali ke markas untuk melapor pada Ayah dulu. Setelah itu kita kerumah kakek" balas Jeno yang memilih melepaskan hoodie hitamnya hingga menyisakan kaos lengan pendek seperti biasa.

"Kau sudah pikirkan tema untuk pesta ulang tahunmu lusa?" tanya Mark saat keduanya baru saja memasuki mobil dan mulai melaju menuju markas.

"Hollywood party. Aku ingin pesta yang berkelas" jawab Jeno dengan nada sombong yang membuat Mark tertawa.

"Kurasa Kakek cantik akan senang dengan tema yang tergolong normal itu. Bagaimana dengan hadiah? Kau ingin sesuatu dariku?"

"Pistol yang kau ambil dari Ayah. Aku ingin pistol itu kembali" jawab Jeno yang sepertinya masih menginginkan pistol kepunyaan Chanyeol itu.

Sayang Jeno bergerak kurang cepat dari Mark kemarin jadi dia harus kehilangan pistol keren itu.

"Aku akan membungkusnya dulu kalau begitu" kekeh Mark yang membuat Jeno tertawa senang.

"Yess. Kau memang hyung terbaik yang pernah ada"

"Tentu saja. Aku kakakmu satu-satunya" ucap Mark yang sedikit menyerngit saat mendengar bunyi ponsel Jeno.

"Siapa?"

"Jisung. Ada urusan apa dia meminta bertemu?" heran Jeno saat membaca deretan pesan dari teman baik kekasihnya itu.

"Dia bilang ini mendesak. Astaga, dramatic sekali-- dia bilang ini antara hidup dan mati"

"Dimana dia ingin bertemu?" tanya Mark masih berfokus menatap jalan.

"Okey. Ini aneh"

"Kenapa?"

"Dia minta bertemu di tempat yang cukup jauh dari kota. Kurasa ada yang tidak beres hyung" ucap Jeno seraya mengetik tujuan di GPS.

"Kirim pesan pada Ayah. Katakan kita akan sedikit terlambat" balas Mark yang kemudian memacu mobilnya diatas rata-rata.

Sementara itu ditempat berbeda. Jaemin terlihat berusaha menutup mulutnya sendiri seraya menyembunyikan tubuhnya dibalik tembok.

"Dada. Jeno. Tolong aku" bisiknya takut saat mendengar suara langkah orang-orang yang mengejarnya.

"Arghh. Lepaskan aku. Apa yang kalian lakukan!" teriak Jaemin yang berusaha memberontak dari pegangan dua orang pria yang tengah menahan kedua tangannya.

"Lepaskan aku. Daddy-ku akan marah jika terjadi sesuatu padaku!"

"Memang itu yang kami mau anak kecil!"

"Kalau begitu. Kalian akan mati ditangan kekasihku!" teriak Jaemin yang masih saja memberontak saat diseret.

"Diam!" bentak salah satu pria yang tengah menyeret Jaemin dan menariknya dengan kasar.

Bugh!

Akhirnya-- sebuah pukulan dilayangkan pria yang menahan lengan kirinya hingga membuat Jaemin pingsan seketika.

"Cepat bawa dia sebelum ada yang melihat" ucap temannya yang lain dan membantu membuka pintu mobil.

"Rasakan pembalasanku Oh Sehun" ucap seorang pria berperawakan tinggi yang duduk dimobil lain saat melihat anak buahnya berhasil menangkap putra dari Oh Sehun.

"Kau sudah membuatku malu" ucapnya lagi dengan seringai licik.



.
.
.

Mrs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
Mrs.Oh

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang