[5] Kiss & Kiss

21K 1K 52
                                    

Audisa.

Gadis itu tengah menangis tersedu-sedu usai menelepon Kakeknya. Mengadu perihal komputer yang di password Jevin serta masalah proposal kerja sama Adi Jaya Group yang harus segera ia serahkan besok siang, padahal file proposal itu saat ini masih berada di dalam komputer.

Bukan rasa simpatik yang di dapat Disa dari Kakeknya, melainkan sebuah omelan, nasehat, dan bahkan ancaman yang membuat gadis itu semakin menangis tak karuan.

"Kakek enggak mau tahu, pokoknya kamu yang harus cari jalan keluarnya Dis! Jangan bawa-bawa nama Jevin ke dalam masalah yang kamu buat dong, dan juga jangan cari orang dari luar untuk memperbaiki komputermu. Bisa saja orang tersebut mempunyai niat jahat lalu mencuri data-data penting perusahaan kita dan menjualnya pada perusahaan lain. Ngerti kan kamu Dis? Yaudah Kakek take off dulu, nama Kakek udah di panggil dari tadi."

Kata-kata serta ancaman Kakeknya masih terus terngiang jelas di telinga Disa yang saat ini terduduk di atas sofa.

"Jangan bawa-bawa nama Jevin ke dalam masalah ini? Cih!" Ucap Disa sarkas

"Jelas jelas yang menyebabkan ini semua terjadi itu dia Tuan Yusuffff! Dasar lelaki brengsek!" histeris Disa mengacak rambutnya lagi dengan gemas hingga menjadi kusut masai bak permen kapas

Gadis cantik itu benar-benar terlihat sangat kacau sekarang. Rambut, make up, dan juga baju kantornya sudah sangat jauh dari kata rapi

Setelah ia menelepon Jevin berkali-kali dan tidak ada satu pun jawaban, akhirnya Disa yang ditemani Jeni, memberanikan diri untuk langsung bertandang ke kantor lelaki itu. Namun apa yang mereka dapat? Jevin sedang tidak berada di tempat. Dan saat ia bertanya sampai kapan atau di mana biasa Jevin akan pergi setelah pulang kantor, resepsionis maupun sekretarisnya tidak ada yang
dapat menjawab. Sebab sosok Jevin yang dingin dan juga sulit di jangkau, membuat semua orang sangat minim mengetahui perihal atasan mereka itu. Lagian kan Jevin baru juga bergabung sekitar beberapa minggu yang lalu.

Tak hilang akal, Disa langsung tancap gas mendatangi rumah lama Jevin yang tepat berada di sebelah rumahnya. Dan lagi, ia harus merasa kecewa, karena rumah tersebut masih terlihat kosong, dan seperti belum di huni.

Menjadi pilihan dan jalan terakhirnya, mau tak mau ia pun mengadu langsung pada Tuan Yusuf Ayantara.

Kakeknya yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Kalimantan hari ini dan baru akan pulang besok, terkaget mendengar apa yang disampaikan cucunya itu dan reflek malah memarahi Audisa sadis.

Mengingat hal itu kembali, membuat Disa semakin bertambah frustasi saja.

"Bu Audisa.."

Panggilan tersebut membuat Disa mau tak mau kembali ke alam sadarnya. Tanpa ia sadari, ternyata sedari tadi ia malah melamun sembari menitikan air mata dan mengepalkan kedua tangan nya penuh kebencian. Menatap satu titik, yaitu surat kecil tulisan Jevin tadi. Yang sekarang tampak begitu sangat mengenaskan di atas meja.

My Arrogant Young BoyWhere stories live. Discover now