Bagian 6

104 15 1
                                    


"Aku akan menggantikan posisimu" ucapan Naima membuat mataku terbelalak.

"Apa!?" Tanyaku kaget.

Nagisa POv End

Author POV

Nagisa menatap Naima dengan tidak percaya.

"Apa kau sudah gila!? Bahkan kau tidak pernah tau apa itu kasih sayang ataupun sebuah kebahagiaan! " ucap Nagisa kesal sambil menatap Naima dengan marah.

"Kau tahu Nagisa-chan, aku memang tidak tahu apa itu 'kebahagiaan'. Yang aku tahu hanya senjata api dan juga benda tajam lainnya untuk membunuh mangsaku. Aku tahu kau sudah banyak mendapatkan kasih sayang ibu hiks ~ hiks ~ jadi aku mohon. Izinkan aku memeluk ibu yang sudah bertahun tahun aku tinggalkan." Kali ini Naima berkata dengan lirih sambil meneteskan air mata.

"Apa maksudmu? Apa kau seorang... pembunuh?" Tanya Nagisa penasaran dan sedikit mengantung kata-katanya.

"Iyah. Kau benar, aku memang seorang pembunuh bayaran, aku di ajari ayah membunuh agar aku bisa bertahan hidup." Jawab Naima lagi lagi menatap Nagisa.

Nagisa jadi tidak tega melihat Naima. Bahkan ia berfikir hal buruk apa yang membuat Naima menjadi seorang pembunuh.
Bahkan ia tal tahu jika ia punya seorang kakak.

"Apa kau ingin membunuhku juga?" Tanya Nagisa lagi memberanikan diri menatap mata Naima yang berbeda dari matanya.

"Hah? Ahahaha ~ Aku tidak akan sekejam itu Nagisa-chan~ kau tahu membunuh itu adalah bagian dari pekerjaanku." Jawab Naima tertawa geli dengan pertanyaan Nagisa.

"Lalu, kenapa kau ingin menjadi aku? Apa karna kau membenciku? "
Lagi lagi Nagisa bertanya. Dan itu membuat Naima menatapnya kesal.

"Apa maksudmu?? Kau ingin mengejekku? Aku ingin menjadi dirimu karna... ada yang ingin aku dekati. Dia pemuda yang tampan yang selama ini aku impikan. Dia pintar dan juga mempunyai pekerjaan yang sama denganku." Jelas Naima panjang lebar. Nagisa menatapnya heran sekaligus bingung dengan ucapannya barusan.

"Seorang pemuda? Siapa dia? Seorang murid? Atau seorang guru? Apa aku kenal dia?" Tanya Nagisa
Penasaran dengan ucapan Naima.

" Ara,.. tentu saja kau kenal, dia kan murid yang baru kenal denganmu. Aku selalu mengawasimu dan juga dia." Jawab Naima menatap Nagisa.

"Kalau aku menolak bagaimana?" Tanya Nagisa sedikit menantang. Dan itu membuat Naima menyergitkan keningnya.

"Maksudnya? Kau menolak jika aku mengantikan posisimu? Aku benci penolakkan." Ucap Naima kesal.

"Aku tahu kehidupanmu berat. Tapi, setidaknya jadilah dirimu sendiri. Bertemulah dengan ibu dan katakan bahwa kau sangat merindukannya. Itu bukankah lebih baik." Jelas Nagisa memberi nasehat.

"Mau tidak mau. Suka atau tidak, aku tetap akan mengantikan posisimu. Jadi tinggallah di sini bersama anak buahku. Mereka akan menjaga dan merawatmu. Tenang saja mereka tidak akan menyakitimu. Selama aku memainkan peranmu, kau tetaplah disini." Ucapan Naima seakan akan tak mendengarkan nasehat dari Nagisa.

Naima POV

Aku melangkahkan kakiku meninggalkan Nagisa. Aku tahu saat ini banyak hal yang sedang Nagisa pikirkan. Aku sadar aku memang kejam tapi harus aku melakukannya.

In Love With The AssassinWhere stories live. Discover now