[13] Bucin

2.6K 156 22
                                    

Sebelumnya

Mereka bertatapan, menarik perhatian satu sama lain, sangat amat kuat. Hingga jantung keduanya hampir mau copot karena tatapan yang semakin dalam dan intens.

"Jev.."

"Kak Disa.."

Gumam keduanya hampir bersamaan. Dan tetap tenggelam dalam tatapan mata masing-masing.

***

Masih tetap berdiri di depan pintu dan mematung, Audisa tidak bergerak sama sekali sampai Jevin memutuskan kontak mata lalu mendekat dan menarik Audisa untuk menutup pintu.

Jarak mereka yang semakin dekat dan hawa panas mulai mengelilingi, sebisa mungkin Jevin menahan diri untuk tidak bertindak apapun. Padahal jauh di dalam dirinya, ia teramat ingin untuk memeluk Audisa sekarang.

"Sabar..sabar.. Jangan agresif lagi nanti nyonya besar malah kabur.." Batin Jevin nelangsa

"Ekhem.. A..anu.." Gagap Audisa berusaha memulai percakapan. Gadis itu merasa canggung dan bingung tiba-tiba entah ingin berbicara apa. Tekadnya yang tadi sudah bulat telah pergi dan sirna. Ditambah kedua kakinya mendadak seperti jelly, tak merasakan lagi yang namanya menginjak lantai. Ambyar

Jevin pun lantas menatap mata Audisa semakin dalam lagi, "Anu apa Dis?"

"Hah.. A..apa ya aku kok lupa"

"Jangan takut, katakan saja" Lirih lelaki itu pasrah dengan raut wajah sedih

"Aku terima semua keputusan kamu Dis. Aku terserah kamu sekarang" Lanjutnya sembari menyentuh tangan Audisa, lalu menggenggamnya erat dan diletakkan pas di dada. Mengalirkan seluruh perasaan tulus dan gugupnya agar gadis itu tahu, bahwa bukan hanya dia yang deg-degan di sini, tapi Jevin juga.

Mata Audisa pun berkaca-kaca saat mendengar suara Jevin yang pasrah diiringi ketulusan. Dan tanpa aba-aba, ia langsung nyosor untuk memeluk lelaki di hadapannya sekarang. Perasaan Jevin saat ini? Mau terbanggg.

"Maafin aku Jev, kalau selama ini sering nolak dan cuek sama kamu. Huhuhu" Dengan pelukan erat, Audisa meminta maaf dan membasahi kemeja Jevin dengan air matanya. Tubuhnya yang bergetar karena tangis, dibalas pelukan oleh Jevin sembari mengelus punggung rapuh itu untuk menenangkannya

"Ssstt Dis.. Aku yang salah kok, kamu gak salah kan aku yang sering maksa. Udah jangan nangis yaa" Bujuk Jevin dan berujung isakan Audisa malah makin kencang

"Huhuhuhuhu aku yang salah Jev, kamu ndak salah huhuhu"

"Enggak Dis, aku yang salah.."

"Aku yang salah Jevin huhu"

"Jevin yang salah Kak.."

"Pokoknya aku yang salah!" bentak Audisa tiba-tiba lalu melepaskan diri dari pelukan Jevin. Menatap wajah lelaki di hadapannya sekarang dengan raut kesal. Sedangkan yang ditatap terkejut terheran-heran

"Ini Audisa salah makan ya?" batin Jevin yang diam 1001 bahasa setelah dibentak gadis pujaannya barusan

"Dis.. kamu kenap-"

"Yaudah kamu aja yang salah, ndak apa-apa. Kan kamu emang pemaksa orangnya"

JDER!

Bagai disambar petir siang bolong, Jevin hanya bisa bisa melongo mendengarkan ucapan Audisa barusan. Lelaki itu speechless hingga tak ada satu kata pun lagi yang keluar dari mulutnya. Ia hanya bisa mengangguk untuk membenarkan seluruh ucapan Audisa.

"Fix Audisa pasti salah makan" Batin Jevin lagi

Masih saling berhadapan dan belum berganti posisi, ternyata Audisa menunggu respon dari Jevin. Karena tak kunjung merespon dan peka sampai ia menghitung 10 detik di dalam hati, alhasil Jevin kena semprot lagi

My Arrogant Young BoyWhere stories live. Discover now